Saran Pengembangan fungsi kapal dan tugas aparat negara di laut dalam rangka penegakan hukum SAR di perairan Indonesia
kewenangan yang diatur mencakup kewenangan penyidikan, dan pengelolaan aset.
3 Pengembangan fungsi dan tugas kapal aparat negara telah mendesak untuk segera dilakukan dalam era perdagangan Internasional dan
globalisasi 4 Perlu suatu langkah awal, yaitu pengintegrasian kapal-kapal aparat negara
non militer untuk difungsikan antar depertemen multifungsi, tidak sekedar mengemban fungsi sektoral saja.
5 Penggunaan teknologi informasi NSW dan ASW akan sangat membantu tugas multifungsi kapal aparat negara.
6 Perlu dilakukan pelatihan SDM secara bertahap dan sistematis, untuk pelaksanaan multifungsi kapal aparat negara.
7 Rencana para pakar kemaritiman untuk membentuk lembaga tersendiri menangani keamanan laut dapat didukung dengan melakukan langkah-
langkah seperti yang telah di uraikan di atas.
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita R. 2006. Pembangunan Kelautan dan Kewilayahan. Yogyakarta: Graha Ilmu. 123 hlm.
Adrianto L. 2005. Implementasi CCRF dalam Perspektif Negara Berkembang. Jurnal Hukum Internasional
volume 2 Nomor 3 April 2005. Depok: Lembaga Pengkajian Hukum Internasional, Fakultas Hukum Universitas
Indonesia. hlm 469. Ariadno MK. 2005. Kepentingan Indonesia Dalam Pengelolaan Perikanan Laut
Bebas. Jurnal Hukum Internasional volume 2 Nomor 3, April 2005. Depok: Lembaga Pengkajian Hukum Internasional, Fakultas Hukum
Universitas Indonesia. hlm 507.
Bakar A. 2005. Menanti Kehadiran Coast Guard, Banyaknya Aparat Penegak Hukum di Laut. Mingguan Maritim 367:2-3.
Bakar A. 6 April 2006. Membuka Tabir Single Window. Harian Kompas:21. Dahuri R. 2001. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara
Terpadu . Jakarta: PT. Pradnya Paramita. hlm 78.
Darmawan. 2005. Indonesia Dalam Kerjasama Perikanan Tangkap Regional: Tinjauan Aspek Dasar Kesiapan dan Implementasinya Dewasa Ini. Jurnal
Hukum Internasional volume 2 Nomor 3, April 2005. Depok: Lembaga
Pengkajian Hukum Internasional, Fakultas Hukum Universitas Indonesia. hlm 487.
David FR. 1997. Strategic Management, 6
th
edition. New Jersey: Prentice Hall. hlm 203-224.
Djalal H. 2005. Kerjasama Perikanan Dalam Forum Negara-negara Anggota LorARC. Jurnal Hukum Internasional volume 2 Nomor 3, April 2005.
Depok: Lembaga Pengkajian Hukum Internasional, Fakultas Hukum Universitas Indonesia. hlm 457.
Djemat CMY. 2005. ISPS Code diterapkan di Pelabuhan Perikanan Samudera Jakarta, mungkinkah [sebuah wacana]. Jurnal Hukum Internasional
volume 2 Nomor 3, April 2005. Depok: Lembaga Pengkajian Hukum Internasional, Fakultas Hukum Universitas Indonesia. hlm 546.
[DKP] Departemen Kelautan dan Perikanan. 2000. Strategi Dasar Pembangunan Kelautan di Indonesia
. Jakarta: DKP.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. hlm 645.
Dunn WN. 2000. Analisis Kebijaksanaan Publik. Bandung: Hanindita. Eriyatno. 1999. Ilmu Sistem Meningkatkan Mutu dan Efektivitas Manajemen.
