Penelitian Tindakan Kelas TINJAUAN PUSTAKA

kimia pada materi hidrolisis dan kelarutan dan hasil kali kelarutan perlu diarahkan pada pembelajaran bermodel Problem Based Learning. Pembelajaran bermodel problem based learning diharapkan dapat membuat siswa menjadi ingatan yang bersifat Long Term Memory . Menurut Rifa’i dan Anni 2011:135, memori jangka panjang LTM merupakan memori yang dapat menyimpan informasi dalam jangka waktu yang lama. Siswa membutuhkan materi pelajaran yang tersimpan dalam LTM supaya siswa tidak mudah lupa sehingga dapat mengaplikasikan kimia dalam kehidupan sehari-hari.

2.5 Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelas atau dalam bahasa Inggris dinyatakan sebagai Classroom Action Research merupakan suatu kegiatan penelitan yang berkonteks kelas yang dilaksanakan untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran dan mencobakan hal-hal baru dalam pembelajaran demi peningkatan mutu dan hasil pembelajaran Widayati, 2008. Arikunto 2010:130 menjelaskan frasa penelitian tindakan kelas dari unsur kata pembentuknya, yakni penelitian, tindakan, dan kelas. Penelitian mengacu pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara atau aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan mengacu pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Tindakan itu berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa. Kelas mengacu pada siswa yang sedang menerima pembelajaran dari guru. Penelitian tindakan kelas secara umum dilaksanakan untuk memecahkan pemasalahan-permasalahan yang terjadi di dalam kelas sehingga proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif. Di samping itu penelitian tindakan kelas dapat menumbuhkan sikap mandiri dan kritis guru terhadap situasi dan keadan di dalam kelas yang diajarnya. Adapun tujuan lain dari penelitian tindakan kelas menurut Sukanti 2008 dan Widayati 2008 yaitu : 1 Memperbaiki mutu dan praktik pembelajaran yang dilaksanakan guru demi tercapainya tujuan pembelajaran. 2 Memperbaiki dan meningkatkan kinerja-kinerja pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. 3 Mengidentifikasi, menemukan solusi dan mengatasi masalah pembelajaran dikelas agar pembelajaran bermutu. 4 Meningkatkan dan memperkuat kemampuan guru dalam memecahkan masalah-masalah pembelajaran dan membuat keputusan yang tepat bagi siswa dan kelas yang diajarnya. 5 Mengeksplorasi dan membuahkan kreasi-kreasi dan inovasi-inovasi pembelajaran misalnya pendekatan, strategi, metode, media pembelajaran. 6 Mencobakan gagasan, pikiran, kiat, cara dan strategi baru dalam pembelajaran untuk meningkatkan mutu pembelajaran selain kemampuan inovatif guru. 7 Mengeksplorasi pembelajaran yang selalu berwawasan atau berbasis penelitian agar pembelajaran bertumpu pada realitas empiris kelas, bukan semata-mata bertumpu pada kesan umum dan asumsi. Penelitian Tindakan Kelas memiliki berbagai macam model pelaksanaan, salah satunya adalah model Kurt Lewin. Model ini menjadi acuan pokok dari model PTK yang lain. Kurt Lewin inilah yang pertama memperkenalkan adanya penelitan tindakan. Konsep PTK Kurt Lewin terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan planning, tindakan acting, pengamatan observing, dan refleksi reflecting. PTK minimum dilaksanakan sebanyak dua siklus Arikunto, 2010:131 supaya permasalahan yang ada dapat dipecahkan secara tepat. Ada beberapa ahli yang mengemukakan pendapat mengenai model Penelitian Tindakan Kelas. Model yang paling dikenal dan biasa digunakan adalah model Kemmis Mc Taggart yang terdiri atas empat tahapan dalam PTK, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan observasi, dan refleksi yang dilakukan secara berulang Arikunto, 2010: 137. Model Penelitian Tindakan Kelas dapat dilihat pada Gambar 2.1. Penelitian Tindakan kelas bukanlah suatu hal yang dipaksakan karena PTK merupakan suatu penelitian yang bersumber dari masalah riil yang ada di kelas. Untuk menetapkan fokus dalam permasalahan PTK dapat dilakukan dengan cara merasakan adanya masalah, identifikasi masalah, analisis masalah, dan perumusan masalah. Gambar 2.1. Desain Penelitian Tindakan Kelas

2.6 Keterkaitan Problem Based Learning, Hidrolisis, dan Ksp