Pengertian SAVI Karakteristik SAVI

10 tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk buku- buku, film, komputer, kurikulum dan lain-lain. Yulianti Wiyanto 2009: 25 mengungkapkan bahwa model pembelajaran adalah sebuah rencana atau pola yang mengorganisasikan pembelajaran dalam kelas dan menunjukkan cara penggunaan materi pembelajaran buku, video, komputer, bahan-bahan praktikum. Yulianti Wiyanto 2009: 26 juga menyatakan bahwa istilah model pembelajaran mempunyai ciri-ciri khusus yaitu: a rasional teoritik yang logis; b ada landasan pemikiran tentang bagaimana siswa belajar; c tingkah laku mengajar agar model dapat dilaksanakan; d lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

2.2 SAVI

2.2.1 Pengertian SAVI

Belajar berdasarkan aktivitas berarti bergerak aktif secara fisik ketika belajar, dengan memanfaatkan indera sebanyak mungkin dan membuat seluruh tubuhpikiran terlibat dalam proses pembelajaran Meier, 2002: 90. Belajar dengan aktivitas secara fisik jauh lebih efektif karena pembelajaran ini dapat melibatkan sepenuhnya anggota tubuh dan indera yang dimiliki oleh siswa dibandingkan dengan belajar dengan metode ceramah dan berpusat pada guru. Gagne dalam Slameto 2010: 14 mengungkapkan bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dibagi menjadi lima kategori, yang disebut “The Domains of Learning” yaitu: 1 keterampilan 11 motoris motor skill; 2 informasi verbal; 3 kemampuan intelektual; 4 strategi kognitif; dan 5 sikap. Pembelajaran model SAVI memiliki kepanjangan Somatic, Auditory, Visualisation and Intelectually. Unsur-unsur SAVI terdiri dari Somaticsomatis yang berarti belajar dengan bergerak dan berbuat, Auditoryauditori yaitu belajar dengan berbicara dan mendengar, Visualisationvisualisasi yaitu belajar dengan mengamati dan menggambarkan dan Intellectuallyintelektual yang artinya belajar dengan memecahkan masalah dan merenung Meier, 2002: 92.