Bogor: IPB Press. hlm 19-25. Fauzi A. 2005. Kebijakan Perikanan dan Kelautan. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama. hlm 42. Fisher. 2000. Mengelola Konflik: Ketrampilan dan Strategi untuk Bertindak.
Jakarta: The British Council Indonesia. hlm 23-50. Gie TL, Toha M. 1976. Efisiensi Kerja bagi Pembangunan Negara. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press. hlm 76. Kamaludin LM. 2005. Indonesia Sebagai Negara Maritim dari Sudut Pandang
Ekonomi . Malang: UMM Press. hlm 53-69.
Kantor Adminstrator Pelabuhan Tanjung Emas. 2005. Sistem dan Prosedur Pelayanan Jasa Kepelabuhan di Pelabuhan Tanjung Emas
. Semarang. hlm 29-33.
Markas Besar TNI-AL. 1993. Pokok-Pokok Pikiran tentang Keamanan Laut. Setumal Cilangkap
. Jakarta. Markas Besar TNI-AL. 2001. Konsep Kebijakan Maritim Indonesia Sebagai
Sumbang Pemikiran Kepada Negara dan Bangsa Indonesia . Jakarta:
Setumal Cilangkap. Markas Besar TNI-AL. 2002. Pokok-Pokok Pikiran TNI Angkatan Laut tentang
Keamanan Laut . Jakarta: Setumal Cilangkap.
Marimin. 2003. Proses Hirarki Analitik C. Bogor: Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. hlm 3-5.
Monintja DR. 2005. [Suatu tanggapan terhadap] Rencana Aksi Internasional Untuk Pencegahan, Penghambatan dan Penghapusan Kegiatan
Penangkapan Ikan yang melanggar Hukum tidak dilaporakan dan tidak diatur.
Nurhayati TK. 2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Eska Media. hlm 44, 100.
Pelabuhan Indonesia III Cabang Tanjung Emas. 2005. Tanjung Emas Port Directory
. Semarang. hlm 13-16.
Purnomo, SH, dan Zulkieflimansyah. 1996. Manajemen Strategi Sebuah Konsep Pengantar
. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. hlm 71-73.
Rangkuti F. 2002. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. hlm 19-20.
Saaty TL. 1983. Decision Making For Leaders: The Analytical Hierarchy Process for Decision in Complex World
. Pittsburh: RWS Publication. Santosa D. 2004. Pokok-Pokok Hukum Perkapalan. Yogyakarta: UII Press. hlm
10. Soewarso. 1986. Wawasan Nusantara, Ketahanan Nasional dan Pertahanan
Keamanan Matra Laut . Seskoal. Jakarta: Bumi Cipulir.
Suryadi K, Ramadhan A. 2002. Sistem Pendukung Keputusan. Suatu Wacana Struktural Idealisasi dan Implementasi Konsep Pengambilan Keputusan
. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. hlm 130.
Suyono. 2005. Shipping: Pengangkutan Intermodal Ekspor Impor Melalui Laut. Jakarta: Penerbit PPM. hlm 73-114.
