Urutan analisis proses hirarki Teknik analisis data

3 Synthesis of Priority Dari setiap matriks pairwise Comparison kemudian di cara eigen vector-nya untuk mendapatkan local priority. Karena matriks pairwise comparison terdapat pada setiap tingkat, maka untuk mendapatkan global priority harus dilakukan sintesa di antara local priority dan prosedur melakukan sintesa berbeda menurut bentuk hirarki. Pengurutan elemen-elemen menurut kepentingan relative melalui prosedur sintesa priority setting. 4 Logical Consistency Konsistensi mempunyai arti bahwa obyek-obyek yang serupa dapat sikelompokkan sesuai keragaman dan relevansi serta menyangkut tingkat hubungan antara objek-objek yang didasarkan pada criteria tertentu. Jika penilaian tidak konsisten maka proses harus diulang supaya memperoleh nilai yang lebih tepat. Dalam penilaian kepentingan relative 2 dua elemen berlaku aksioma reciprocal artinya jika elemen i dinilai 3tiga kali lebih penting dari j, maka elemen j harus sama dengan 13 kali pentingnya disbanding elemen i, di samping itu, perbandingan 2 elemen yang sama akan menghasilkan angka 1, artinya sama penting. Jika terdapat n elemen, maka akan diperoleh matriks pairwise comparison berukuran n x n. banyaknya penilaian dalam penyusunan matriks ini adalah nn-12 karena matriksnya reciprocal dan elemen-elemen diagonal=1.

3.4.2.2 Urutan analisis proses hirarki

Pengolahan data dengan menggunakan analisis SWOT dan AHP terhadap strategi dan penyusunan Program dalam rangka Pengembangan fungsi dan tugas kapal aparat negera di objek penelitian digunakan alur analisis sebagai berikut :

3.4.2.3 Teknik analisis data

Penelitian ini dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan pada bagian sebelumnya. Teknik analisis data yang digunakan dilakukan dengan urutan sebagai berikut : 1 Batasan Kriteria Menentukan kriteria dari faktor-faktor yang dianalisis yaitu faktor-faktor yang terlibat dalam menetapkan strategi pengembangan fungsi dan tugas kapal aparat sipil negara dalam satu lembaga di laut. Identifikasi Penyusunan Hierarchy Pengisian Matriks Individu Menentukan Faktor Prioritas Revisi Pendapat • Memakai program expert choice • Alternatif pengembangan di dapat dari evaluasi terhadap : - Fokus - Tujuan - Faktor - Aktor • Hierarchy disusun atas 5 tingkat Gambar 9. Flowchart proses analisis dengan metode AHP Ya Tidak Pengujian CR Penyusunan Matriks Gabungan Pengolahan Data Menentukan nilai terkecil K dan nilai terbesar B pada setiap faktor yang dianalisis. Penetapan ini untuk memperoleh batasan kriteria ukuran batasan untuk setiap kriteria. Menetapkan batasan ukuran kriteria digunakan rumus sebagai berikut : dimana: Bu = Batasan Ukuran n = jumlah sampel m = jumlah jawaban per item ƒ Ukuran setiap kriteria ditetapkan dengan cara sebagai berikut : Batasan Kriteria Penerapan Strategi Lembaga Sipil Tunggal LST Kriteria utk Tingkat Kepentingan faktor Strategi LST K .... K+Bu Sangat Buruk Sangat Tidak Berguna K + Bu + 1 .... K + 2Bu Buruk Tidak Berguna K + 2Bu + 1 .... K + 3Bu Biasa Biasa K + 3Bu + 1 .... K + 4Bu Baik Berguna K + 4Bu + 1 .... B Sangat Baik Sangat Berguna 2 Menentukan Faktor Prioritas Berbagai pendapat yang diberikan responden akan dianalisa dengan menggunakan penilaian komparasi berpasangan untuk menentukan faktor prioritas. Proses penyusunan tingkat prioritas dilakukan melalui data primer yang didapatkan langsung dari objek penelitian dan data sekunder yang didapatkan dari studi pustaka data yang dianalisis diberikan tingkatan struktur sumber data atas sasaran utama yang akan dicapai Fokus, kegunaan