2.2.2 Karakteristik SAVI

2.2.2.1 Somatic Somatic atau “Somatis” berasal dari bahasa Yunani yang berarti tubuh-soma seperti dalam psikomatis. Jadi belajar somatis berarti belajar dengan indera peraba, kinestetis, praktis melibatkan fisik dan menggunakan serta menggerakkan tubuh sewaktu belajar Meier, 2002: 92. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, somatis artinya sesuatu yang berkaitan dengan tubuh. Jadi, somatis merupakan kegiatan belajar dengan cara melibatkan anggota tubuh seperti bergerak, berjalan dan menyentuh. Silberman 2014: 24 menjelaskan bahwa siswa kinestetik belajar terutama dengan terlibat langsung dengan kegiatan. Mereka cenderung impulsive, semaunya, dan kurang sabaran serta akan merasa terkekang apabila harus diam dan tidak melakukan sesuatu. Berdasarkan penelitian neurologis bahwa tubuh dan pikiran itu 12 adalah satu. Jadi dengan menghalangi pembelajar somatis menggunakan tubuh mereka sepenuhnya dalam belajar berarti menghalangi juga fungsi pikiran mereka sepenuhnya Meier, 2002: 93. 2.2.2.2 Auditory Auditory atau auditori berasal dari kata audio yang artinya adalah sesuatu yang dapat didengar. Kegiatan belajar yang lebih banyak dilakukan di sekolah adalah cara belajar dengan auditori namun masih terbatas pada siswa yang hanya mendengarkan penjelasan dari guru sedangkan kegiatan siswa dalam berbicara dan mengungkapkan masih rendah. Kebutuhan mendengar dan berbicara sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Mendengar dapat memberi kita informasi mengenai apa yang disampaikan oleh orang lain dan berbicara merupakan upaya kita untuk mengungkapkan apa yang ingin disampaikan. Belajar auditori merupakan belajar dengan berbicara dan mendengar. Pikiran manusia lebih kuat daripada yang disadari, telinga terus menerus menangkap dan menyimpan informasi bahkan tanpa disadari. Menurut Meier 2002, 95, belajar auditori merupakan cara belajar standar bagi semua masyarakat sejak awal sejarah. Belajar dengan auditori dapat menggunakan pengulangan dengan meminta siswa menyebutkan kembali konsep, Guru menggunakan variasi vokal berupa perubahan nada, kecepatan dan volume DePorter et al., 2005: 85. Dalam merancang pembelajaran yang menarik bagi siswa diperlukan kegiatan yang merangsang siswa untuk tertarik mendengarkan dan berani 13 mengungkapkan sesuatu. Hal ini dapat dilakukan dengan meminta siswa untuk membicarakan apa yang sedang dipelajari dalam kelas dan mengungkapkan kesimpulan dari kegiatan pembelajaran. 2.2.2.3 Visualisation Ketajaman visual, meskipun lebih menonjol pada sebagian orang, sangat kuat dalam diri setiap orang. Alasannya bahwa di dalam otak terdapat lebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual daripada semua indera yang lain. Belajar dengan cara visualisasi dapat membantu pembelajar melihat inti masalah dari materi yang sedang dipelajari. Setiap orang terutama pembelajar visual lebih mudah belajar jika dapat “melihat” apa yang sedang dibicarakan seorang penceramah atau sebuah buku atau program komputer. Pembelajaran visual belajar paling baik jika mereka dapat melihat contoh dari dunia nyata, diagram, peta gagasan, ikon, gambar, dan gambaran dari segala macam hal ketika mereka sedang belajar Meier, 2002: 98. Menurut Silberman 2014: 28 siswa visual berbeda dengan siswa auditori, yang biasanya tidak sungkan-sungkan untuk memperhatikan apa yang dikerjakan oleh guru, dan membuat catatan. Kegiatan kerja ilmiah sangat memungkinkan bagi siswa untuk belajar secara visual dengan mengamati dan menggambarkan kasus atau fenomena yang sedang dipelajari. 2.2.2.4 Intelectually Menurut Meier 2002: 99, kata “intelektual” menunjukkan apa yang harus dilakukan pembelajar dalam pikiran mereka secara internal ketika mereka 14 menggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu pengalaman dan menciptakan hubungan, makna, rencana dan nilai dari pengalaman tersebut. “Intelektual” adalah bagian diri dari merenung, mencipta, memecahkan masalah, dan membangun makna. Meier juga mengungkapkan bahwa intelektual adalah pencipta makna dalam pikiran; sarana yang digunakan manusia untuk “berpikir”, menyatukan pengalaman, mencipta jaringan saraf baru, dan belajar. Karakteristik SAVI yang telah diuraikan kemudian dapat digabungkan sehingga kegiatan belajar dapat berlangsung optimal dan memenuhi kebutuhan belajar siswa yang memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Keempat unsur SAVI dapat digabungkan melalui beberapa kegiatan siswa, misalnya orang dapat belajar sedikit dengan menyaksikan presentasi V, tetapi mereka dapat belajar jauh lebih baik dan dapat melakukan sesuatu ketika presentasi sedang berlangsung S, membicarakan apa yang sedang mereka pelajari A, dan memikirkan cara menerapkan informasi dalam presentasi tersebut pada pekerjaan mereka I Meier, 2002: 100. Unsur-unsur yang terdapat dalam SAVI dapat membantu siswa yang memiliki gaya belajar yang berbeda-beda sehingga dapat diterapkan di kelas.

2.3 Kerja Ilmiah

Dokumen yang terkait

Penerapan pendekatan savi : somatic, auditory, visual, intellectual untuk meningkatkan disposisi matematik siswa

0 26 0

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, INTELLECTUAL (SAVI) TERHADAP KEMAMPUAN PEMODELAN MATEMATIS DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMP.

0 1 12

Penerapan Pendekatan Savi (Somatic Auditory Visualization Intellectually) Dalam Pembelajaran Ipa Materisifat-Sifat Cahayauntuk Meningkatkan Keterampilan Poses Sains Siswa.

0 2 30

Penerapan Model Pembelajaran Savi (Somatic, Auditory, Visualisation, Intelectual)Untuk Meningkat Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Seni Tari Tari Di Kelas VIII SMP N Bandung.

1 4 26

BAB IV HASIL PENELITIAN - PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAVI (SOMATIC, AUDITORY, VISUALIZATION, AND INTELLECTUALLY) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ARITMETIKA SOSIAL KELAS VII SMPN 1 NGUNUT TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAI

0 0 25

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Model Pembelajaran Somatic Auditory Visualization Intellectually (SAVI) terhadap Hasil Belajar Siswa

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Model Pembelajaran Somatic Auditory Visualization Intellectually (SAVI) terhadap Hasil Belajar Siswa

0 0 47

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, INTELLECTUALY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

0 4 9

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN PENDEKATAN SOMATIC AUDITORY VISUALIZATION INTELLECTUALLY (SAVI) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 15 MAKASSAR

0 0 227

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN PENDEKATAN SOMATIC AUDITORY VISUALIZATION INTELLECTUALLY (SAVI) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 15 MAKASSAR

0 0 227