Keterkaitan Problem Based Learning, Hidrolisis, dan Ksp Kerangka Berpikir

Gambar 2.1. Desain Penelitian Tindakan Kelas

2.6 Keterkaitan Problem Based Learning, Hidrolisis, dan Ksp

Problem Based Learning merupakan pembelajaran berbasis masalah, yaitu siswa diberikan permasalahan yang nyata di lingkungan sekitar untuk didiskusikan dan dipecahkan. Pembelajaran PBL bertujuan untuk dapat mengaktifkan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Keaktifan siswa dapat meningkatkan ketercapaian kompetensi siswa. Model problem based learning mempunyai banyak keunggulan, antara lain 1 dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata, 2 dapat membantu siswa untuk Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi Refleksi Observasi Tindakan Perencanaan mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan, disamping juga dapat mendorong untuk melakukan sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya, 3 melalui PBL bisa diperlihatkan bahwa setiap mata pelajaran pada dasarnya merupakan cara berpikir dan sesuatu yang dimengerti oleh siswa bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku saja, dan 4 pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang telah mereka miliki dalam dunia nyata Sanjaya, 2006:108 Berdasarkan keunggulan tersebut, pembelajaran bermodel PBL diharapkan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dan dapat membuat siswa mengerti dengan baik materi pada hidrolisis dan Ksp yang selama ini belum pernah menggunakan model PBL dengan praktikum. Apabila siswa mengerti dengan baik pada materi hidrolisis tersebut akan dapat meningkatkan ketercapaian kompetensi siswa yang ditinjau dari hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik.

2.7 Kerangka Berpikir

Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pembelajaran dimana siswa diberikan permasalahan yang nyata di lingkungan sekitar untuk didiskusikan dan dipecahkan. Pembelajaran PBL bertujuan untuk dapat mengaktifkan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Keaktifan siswa dapat meningkatkan ketercapaian kompetensi siswa. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni dan Widiarti 2010, pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan aktivitas belajar mahasiswa dan dapat meningkatkan ketuntasan belajar mahasiswa pada mata kuliah Praktikum Kimia Fisika. Materi pokok bahasan hidrolisis, kelarutan, dan hasil kali kelarutan merupakan suatu materi yang membutuhkan pemahaman konsep yang baik dan tepat oleh siswa, terutama dalam konsep pH dan reaksi. Apabila siswa sudah dapat memahami konsep, siswa akan mudah dalam mempelajari materi pokok tersebut. Konsep yang tepat akan dapat diperoleh apabila siswa mengalami sendiri proses pembelajaran, hal ini dapat terwujud dengan model pembelajaran PBL. PBL diharapkan dapat menjadi pembelajaran yang menyenangkan dan dapat membawa memori siswa pada memori jangka panjang. Problem based learning merupakan suatu pembelajaran yang berpusat pada siswa. Siswa dilibatkan secara penuh pada proses pembelajaran melalui adanya diskusi kelompok, praktikum, presentasi, dan sebagainya. Tahap-tahap pada PBL tersebut membuat siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran sehingga aktivitas siswa yang semula rendah diharapkan dapat meningkat dengan adanya penerapan PBL. PBL merupakan suatu pembelajaran yang mengaitkan antara materi dengan permasalahan yang ada pada kehidupan sehari-hari. Siswa bukan hanya belajar rumus-rumus pada materi hidrolisis, kelarutan, dan hasil kali kelarutan saja tetapi berusaha menyelesaikan permasalahan yang ada pada kehidupan nyata. Hal inilah yang membuat pembelajaran bermodel PBL dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa. PBL dapat meningkatkan afektif siswa. Siswa dengan adanya PBL melakukan berbagai aktivitas, contohnya presentasi yang dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa, diskusi kelompok dapat meningkatkan toleransi, santun, tanggungjawab, kerja keras, dan sebagainya yang merupakan karakter dalam kurikulum 2013. Pelaksanaan PBL diiringi dengan adanya praktikum. Praktikum yang dilakukan pada materi hidrolisis adalah praktikum pengaruh pH hidrolisis pada kehidupan ikan dan perkaratan, sedangkan pada kelarutan dan hasil kali kelarutan dilakukan praktikum pemurnian garam dapur dan penambahan ion senama. Praktikum tersebut dikaitkan pada kehidupan nyata, salah satunya pada praktikum penambahan ion senama dikaitkan dengan prinsip kerja sidik jari di kepolisian. Aspek psikomotorik siswa dapat meningkat dengan adanya praktikum tersebut karena siswa menikmati jalannya praktikum. Ketuntasan siswa dapat meningkat dengan adanya PBL karena PBL memacu siswa untuk belajar dan memecahkan permasalahan dengan adanya bimbingan dari guru. Siswa diharapkan tidak segan untuk bertanya apabila ada kesulitan. Hal ini membuat ketuntasan ssiwa meningkat. Kehadiran siswa diharapkan mencapai minimum 90 karena siswa senang dengan pembelajaran kimia yang ada. Kerangka berpikir dapat dilihat pada Gambar 2.2.

2.8 Hipotesis Tindakan