penelitian untuk maksud yang ditetapkan Tujuan, kendala mampu peluang yang dihadapi di objek penelitan Faktor, pelaku yang berperan sesuai dengan tujuan penelitian Aktor yang nm-1 m Bu = selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan alternatif pengembangan yang konsisten dengan pendapat para responden. Struktur tingkatan pengelompokan data digambarkan seperti Gambar 10. Gambar 10. Proses pengolahan data metode AHP 3 Matriks Individu Penilaian pendapat individu berasal dari hasil komparasi berpasangan tiap elemen terhadap elemen lainnya akan membentuk matriks A. Misalkan apabila Ci dibandingkan dengan Cj, maka aij merupakan nilai matriks pendapat hasil komparasi yang mencerminkan nilai tingkat kepentingan Ci terhadap Cj 4 Matriks Gabungan Matriks pendapatanjungabungan merupakan susunan matriks baru yang elemen-elemennya berasal dari rata-rata geometrik elemen matrik pendapat individu yang rasio konsistennya CR memenuhi syarat. Formulasi rata-rata tersebut adalah : Sasaran utama yang akan dicapai Kendala maupun peluang yang dihadapi Pelaku yang berperan sesuai tujuan penelitian Maksud dan tujuan Kegunanaan penelitian Fokus Faktor Tujuan Aktor Alternatif pengembangan Dimana : n Gij aij k k m = jumlah responden = elemen matrik pendapatanjungabungan pada baris ke-1 dan kolom ke-j = elemen matriks pendapat individu pada baris ke-1 dan kolom ke-j untuk matrik pendapat individu dengan CR yang memenuhi persyaratan ke-k = 1,2,… m = jumlah matrik pendapat individu dengan CR yang memenuhi persyaratan 5 Pengolahan Horisontal Pengolahan horizontal digunakan untuk menyusun prioritas elemen-elemen keputusan pada setiap tingakat hierarki keputusan tahapan perhitungan yang dilakukan pada pengolahan data tersebut, menggunakan formula sebagai berikut : 1 Perkalian baris dengan rumus : 2 Perhitungan vector prioritas dengan rumus 3 Penghitungan nilai Eigen maksimum λ max dengan rumus m Gij = ∏ aij k k= 1 m VEi Vektor eigen = ∏ aij k k= 1 VPi Vektor Prioritas = m ∑ VE i=1 VEi n n VA Vektor antara = aij x VP dengan VA = VAi VB Vektor eigen = dengan VB = VBi n ∑ λ max nilai eigen maks = i =1 untuk i= 1,2, … ,n VA VB VB n 4 Perhitungan indeks konsistensi CI dengan rumus : 5 Perhitungan indeks konsistensi CI dengan rumus : Random Indeks dikeluarkan oleh Oak Ridge Laboratory dan matriks berorde 1-15 dengan menggunakan sample berukuran 100. Tabel RI Saaty, 1980 dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Nilai Indeks Acak RI matriks 1-15 dengan sample 100 Saaty, 1980 Nilai rasio konsistensi CR 0.1 merupakan nilai yang mempunyai tingkat konsistensi yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan dalam jawaban responden. 6 Revisi Pendapat Revisi pendapat dilakukan apabila rasio konsistensi CR pendapat tidak konsisten atau CR 0.1, revisi pendapat dilakukan dengan mencari deviasi maksimal dan barisan aij dan WiWj dengan merevisi baris yang mempunyai nilai besar. N RI N RI N RI 1 0.00 6 1.24 11 1.51 2 0.00 7 1.32 12 1.48 3 0.58 8 1.41 13 1.56 4 0.90 9 1.45 14 1.57 5 1.12 10 2.49 15 1.59 CR Ratio Consistency = Dimana : RI = Indeks Acak Random Indeks CI RI CI Index Consistency = λ max - n n - 1 n I maks = ∑ j=1 aij – WiWj 7 Pengolahan vertikal Pengolahan vertical digunakan untuk menyusun prioritas pengaruh setiap elemen terhadap sasaran utama. Apabila Cij didefinisikan sebagai nilai prioritas pengaruh elemen ke-j pada tingkat ke-1 terhadap sasaran utama. Dimana i j k = 1,2,…,p = 1,2,…,r = 1,2,…,s = nilai prioritas pengaruh elemen ke-j pada tingkat ke-1 terhadap elemen ke-t pada tingkat di atasnya i-t