Syahbana. 2006. Keberhasilan Single Window tergantung Konsistensi Pemerintah. Mingguan Maritim
390:2-3. Umar H. 1999. Riset Strategi Perusahaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
DAFTAR SINGKATAN ABK
AFTA AIS
APBN APEC
ASW BPOM
BUMN CCRF
CR CSO
DKP DLKP
DPC EC
EDI EMKL
GAFEKSI GATT
General Arrangement GT
IMO INFA
ISSC ISW
IUU Fishing JICA
KPLP
MARPOL
= Anak Buah Kapal = Asean Free Trade Area
= Automatic Identification System = Anggaran Pendapatan Belanja Negara
= Asia Pacific Economi Coorporation = ASEAN Single Window
= Badan Pengawasan Obat dan Makanan = Badan Ussaha Milik Negara
= Code of Condact for Responsiible Fisheries = Concitency Ratio
= Company Security Officer = Departemen Kelautan dan Perikanan
= Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan = Dewan Pimpinan Cabang
= Expert Choice = Electronic Data Information
= Ekspedisi Muatan Kapal Laut = Gabungan Forwarder dan Ekspedisi Indonesia
= General Agreement on Tariffs and Trade = Gambar Rencana Umum
= Gross Ton = International Maritime Organization
= Indonesia Forwarder Association = International Ship Security Certificate
= Indonesian Single Window = Illegal Fishing, Unreported Fishing, Unregulated Fishing
= Japan International Coorporation Agency = Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai
= Marine Pollution Prevention = Monitoring Control and Surveilance
MCS NAFTA
NSW ORGANDA
PBB PP
RUU SBNP
SOLAS SSA
SSAS SSO
SSP STCW
Sumda SWOT
TKBM TZMKO
UNCLOS ZEE
= North America Free Trade Area = National Single Window
= Organisasi Angkutan Darat = Persatuan Bangsa-Bangsa
= Peraturan Pemerintah = Rancangan Undang-Undang
= Sarana Bantu Navigasi Pelayaran = Safety of Life at Sea
= Ship Security Assesment = Ship Security Alert System
= Ship Security Officer = Ship Security Plan
= Standard of Training Certification and WatchKeeping for Seafarers
= Sumber Daya = Strength, Weakness, Opportunity, and Threat
= Tenaga Kerja Bongkar Muat = Teritorial Zee en Marietieme Kringen Ordonantie
= United Nations Conference on the Law of the Sea = Zone Economie Exlusive
Lampiran 1. Daftar responden dan jabatannya
No Nama Jabatan
1 Drs. Sukardi, M.Si Administrator Pelabuhan Tanjung Emas Kepala
Kantor 2 Toto Sugiatno Semingan
Bea Cukai Pelabuhan Tanjung EmasKepala Kantor Wilayah Jawa Tengah
3 Kol. Laut P Ian Simamora Komandan Pangkalan TNI AL SemarangKolonel Laut
4 AKBP Drs. Sukadji Kepala Direktorat Polisi Air Jawa TengahAKBP
5 Budi Prayitno Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa TengahKepala
Kantor 6 Ir. Abdul Rochim, MM
Dinas Perhubungan danTelekomunikasi Jawa Tengah Kepala Kantor
7 Ir. Achmad Baroto, Msc General Manager PT Persero Pelindo III Cabang
Tanjung Emas Semarang 8 AKP Umi Maryati, SIK
Kepala KP3 Tanjung Emas SemarangAKP 9 Letda Laut P Goeroeh Ardiyanto Komandan Kapal Angkatan Laut KAL Bengkoang
10 Kasno Komandan Kapal KPLP KNP 337
Lampiran 2. Jawaban responden untuk analisis SWOT Petunjuk pengisian :
Pada kolom Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Berikan tanda
√ = S
etuju X = Tidak Setuju
No
Faktor Strategis Internal
Kekuatan Kelemahan
Pendapat para responden
1 2 3 4 5
6 7
8 9
10 1 2
3 4 5
6 7
8 9
10
1 Pelabuhan Tanjung Emas sbg
Terminal Point=Gateway link Industrial Port dan pusat distribusi
logistik muatan kapal Prop. Jawa Tengah
√ √ √ √ √ √ √ √ √ x x √ √ √ √ √ √ √ √ √
2 Kegiatan ekonomi masyarakat yg
mulai pulih,akan berpengaruh pd meningkat nya arus barang dan
kunjungan kapal √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3 Industri potensial Jawa Tengah
seperti meubeller jati, karoseri mobil, rokok kretek, tekstilbatik,
perikanan, pariwisata, elektronik dan lain-lain. Impor bahan baku dan
ekspor produksi menggunakan kapal laut melalui pelabuhan
Tanjung.Emas.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4 Populasi Jateng propinsi terbesar
kedua di Indonesia √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5 Tanjung Emas memiliki dermaga
dan terminal peti kemas yg berkembang pesat.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
6 PP 812005 tentang BakorKamla
sbg lembaga non struktural koordinasikan berbagai instansi yg
berkaitan dgn Kamla
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
7 Inpres 52005 tentang azas
cabotage , akan memacu jumlah
kapal milik pengusaha nasional
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
8 Tanjung Emas sbg pangkalan kpl
patroli: Ditpolair, KPLP Adpel, Bea Cukai Lanal
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
9 Galkap di Tanjung Emas, mampu
membangun kapal patroli aparat untuk kamtibmas
.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
10 Penggunaan NSW ASW efektif
efisien √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Lanjutan Lampiran 2.
