13
IV. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Oktober 2006. Lokasi penelitian berada di dalam kawasan Kampus IPB Darmaga.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan yaitu: meteran, tali tambang, jaring, jarum suntik, kertas papilot, alkohol 70, field guide kupu-kupu, pinset, kotak spesimen,
sterofoam , jarum pentul, kamper dan tally sheet. Bahan atau obyek yang
digunakan adalah jenis kupu-kupu dan habitat yang ada di Kampus IPB Darmaga.
C. Jenis Data yang Dikumpulkan
1. Data Primer
Data primer diperoleh dari pengamatan secara langsung di lapangan. Data primer yang dikumpulkan terdiri atas: karakteristik habitat, meliputi struktur dan
komposisi vegetasi serta tipe vegetasi. Jenis dan populasi kupu-kupu pada setiap tipe habitat.
2. Data Sekunder
Data sekunder yang dikumpulkan adalah kondisi fisik dan kondisi biologi kawasan Kampus IPB Darmaga. Kondisi fisik kampus meliputi letak dan luas
lokasi penelitian. Untuk kondisi biologis meliputi kondisi flora dan fauna.
D. Metode Pengambilan Data
1. Data Primer
Data primer yang diambil yaitu karakteristik habitat dan populasi jenis kupu-kupu. Data karakteristik habitat yang diambil meliputi komposisi vegetasi
dan jenis vegetasi. Pengambilan data vegetasi menggunakan analisis vegetasi. Analisis vegetasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi vegetasi
pada habitat kupu-kupu. Kegiatan ini bermanfaat untuk mengetahui angka nilai penting. Angka ini dapat digunakan sebagai parameter tumbuhan untuk
mengetahui tingkat dominasi suatu jenis tumbuhan pada suatu daerah. Dari data
14 lapangan yang terdiri dari jenis dan jumlah masing-masing individu tumbuhan,
luas penutupan tajuk masing-masing jenis tumbuhan dapat dihitung frekuensi relatif, kerapatan relatif dan dominasi relatif Kartono 2000.
Kegiatan inventarisasi tumbuhan dilakukan pada masing-masing tipe habitat. Metode yang digunakan adalah metode garis berpetak. Data yang
dikumpulkan untuk tingkat semai dan pancang hanya jenis dan jumlah individu. Untuk tingkat tiang dan pohon adalah jenis pohon, jumlah individu tiap jenis dan
diameter setinggi dada. Bentuk jalur berpetak untuk inventarisasi tumbuhan disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2. Bentuk jalur inventarisasi tumbuhan dengan metode garis berpetak keterangan: A 2 x 2m
= tingkat pertumbuhan semai B 5 x 5m
= tingkat pertumbuhan pancang C 10 x 10m = tingkat pertumbuhan tiang
D 20 x 20m = tingkat pertumbuhan pohon Untuk pengambilan data populasi kupu-kupu dilakukan dengan metode
transek. Metode transek ini merupakan metode standar dalam melakukan monitoring populasi kupu-kupu The Wildlife Trusts 2001. Pengambilan data
untuk populasi kupu-kupu ini kawasan Kampus IPB Darmaga dibagi ke dalam delapan tipe habitat, yaitu: 1 arboretum lansekap, 2 hutan alam Al Hurriyah, 3
hutan tanaman Akasia belakang kampus FKH, 4 hutan tanaman sengon belakang gedung rektorat, 5 Gymnasium, 6 kawasan DAR Fakultas
Kehutanan, 7 perumahan dosen Jalan Jati dan 8 kebun percobaan Cikabayan. Penentuan tipe habitat ini mewakili daerah hutan areal nomor: 1, 2 dan 6,
perairan areal nomor: 3 dan 4 dan ekoton areal nomor: 5, 7 dan 8. Gambaran umum lokasi penelitian tersaji dalam Gambar 3, sedangkan peta lokasi penelitian
disajikan pada Gambar 4. A
B D
D C
C A
Arah jalur B
15
Gambar 3. Lokasi penelitian di Kampus IPB Darmaga
Gambar 4. Peta lokasi penelitian di Kampus IPB Darmaga Pengambilan data kupu-kupu dengan menggunakan metode transek,
masing-masing tipe habitat dibuat jalur transek dengan panjang 500 m dan lebar transek 20 m. Jumlah jalur transek pada setiap tipe habitat sebanyak satu buah.