dari hasil pengolahan horizontal. = nilai prioritas pengaruh elemen ke-t pada tingkat ke-i- 1 terhadap sasaran utama, yang diperoleh dari hasil pengolahan vertical = jumlah tingkat hierarki keputusan = jumlah elemen yang ada pada tingkat ke-i = jumlah elemen yang ada pada tingkat ke-i-1 Jika dalam hierarki terdapat 2 faktor yang tidak berhubungan keduanya tidak saling berpengaruh, maka nilai prioritas sama dengan nol. Vektor prioritas vertical untuk tingkat ke-1 CV didefiniskan sebagai : CV = Cvij untuk j = 1,2,…,s 3.4.2.4 Sistem utama hirarki proses Berdasarkan struktur tingkatan pengelompokkan sumber data terdiri atas Fokus, Faktor, Aktor dan Tujuan dan menemukan alternatif strategi, maka dapat disusun sistem utama AHP yang melibatkan seluruh elemen yang terlibat di objek penelitian seperti pada Gambar 11. n Cvij = ∑ j=1 Chij t, i – 1 x Vwt q - 1 FAKTOR FOKUS ALTERNATIF STRATEGI STRATEGI 1 STRATEGI 2 STRATEGI 3 STRATEGI 4 STRATEGI 5 Pengusaha maritimPelindo Masyarakat maritim LSM Akademisi Regulasi Pemerintah Kapal Aparat Negara Pengembangan Fungsi dan Tugas Kapal Aparat di Laut Pelanggaran dokumen.kpl dan muatannya KKN dan Pungli Pengrusakan h.bakau T.karang Aksi teroris ,pencurian , sabotase kec.laut Bencana alam , rob dan lain-lain Penyelundupan Terjaminnya Keamanan Usaha maritim Kesejahteraan masyarakat maritim Lancarnya perdaganganintern nasional Keselamatan Jiwa dan material Kelestarian lingkungan Berkembangnya Ekonomi Kelautan Gambar 11. Sistem utama hirarki proses AKTOR TUJUAN 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Efektivitas dan Efisiensi Fungsi Kapal dan Tugas Aparat Negara di laut Perairan Pelabuhan Tanjung Emas Lembaga atau institusi yang terlibat dalam pengelolaan ekonomi dan sumber daya kelautan di perairan Pelabuhan Tanjung Emas dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu: 1 unsur instansi pemerintahan, 2 unsur instansi penyelenggara fasilitas pelabuhan, dan 3 unsur organisasi asosiasi dan perusahaan pengguna jasa. Fungsi dan tugas masing-masing unsur tersebut sebagai berikut: 1 Unsur Instansi Pemerintahan : 1 Kantor Administrator Pelabuhan Tanjung Emas Semarang Menyelenggarakan pemberian pelayanan keselamatan pelayaran di daerah lingkungan kerja dan daerah lingkungan kepentingan`pelabuhan untuk kelancaran angkutan laut. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, kantor administrasi pelabuhan ditetapkan sebagai pemegang fungsi koordinasi dan wewenang untuk mengkoordinasikan kegiatan instansi pemerintah yang terkait dan BUMN Pelabuhan guna menjamin kelancaran tugas operasional pelabuhan serta menyelesaikan masalah- masalah yang dapat mengganggu kegiatan operasional pelabuhan. Dalam melaksanakan tugasnya dilengkapi dengan kapal negara dan senjata api 2 Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tanjung Emas Semarang Melaksanakan tugas dan fungsi pemerintahan tentang pembinaan, pengaturan dan pengawasan atas lalu lintas barang melalui pelabuhan dalam rangka pengamanan keuangan negara. Dalam melaksanakan tugasnya dilengkapi dengan kapal negara dan senjata api. 3 Kantor Imigrasi kelas I Semarang Melaksanakan fungsi pemerintahan tentang pembinaan, pengaturan dan pengawasan atas lalu lintas orang asing melalui pelabuhan. Instansi ini juga bila diperlukan dapat dilengkapi kapal negara. 4 Kantor Kesehatan Pelabuhan kelas II Semarang Melaksanakan fungsi pemerintahan tentang pembinaan, pengaturan dan pengawasan atas terselenggaranya kesehatan di pelabuhan, baik di darat maupun di atas kapal guna penularan penyakit. 