No
Faktor Strategis Internal
Kekuatan Kelemahan
Pendapat para responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11 Terbatasnya kemampuan teknologi
SDM pelayanan jasa pelabuhan.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
12 Msyrkt anggap pelabuhan sbg dae-
rah yg birokrasi biaya tinggi.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
13 Lambatnya prkmbangn
hinterland blm dptgunakn fas. plbhn scr maks.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
14 Tngkt pndangkalan alur pelayaran
kolam tinggi, drainase kota blm terpelihara baik, pncemarn lingk. dr
limbah industriasbgn DLK pelabuhan msh sering terkena rob.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
15 Jmlh dan kmampuan kpl patroli
aparat di perairanpelabuhan Tanjung Emas terbatasminim.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
16 Bakorkamla msh gabungkan tugas-
tugas kpl petroli militer untuk tugas pertahanankamtibmas non militer
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
17 Bakorkamla blm tegas dlm bertindak hadapi mslh – mslh
dilapangan yg bevariasi, karena sebatas koordinasi.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
18 Blm memiliki sat khusus tangani
kamla tugas non militer yg diamanahkan dalam UNCLOS ‘82
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
19 Fas.sarana prasarana pangkalan
kpl-kpl patroli blm memenuhi kelayakan.
.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
20 praktek suappungli banyak ditemui di sekitar perairan
pelabuhan Tanjung.Emas.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
21 Kpl aparat bekerja scr sektoral blm
terintegrasi utk mencapai efisiensi.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Lanjutan Lampiran 2.
No
Faktor Strategis Eksternal
Peluang Ancaman
Pendapat para responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Sumber minyak bumi blok Cepu
tingkatkan aktifitas ekonomi kelautan di perairan pelabuhan
Tanjung Emas.
√ √ √ √ x √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2 Inpres 52005 tentang asas
cabotage beri peluang usaha
pelayaran nasional utk kuasai transportasi laut,
√ √ √ x √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ x √ √ √
3 Sistem ekspor impor NSW
memperkecil biaya overhead, hilangkan pungli, perpendek
birokrasi.
√ √ √ √ √ x √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4 ISPS Code
di pelabuhan Tanjung Emas utk melakukan perdagangan
internasional
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ x √ √ √ √
5 Para pakar kelautan dukung satu
lembaga tangani keamanan dan penjagaan laut
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
6 Ngr maju yg gunakan lintas
transportasi laut RI, inginbantu satkamla yg tdk utk kuat militer
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ x √ √ √ √
7 JICA Jepang tlh sedia utk
kembangkan,latih bantu KPLP dan Ditpolair
√ √ √ √ x √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Lanjutan Lampiran 2.
No
Faktor Strategis Eksternal
Peluang Ancaman
Pendapat para responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
8 Aksi terorisme, kebakaran dan
sabotase
√ √ √ √ √ √ x √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
9 Kapal-kapal nelayanalat tangkapnya dptanjunganggu lalu
lintas keluar masuk kapal
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ x √ √ √ √ √
10 Pencurian muatan kpl, peralatan
kapal atau inventaris kapal.
