Lanjutan Lampiran 4. Strategi WO menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk
memanfaatkan peluang maka disimpulkan Strategi Empat pemisahan tugas pertahanan di laut dengan tugas kamtibnas di laut.
Strategi WT menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman maka disimpulkan Strategi Lima peremajaan dan
penambahan sarana prasarana alat utama.
b. Hasil AHP
1. Tampilan Hasil Akhir Komputerisasi AHP
2. Hasil Pengolahan Bobot dan Prioritas Level 4 terhadap Level 5
Lanjutan Lampiran 4. 3. Hasil Pengolahan Akhir dengan menggunakan Program AHP
4. Hasil Pengolahan Bobot dan Prioritas Level 2 terhadap Level 1
Lanjutan Lampiran 4. 5. Hasil Pengolahan Bobot dan Prioritas Level 4 terhadap Level 3
6. Hasil Pengolahan Bobot dan Prioritas Level 5 terhadap Level 4
Lampiran 5. Photo Pelabuhan Tanjung Emas dan kapal aparat negara di laut
Dermaga Samudera Pelabuhan Tanjung Emas Dermaga Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Emas
Lanjutan Lampiran 5.
Alur Masuk Pelabuhan Tanjung Emas dari jarak 3 Mil Alur Masuk Pelabuhan Tanjung Emas dari jarak 1 Mil
Lanjutan Lampiran 5.
Pangkalan Kapal-Kapal Aparat Negara dilihat dari sebelah Timur Pangkalan Kapal-Kapal Aparat Negara dilihat dari sebelah Barat
Lanjutan Lampiran 5.
Kapal Polisi Kapal KPLP
Lanjutan Lampiran 5.
Kapal TNI AL Jenis Paarchim Klas Kapal TNI AL Jenis K-28 M
6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1 Studi kasus penelitian penegakan hukum dan SAR di laut perairan Pelabuhan Tanjung Emas menghasilkan temuan dan penilaian
kemampuan aparat Negara di laut pada masa damai. Kondisi tersebut tidak berbeda jauh dan mendekati sama dengan di perairan pelabuhan
besar di Indonesia lainnya seperti di Pelabuhan Tanjung Perak, Tanjung Priok, Belawan, dan Makasar.
2 Banyaknya instansi penegak hukum dan SAR di laut 14 instansi dengan fungsi dan tugas yang berbeda mengakibatkan hasil penegak hukum dan
SAR di laut tidak efektif dan efisien. 3 Berbagai tipe dan jenis kapal patroli yang berfungsi menegakan hukum
dan SAR di laut menurut misi masing-masing instansi mengakibatkan pemborosan biaya pembangunan kapal, pemeliharaan kapal dan
pngoperasian kapal dalam penegakan hukum dan SAR di laut. 4 Dalam masa damai diperlukan satu otoritas nasional pemerintah untuk
penegakan hukum dan SAR di laut yaitu dengan membentuk satu badan tunggal yang memiliki wewenang penegakan hukum di laut seperti yang
telah dilaksanakan oleh berbagai negara yang meratifikasi konvensi maritim internasional.
5 Untuk mewujudkan satu lembaga penegakan hukum di laut diperlukan 5 tahapan strategi dengan urutan prioritas sebagai berikut :
1 Strategi Pengintergarasian tugas dan fungsi kapal aparat negara di laut pada masa damai.
2 Strategi penggunaan teknolgi informasi sistem NSW dan ASW untuk pencapaian tugas yang efisien dan efektif.
3 Strategi pemisahan tugas pertahanan di laut dengan tugas Kamtibmas di laut secara proposional dan konsisten.
4 Strategi peningkatan SDM maritim yang profesional 5 Strategi peremajaan dan penambahan sarana prasarana serta jumlah
alat utama secara bertahap dan berkesinambungan. 6 Keterbatasan kemampuan ekonomi negara dalam pembangunan nasinal
di bidang kelautan dapat diseimbangkan dengan kekuatan dan peluang ekonomi Indonesia yang ditemukan pada letak geografis Indonesia
diposisi silang, mempunyai pengaruh besar untuk melancarkan lalu lintas internasional sebagai penopang perdagangan internasional.
7 Galanggan kapal nasional telah mampu membangun kapal-kapal aparat negara tipe K-12, K-28, K-36, dan FPB-57 jenis kapal patroli non
kombatan dengan persenjataan buatan dalam negeri untuk memelihara kesinambungan armada kapal aparat negara pada masa damai.
6.2 Saran
1 Perlu segera disusun suatu program dan kegiatan rencana pengintegrasian kapal-kapal aparat negara multi fungsi yang dipayungi hukum dalam
bentuk Undang-Undang 2 Perlu dilakukan sosialisasi untuk mendapatkan dukungan dari seluruh
departemen yang terkait dengan persetujuan lembaga eksekutif maupun legislatif negara karena dalam pengintregasian tersebut membutuhkan