Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan di Indonesia belum seperti yang diharapkan, karena lembaga- lembaga pendidikan belum mampu menghasilkan Sumber Daya Manusia SDM yang berkualitas. Bahkan pendidikan nasional pun dinilai gagal membangun karakter bangsa Muslich, 2007: 65. Persoalan pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Untuk itu peranan guru mempunyai pengaruh besar dalam mengembangkan potensi siswa untuk memiliki kekuatan spiritual guna pengendalian diri kepribadian, trampil dan kecerdasan. Hal ini sesuai Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 3 bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehatm berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mewujudkan hal tersebut, dibutuhkan kinerja guru pembimbing secara optimal Kinerja guru merupakan komponen penting dalam sistem pendidikan secara keseluruhan. Kinerja guru sangat menentukan keberhasilan peserta didik, terutama dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar. Kinerja guru merupakan faktor yang penting berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Hal ini sesuai pernyataan Natawijaya 2003: 5 bahwa kinerja merupakan hasil yang dicapai guru dalam melaksanakan tugasnya, baik secara kualitas maupun kuantitas. Untuk mengentaskan siswa yang berkualitas, maka guru diharapkan dapat memberikan konstribusi yang optimal 2 guna mewujudkan kompetensi dirinya dalam memberikan layanan kepada siswa, dengan berbagai pendekatan dan teknik layanan yang diperlukan siswa. Guru sebagai pekerja harus berkemampuan yang meliputi penguasaan materi pelajaran, penguasaan profesional keguruan dan pendidikan, penguasaan cara-cara menyesuaiakan diri dan berkepredian untuk melaksanakan tugasnya, disamping itu guru harus merupakan pribadi yang berkembang dan bersifat dinamis. Hal ini sesuai dengan yang tertuang dalan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 dalam Muhlisin, 2005: 49, tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban mencipatakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan kreatif, dinamis dan dialogis, mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan, dan memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi dan kedudukan sesuai kepercayaan yang diberikan. Guru PKn harus mampu mengelola komponen-komponen pembelajaran seperti kurikulum, sumber belajar, sarana dan prasarana serta iklim. Pembelajaran menjadi sesuatu yang berarti bagi kehidupan peserta didik. Guru harus dapat menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Dalam melakukan kewenangannya, seorang guru PKn dituntut memiliki seperangkat kemampuan guru mata pelajaran Permediknas No. 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru, Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Dalam pembelajaran PKn, kemampuan berpikir kritis, sistematis, logis, kreatif sangat diperlukan untuk pencapaian kecakapan hidup yang ingin dicapai oleh Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan mampu dilakukan siswa setelah melalui proses belajar. Adapun ciri-ciri Kurukulum Berbasis Kompetensi menurut Nurhadi 2004 : 18 adalah : a Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa 3 baik secara individual maupun secara klasikal; b Berorientasi pada hasil belajar learnng outcomes dan keragaman; c Pencapaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi; d Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif; e Penilaian menekankan pada proses dan belajar dalam upaya mencapai suatu kompetensi. Badan Penelitian dan Pengembangan Balitbang Depdiknas 2003 : 2 mengusulkan dua agenda perbaikan antara lain, perbaikan guru dan fasilitas belajar. Perbaikan kualitas guru penting untuk perbaikan transfer pengetahuan terhadap siswa. Sedangkan perbaikan fasilitas belajar perlu diperhatikan agar tidak terjadi curang yang terlalu lebar antara kualitas pendidikan siswa Indonesia dengan Negara lain. Menurut Gibson yang dikutip oleh Ilyah 1999 : 57 untuk mencapai kinerja yang baik ada tiga kelompok variabel yang mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja yaitu: Pertama, variabel individu, yang meliputi kemampuan dan ketrampilan, latar belakang keluarga, tingkat sosial, pengalaman, umur, etnis, jenis kelamin; Kedua, varaibel organisasi, yang mencakup antara lain : Sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur, desain pekerjaan; Ketiga, variabel psikologis, yang meliputi : persepsi, sikap, kepribadain, belajar, motivasi. Menurut Nurhadi 2004 : 12-13 dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, guru harus mempunyai kualifikasi dan kompetensi khususnya untuk menunjang pencapaian kompetensi lulusan pada satuan pendidikan. Tercapainya tujuan pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di atas sangat ditentukan oleh kinerja guru yang sehingga dapat menigkatkan kualtas pendidikan Nasional dan secara khusus pembelajaran PKn. Menurut Nurhadi 2004:15 bahwa dimensi kompetensi pada kinerja guru dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah motivasi kerja. 4 Motivasi kerja adalah perilaku yang ditujukandiarahkan pada tujuan- tujuan organisasi dan yang memiliki aktivitas-aktivitas yang mengarah pada tujuan Teguh dan Rosidah, 2003:101. Sebagai kegiatan yang mengakibatkan penyaluran dan pemelihara perilaku guru, motivasi dapat sebagai faktor yang mempengaruhi kinerja guru PKn. Hal ini sesuai pernyataan Mangkunegara 2001: 133 menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang adalah motivasi. Guru tidak akan termotivasi untuk mencapai suatu tingkat kinerja yang optimal, kecuali pimpinan mempertimbangkan harapan-harapan tinggi tersebut benar-benar realistis dan bisa dicapai. Jika guru didorong untuk berusaha mencapai tujuan-tujuan yang tidak bisa dicapai, kemungkinan sekali mereka akan berhenti mencoba dan menetapkan hasil-hasil yang lebih rendah dari yang mampu mereka hasilkan Livingston dalam Thoha, 2001: 49 Penelitian tentang kinerja guru pernah dilakukan oleh Indrawati 2006: 69. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya variabel motivasi yang berpengaruh terhadap kinerja guru, sedangkan variabel ketrampilanpengetahuan dan varaibel ketrampilan tidak berpengaruh. Faktor pengetahuan, ketrampilan dan motivasi berpengaruh 20,5 terhadap kinerja guru matematika. Perbedaan peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu, terletak pada objek penelitian. Penelitian terdahulu memfokuskan pada guru matematika dengan objek di Kota Palembang, sedangkan penelitian ini objeknya adalah guru PKn di SMP Negeri di Kota Semarang. Begitu halnya dengan SMP Negeri di Kota Semarang, sangat menyadari bahwa sumber daya manusia merupakan sumber daya yang paling berharga. Oleh karena itu pihak SMP Negeri di Kota Semarang menjadikan masalah sumber daya manusia sebagai salah satu titik perhatian yang penting, yaitu memberikan kesempatan kepada guru untuk meningkatkan kinerjanya. Fenomena yang terjadi 5 di lapangan menunjukkan bahwa masih banyaknya siswa yang kurang peduli terhadap lingkungan sosial karena dampak dari media massa terutama elektronik, seperti televisi, internet dan lain-lain sehingga menimbulkan para siswa bersikap individu dan kurangnya kepedulian dengan lingkungan sekitar. Sikap terhadap kurang adanya sikap tolong menolong, sopan santun, keramahan, banyaknya pertengkaran antar pelajar masih sering terjadi yang banyak diliput dalam media cetak maupun elektronik. Fenomena di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang kurang termotivasi untuk belajar sehingga tidak sesuai dengan hal-hal yang diharapkan. Permasalahan yang banyak dihadapi terhadap kurang optimalnya kinerja guru adalah sangat beragam, antara lain masalah belajar, kejenuhan dari siswa akibat cara mengajar yang monoton. Kurangnya kinerja guru dalam menyampaikan yang masih tradisional atau mekanisitik dimana siswa kurang banyak langsung dilibatkan dalam praktek, kurangnya pengetahuan guru dalam merespon keaktifan siswa dalam belajar siswa masih sering terjadi. Dampak dari kurang motivasinya belajar siswa adalah masih banyaknya siswa yang bolos sekolah atau meninggalkan sekolah tanpa ijin, serta perilaku negatif lainnya yang masih sering terjadi. Dengan mengacu pada permasalahan tersebut di atas, maka dipandang perlu untuk ditelaah dan dikaji secara mendalam agar dapat memberikan gambaran yang jelas faktor yang lebih berperan dalam memepengaruhi kinerja guru PKn. Berdasarkan uraian-uraian yang dikemukakan diatas, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitia tentang “KONTRIBUSI MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA GURU PKn DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PADA SMP NEGERI DI KOTA SEMARANG ”. 6