√ √ √ x √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
11 Masuknya org-org yg tdk berke
pentingan ke lingk. terbatas atau adanya penumpang gelap
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
12 Penggunaan kpl utk kegiatan ilegal
yg bertujuan utk membuat insiden keamanan.
.
√ √ √ √ √ √ √ x √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
13 Penggunaan roda empat atau jenis
kendaraan lainya sbg alat angkut bom utk penghancuran masuk
pelabuhan yg sulit utk dicegah krn memanfaatkan sarana msyrkt
kecillemah. bom mobil
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ x √ √ √
14 Praktek KKN di lingk. aparat
Negaraswasta msh blm dpt diatasi sepenuhnya krn melakukan praktek
gelap mengambil kelengahan menyuap aparat
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ x √ √ √
Lanjutan Lampiran 2. Dalam rangka mempermudah proses komputerisasi dikarenakan jumlah responden
sepuluh orang, maka elemen-elemen SWOT diperingkas sebagai berikut :
No Faktor Strategis Internal
Kekuatan Kelemahan Pendapat para responden
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10
1 Pelabuhan Tanjung Emas sbg Terminal Point=Gat
eway link Industrial Port 2
Kegiatan ekonomi msyrkt yg mulai pulih 3
Impor ekspor produksi gunakan kapal laut via pelabuhan Tanjung.Emas
4 azas cabotage, akan memacu jmlh kpl milik
pengusaha nas. 5
Penggunaan NSW ASW efektif efisien
1 Terbatasnya kemampuan teknologi SDM pelayanan
jasa pelabuhan 2
Jmlh dan kmampuan kpl patroli aparat di perairanpelabuhan Tanjung Emas terbatasminim
3 Bakorkamla msh gabungkan tugas-tugas kpl petroli
militer untuk tugas pertahanankamtibmas non militer
4 Bakorkamla blm tegas dlm bertindak hadapi mslh –
mslh dilapangan yg bevariasi, karena sebatas koordinasi
5 praktek suappungli banyak ditemui di sekitar
perairan pelabuhan Tanjung.Emas
Faktor Strategis Eksternal Peluang
Ancaman 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
1 Sistem ekspor impor NSW memperkecil biaya
overhead, hilangkan pungli, perpendek birokrasi 2
ISPS Code di pelabuhan Tanjung Emas utk
melakukan perdagangan internasional 3
Para pakar kelautan dukung satu lembaga tangani keamanan dan penjagaan laut
4 Ngr maju yg gunakan lintas transportasi laut RI,
inginbantu satkamla yg tdk utk kuat militer 5
JICA Jepang tlh sedia utk kembangkan,latih bantu KPLP dan Ditpolair
1 Aksi terorisme, kebakaran dan sabotase
2 Kpl-kpl nelayanalat tangkapnya dptanjunganggu
lalu lintas keluar masuk kpl. 3
Masuknya org-org yg tdk berke pentingan ke lingk. terbatas atau adanya penumpang gelap
4 Penggunaan kpl utk kegiatan ilegal yg bertujuan utk
membuat insiden keamanan 5
Praktek KKN di lingk. aparat Negaraswasta msh blm dpt diatasi sepenuhnya
Lanjutan Lampiran 2. Pembobotan, Rating, dan Skor Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal
Faktor Internal
No. Kekuatan Bobot
Rating Skor
1 2
3 4
5
Ekonomi maritim meningkat
Pakai azas Cabatage
NSW,ASW efektif
ISPC Code diterapkan Pelabuhan International
0.05
0.15
0.05
0.15 0.10
4
3
4
3 3
0.50
0.15
0.40
0.10 0.15
1.30
No. Kelemahan Bobot
Rating Skor
1 2
3 4
5
Bekerja sektoral, SDM lemah
Jumlah kapal, sarana prasarana minimal KKN Pungli
Bakorkamla kerja koordinasi dominan susun kebijakan
5 instansi Kamla tumpang tindih antar tugas han kantibmas
0.15
0.10 0.05
0.05