3. Kompos
Teh Camellia sinensis merupakan minuman penyegar yang sudah dikenal dengan luas di Indonesia dan di dunia Bambang 2006. Prospek
ekonomi dari produk teh sangat besar untuk dikembangkan karena Indonesia merupakan salah satu negara penghasil teh. Sebagai salah satu
negara produsen, banyak perkebunan dan pabrik minuman teh yang ada di Indonesia. Di samping sebagai negara produsen teh, tentu negara ini juga
menghasilkan limbah atau ampas teh baik dari produksi dan konsumsi teh itu sendiri. Dengan makin banyaknya produksi dan konsumsi teh di
Indonesia, maka makin banyak pula limbah atau ampas teh yang dihasilkanYuwono, 2009.Kandungan kimia ampas teh antara lain
polifenol, vitamin E, vitamin C dan vitamin A. Polifenol pada teh berupa katekin dan flafanol. Senyawa ini berfungsi sebagai antioksidan untuk
menangkap radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas yang ada dalam tubuh Anda disebabkan karena lingkungan udara yang telah tercemar polusi dan
makanan yang Anda konsumsi. Selain itu, senyawa ini juga ampuh mencegah berkembangnya sel kanker dalam tubuh. Dalam satu cangkir teh
terkandung vitamin E sekitar 100-200 IU merupakan kebutuhan satu hari bagi tubuh manusia. Jumlah ini berfungsi menjaga kesehatan jantung dan
sekaligus membuat kulit Anda menjadi halus. Vitamin C berfungsi sebagai imunitas atau daya tahan bagi tubuh manusia terhadap penyakit. Vitamin A
yang ada pada teh berbentuk betakaroten. Pemanfaatan ampas teh salah satunya sebagai pupuk kompos Widyawati et al. 2002.
Pupuk dapat berasal dari pupuk anorganik maupun pupuk organik. Pupuk organik atau sering disebut kompos dapat dibuat dari limbah yang
berasal dari rumah tangga seperti sampah ataupun limbah pabrik. Ampas teh dapat dibuat menjadi bahan dasar pembuatan kompos melalui proses
fermentasi. Ampas teh mengandung 26,67 protein kasar. Protein kasar pada jaringan tanaman sangat mudah mengalami pelapukan yang
menghasilkan senyawa amonium NH
4 +
dan nitrat NO
3 -
yang merupakan bentuk nitrogen tersedia dan mudah diserap oleh tanaman Agustianingrum
2009.
Kompos merupakan sumber hara mineral makro dan mikro secara lengkap dalam jumlah yang relatif kecil N, P, K, Ca, Mg, Zn, Cu, B, Zn,
Mo, dan Si Setyorini et al. 2007. Kompos mengandung humus yang sangat dibutuhkan sebagai cadangan hara makro dan mikro yang dibutuhkan
oleh tanaman Jayanegara 2011. Kompos mengandung mikroorganisme fungi, aktinomisetes,
bakteri, dan alga. Gas CO
2
yang dihasilkan mikroorganisme tanah akan dipergunakan untuk fotosintesis tanaman, sehingga pertumbuhan tanaman
akan lebih cepat. Amonifikasi, nitrifikasi, dan fiksasi nitrogen juga meningkat karena pemberian bahan organik sebagai sumber karbon yang
terkandung didalam kompos. Aktivitas berbagai mikroorganisme di dalam kompos menghasilkan hormon-hormon pertumbuhan, misalnya auksin,
giberelin, dan sitokinin yang memacu pertumbuhan dan perkembangan akar-akar rambut sehingga daerah pencarian makanan lebih luas Saraswati
2007.
4. Pertumbuhan bibit