5 Balai Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan kelas I Tanjung Emas Semarang Melaksanakan fungsi pemerintahan tentang pembinaan, pengaturan dan pengawasan lalu lintas hewan, ikan dan tumbuhan serta pengamanan terhadap tumbuhan flora dan satwa fauna langka. 6 Balai Pengendali Peredaran Hasil Hutan wilayah Semarang Melaksanakan fungsi pemerintahan tentang pengaturan, pengawasan dan pengendalian lalu lintas hasil hutan kayu dan non kayu yang masuk dari luar Pulau Jawa impor danatau antar area dalam wilayah Indonesia serta yang keluar dari Pulau Jawa ekspor danatau antar area dalam wilayah Republik Indonesia yang melalui Pelabuhan Tanjung Emas Semarang 7 Distrik Navigasi kelas III Semarang Melaksanakan fungsi pemerintahan tentang penyediaan, pengawasan, pemeliharaan dan perawatan sarana bantu navigasi pelayaran SBNP di daerah lingkungan kerja pelabuhan DLKR dan daerah lingkungan kepentingan pelabuhan DLKP guna menjamin keselamatan pelayaran. Dalam melaksanakan tugasnya dilengkapi dengan kapal bantu navigasi. 8 Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Jawa Tengah Dalam melaksanakan tugasnya di perairan Pelabuhan Tanjung Emas belum dilengkapi kapal pengawas ikan 9 Balai Besar Penelitian Penangkapan Ikan BBPPI DKP Dalam melaksanakan tugasnya dilengkapi dengan kapal survei dan kapal latih penelitian 10 Kesatuan Pelaksana Pengamanan Pelabuhan KPPP Tanjung Emas Menangani keamanan dan ketertiban umum di dalam daerah lingkungan kerja pelabuhan. Secara teknis operasional, KPPP berada dibawah wewenang dan koordinasi kantor administrator pelabuhan, namun secara administrasi berada di bawah Polresta Semarang Timur. Dalam melaksanakan tugasnya di perairan kolam Pelabuhan Tanjung Emas belum dilengkapi speed boat maupun perahu karet. 11 Direktorat Kepolisian Air Kepolisian Daerah Jawa Tengah Ditpolair adalah unsur pelaksana utama Polisi Derah Polda yang berada dibawah Kapolda yang bertugas menyelenggarakan fungsi kepolisian perairan mencakup patroli termasuk penanganan pertama terhadap tindak pidana dan pencarian serta penyelematan kecelakaan di wilayah perairan, dan pembinaan masyarakat pantaiperairan serta pembinaan fungsi kepolisian perairan dalam lingkungan Polda Jateng. Dalam melaksanakan tugasnya Ditpolair menyelenggarakan fungsi : 1. Pembinaan fungsi kepolisian perairan dalam lingkungan Polda Jateng. 2. Penyelenggaraan pemeliharaan dan perbaikan fasilitassarana kapal dalam lingkungan Polda Jateng. 3. Penyelenggaraan patroli, termasuk penegakan hukum di wilayah perairan dan pembinaan masyarakat pantai. 4. Penyelenggaraan bantuan pencarian dan penyelamatan kecelakaan SAR di lautperairan. Dalam melaksanakan tugasnya dilengkapi kapal patroli polisi. 12 Pangkalan Angkatan Laut Semarang Melaksanakan tugas pertahanan, menegakkan hukum dan menjaga keamanan di wilayah perairan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Dalam melaksanakan tugasnya dilengkapi dengan kapal perang KRI dan KAL. 13 Kejaksaan Negeri Cabang Pelabuhan Tanjung Emas Sebagai instansi yang melaksanakan penyidikan dan penuntutan kepada para pelanggar hukum di laut dan mengajukan perkara ke pengadilan. 2 Unsur Instansi Penyelenggara Fasilitas Pelabuhan 1 PT. Pelabuhan Indonesia III Cabang Tanjung Emas Semarang. Melaksanakan tugas dan penyediaan jasa pelabuhan dalam rangka menunjang kelancaran arus kapal, penumpang, barang dan hewan. 