Bentuk jalur inventarisasi kupu-kupu dengan metode transek tersaji pada Gambar 5.
1 arboretum lansekap; 2 hutan alam Al Hurriyah; 3 hutan tanaman Akasia belakang kampus FKH; 4 hutan tanaman sengon belakang gedung rektorat; 5 Gymnasium,
6 kawasan DAR Fakultas Kehutanan; 7 perumahan dosen Jalan Jati dan 8 kebun percobaan Cikabayan
5 7
3
8
6 2
1 4
16
Gambar 5. Bentuk jalur inventarisasi kupu-kupu dengan metode transek Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan dan penanganan
sampel inventarisasi kupu-kupu yaitu: membuat transek, melakukan penangkapan
kupu-kupu, identifikasi
dan perhitungan
jumlah individu
kupu-kupu. Penangkapan kupu-kupu ini dilakukan dengan mengikuti arah dan panjang
transek. Berdasarkan aktivitas kupu-kupu, maka penangkapan kupu-kupu dilakukan pada pukul 09.00–12.00 WIB dengan kondisi cuaca yang cerah.
Setelah tertangkap, kupu-kupu tersebut diidentifikasi dan ditabulasikan berdasarkan jenis, jumlah yang ditemukan dan lokasi ditemukan.
Seluruh kupu-kupu yang ditangkap bagian thorax disuntik dengan Alkohol 70 sebanyak ±3 tetes. Kupu-kupu yang telah disuntik kemudian dibungkus ke
dalam kertas papilot untuk menghindari kerusakan ketika di lapangan. Sampel tersebut kemudian dimasukkan ke dalam kotak plastik yang kedap air
tupperware dan diberi kamper agar tidak berbau busuk. Untuk identifikasi kupu-kupu dikeluarkan dari kertas papilot kemudian sayapnya direntangkan pada
sterofoam dan selanjutnya dicocokkan dengan gambar yang ada di fieldguide
LIPI Cibinong yang dipakai sebagai acuan dalam identifikasi. Acuan yang digunakan untuk tata urutan taksonomi kupu-kupu mengacu pada buku yang
berjudul The Butterfly Handbook karangan L.D Miller dan J.Y. Miller tahun 2004. Setelah sampel diidentifikasi, sampel tersebut didokumentasikan foto
dan di figura untuk dijadikan koleksi. Data tentang jenis kupu-kupu yang telah diidentifikasi dan dihitung jumlah populasinya, kemudian akan disajikan seperti
pada Tabel 2.
plot 2
plot 1
20 m 20
m
panjang total 500 m arah jalur
10 m
jeda
17 Tabel 2. Contoh rekapitulasi data hasil penangkapan kupu-kupu
Jumlah Jenis berdasarkan tipe habitat 1
2 3
i Jenis
Kupu- kupu
O E
O E
O E
O E
Jumlah 1
1 .
1
x
E
1.1 1
. 2
x
E
2.1 1
. 3
x
E
3.1 1
. i
x
E
i.1 1
.
x
2
2 .
1
x
E
1.2 2
. 2
x
E
2.2 2
. 3
x
E
3.2 2
. i
x
E
i.2 2
.
x
3
3 .
1
x
E
1.3 3
. 2
x
E
2.3 3
. 3
x
E
3.3 3
. i
x
E
i.3 3
.
x
4
4 .
1
x
E
1.4 4
. 2
x
E
2.4 4
. 3
x
E
3.4 4
. i
x
E
i.4 4
.
x
K
k
x
. 1
E
1.k k
x
. 2
E
2.k k
x
. 3
E
3.k k
i
x
.
E
i.k k
x
.
∑x
. 1
x
. 2
x
. 3
x
. i
x
.
x keterangan: O = Observed value atau nilai pengamatan
E = Expected value atau nilai harapan
2. Data Sekunder