B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah

Dokumen yang terkait

Hubungan Sikap Siswa terhadap Program Diri dalam Kurikukulum Tingkat Satuan Pendidikan Dengan Motivasi Berprestasi pada Siswa SMP Negeri I

0 29 117

Optimalisasi kinerja guru dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada mata pelajaran Matematika di SMP Negeri 1 Gondangrejo

0 5 128

UJI KINERJA GURU DALAM MELAKSANAKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SMP NEGERI 02 KARTASURA.

0 1 11

KESIAPAN GURU MATEMATIKA DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI SMP NEGERI 1 KESIAPAN GURU MATEMATIKA DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI SMP NEGERI 1 PRACIMANTORO.

0 1 16

PENDAHULUAN KESIAPAN GURU MATEMATIKA DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI SMP NEGERI 1 PRACIMANTORO.

0 2 6

KONTRIBUSI KEMAMPUAN KERJA DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA KEPALA TATA USAHA SMP NEGERI DI KOTA BANDUNG.

1 7 62

(ABSTRAK) KONTRIBUSI MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA GURU PKn DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PADA SMP NEGERI DI KOTA SEMARANG.

0 0 2

(ABSTRAK) PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN MATA PELAJARAN PKn DI SMP SEKECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG.

0 0 3

KONTRIBUSI KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KETERAMPILAN GURU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SE KOTA SALATIGA.

0 0 13

KESIAPAN GURU DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI MADRASAH IBTIDAIYAH SE KOTA SALATIGA SKRIPSI

0 0 128