2 Terminal Peti Kemas Semarang. Melaksanakan tugas pemberian pelayanan jasa handling peti kemas 3 Unsur Organisasi Asosiasi dan Perusahaan Pengguna Jasa. 1 Unsur Organisasi Asosiasi, terdiri dari : • DPC INSA Semarang, yaitu Dewan Pimpinan Cabang organisasi yang beranggotakan para pemilik perusahaan pelayaran nasional di Semarang yang mempunyai tugas dan misi memperjuangkan aspirasi dan kepentingan ekonomi bagi anggotanya. • DPC Pelayaran Rakyat Semarang, yaitu Dewan Pimpinan Cabang organisasi yang beranggotakan para pemilik perusahaan pelayaran rakyat di Semarang yang mempunyai tugas dan misi menghimpun aspirasi dan perjuangan kepentingan ekonomi bagi anggotanya. • DPC Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia Semarang, yaitu Dewan Pimpinan Cabang organisasi yang beranggotakan para pemilik perusahaan bongkar muat di Semarang yang mempunyai tugas dan misi menghimpun aspirasi dan perjuangan kepentingan ekonomi bagi anggotanya. • GAFEKSIINFA, yaitu organisasi yang beranggotakan para pemilik perusahaan ekpedisi muatan kapal laut EMKL dan freight forwarding Jasa Pengurusan Transportasi, yang mempunyai tugas dan misi menghimpun aspirasi dan memperjuangkan kepentingan ekonomi anggotanya • DPC Khusus ORGANDA Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, yaitu Dewan Pimpinan Cabang organisasi yang beranggotakan para pemilik perusahaan angkutan trailertruck yang melakukan kegiatan operasional di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang dan bertugas mengakomodir aspirasi dan memperjuangkan kepentingan ekonomi para anggotanya. • Koperasi Tenaga Kerja Bongkar Muat TKBM, yaitu koperasi yang berusaha dan bertugas menyediakan sejumlah tenaga kerja sesuai permintaan perusahaan bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang dalam rangka melakukan kegiatan bongkar muat barangpeti kemas. 2 Unsur Perusahaan Pengguna Jasa Pelabuhan terdiri dari : • Perusahaan pelayaran. • Perusahaan pelayaran rakyat. • Perusahaan bongkar muat. • Perusahaan EMKL • Perusahaan jasa pengurusan transportasi. • Perusahaan angkutan trailertruck Pada hakekatnya penegakan hukum di laut pada masa 30 tahun terakhir ini tidak dapat ditangani oleh satu instansi saja, karena negara membuat Undang- Undang untuk memberikan mandat kepada beberapa instansi pemerintah. Lembaga yang mempunyai fungsi dan berwenang penegakan hukum di laut dapat dimatrikulasi pada Tabel 12. Tabel 12. Aspek legal kewenangan lembaga penegak hukum di perairan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang LANAL SMG DITPOL AIR POLDA JATENG PPNS BEA CUKAI TG EMAS ADPEL TG EMAS SMG PPNS DKP JATENG PPNS IMIGRASI KLS I SMG KARANTINA HEWANTUM KLS I SMG PPNS HUTAN WIL SMG KES KLS II SMG PPNS DIKNAS SMG PPNS BAPELDA PPNS PARSENI BUD SMG PPNS PEMDA SMG BASARNASDA TIPE B No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1 TZMKO 1939 PASAL 14 PEROMPAKAN LAIN-LAIN 2 5 1983 ZEEI 3 31 2004 PERIKANAN 4 5 1992 BENDA CAGAR BUDAYA 5 9 1992 IMIGRASI 6 21 1992 PELAYARAN 7 5 1990 KSDA 8 10 1995 KEPABEANAN 11 1995 CUKAI 9 6 1996 PERAIRAN 10 23 1997 LINGKUNGAN HIDUP 11 41 1999 KEHUTANAN 12 16 1992 KARANTINA 13 32 2004 OTDA 14 PP No 12 2000 : menunjukkan dasar UU yang dipakai dalam melaksanakan tugas oleh 14 instansi 82 INSTANSI UNDANG-UNDANG Tabel 12 tesebut menggambarkan bahwa negara dalam menyelenggarakan penegakan hukum di laut menganut sistem multi institusi dengan multi fungsi yang dalam pelaksanaannya di lapangan dapat merugikan penegakan hukum karena tidak efktif dan efisiensi di laut. • Biaya pembangunan kapal patroli oleh masing-masing institusi menyedot anggaran belanja dan pendapatan negara. • Biaya operasional penegakan hukum di laut oleh multi instansi tidak efektif.

4.2 Kapasitas Teknis, Jumlah, Jenis dan Tipe Kapal Aparat Negara di Tanjung Emas