Penanaman Pemeliharaan Pengamatan dan Pengukuran

didalamnya: Gigaspora sp, Glomus sp, dan Acaulospora sp yang diperoleh dari Universitas Gadjah Mada, kompos dari ampas teh PT. Sinar Sosro dengan kandungan 0,32 N; 0,64 P 2 O 5 ; 0,32 K 2 O; 14,18 CN;5,34 Corg; 0,13 Fe; 20 Cu; 10 Mg; dan 13 Ca dalam setiap satu kg kompos. Bahan untuk mengamati derajat infeksi MVA yaitu KOH, HCl, methylene blue, dan aquades. Alat yang digunakan yaitu polybagdengan diameter 28,66 cm, penggaris dengan ketelitian 1 mm, kertas label, selang air, timbangan analitik dengan ketelitian 0,01 gram, ember, pisau lipat, mikroskop binokuler, kaca preparat, kamera, pipet tetes, botol falkon, dan beker gelas untuk mengetahui derajat infeksi MVA pada akar tanaman kawista dengan metode Clearing and Staining dan dilanjutkan dengan perhitungan derajat infeksi MVA.

E. Prosedur Penelitian 1. Persiapan media

Media tanam yang digunakan yaitu campuran tanah grumosol di desa Landoh yang diambil sampai kedalaman 25 cm dan kompos dengan dosis sesuai perlakuan kemudian diisikan ke dalam polybag ukuran 45 x 45 cm dengan berat media 12 kgpolybag. Pemberian MVA diberikan pada lubang tanam bersamaan dengan pemindahan bibit kawista ke media tanam.

2. Penanaman

Sebelum ditanam, akar bibit kawista dibersihkan dahulu dengan air mengalir. Setelah itu, bibit dipindahkan pada media yang telah disiapkan sebagai objek penelitian, yaitu polybag ukuran 45 x 45 cm yang sudah terisi media sesuai dengan perlakuan dan kompos diberikan bersamaan dengan pengisian tanah kedalam polybag. Satu polybag diisi satu bibit tanaman kawista dengan kedalaman ±15 cm.

3. Pemeliharaan

Penyiraman dilakukan sehari dua kali pagi dan sore, terutama pada fase awal adaptasi pada media baru. Penyiraman dilakukan dengan volum yang sama pada setiap polybag sampai kapasitas lapang. Pemupukan rutin dilakukan 2 minggu sekali dan pengendalian gulma dilakukan setiap hari.

4. Pengamatan dan Pengukuran

Pengukuran terhadap setiap unittanaman sampel dilakukan 2 minggu sekali dan diakhir pengamatan. a. Pertambahan tinggi bibit cm Tinggi tanaman diukur dari pangkal batang sampai pangkal daun tertinggi pada tanaman sampel. Pertambahan tinggi bibitditentukan berdasarkan selisih dari setiap kali pengamatan dikurangi dengan tinggi awal tanaman. b. Pertambahanjumlah daun helai Daun yang dihitung adalah daun yang telah membuka penuh pada tanaman sampel. Pertambahanjumlah daun ditentukan berdasarkan selisih dari jumlah daun setiap kali pengamatan dikurangi dengan jumlah awal daun. c. Pertambahandiameter batang cm Diameter batang diukur 2 cm dari pangkal batang. Pertambahandiameter batangditentukan berdasarkan selisih dari diameter batang setiap kali pengamatan dikurangi dengan diameter batang awal. d. Pertambahan panjang akar cm Pertambahan panjang akarutama diukur dari pangkal batang hingga ujung akar terpanjang. Pertambahan panjang akar diukur pada akhir pengamatan dikurangi dengan panjang akar awal. e. Pertambahan berat segar bibit gram Pengukuran pertambahan berat segar bibit dilakukan dengan menimbang seluruh tanaman sampel yang sudah dibersihkan akarnya dari tanah pada akhir pengamatan dikurangi dengan berat segar tanaman awal. Berat segar tanaman awal ditimbang sebelumbibit kawista dipindahkan ke media tanam perlakuan. f. Derajat infeksi MVA pada akar Pengamatan derajat infeksi MVA pada akar kawista dilakukan di laboratorium Mikroteknik Biologi Universitas Negeri Semarang. Metode identifikasi derajat infeksi MVAmenggunakan metode Clearing and Staining, dengan cara sebagai berikut: 1. Akar tanaman kawista diambil kemudian dicuci bersih dengan air mengalir, dipilih akar yang muda dan dipotong dengan panjang 1 cm. 2. Potongan akar tersebut direndam dalam KOH 10 selama ±24 jam sampai menjadi bening atau transparan. 3. Setelah potongan akar menjadi bening atau transparan kemudian diambil dan dicuci bersih dengan aquades dan selanjutnya direndam dalam larutan HCl 2 selama ±24 jam. 4.Membuat larutan pewarna dari methylene blue yang ditambah aquades dengan konsentrasi 0,05 . 5. Potongan akar yang telah direndam dengan larutan HCl 2 , diambil namun tidak dicuci dengan air. Kemudian direndam dalam larutan pewarna methylene blue 0,05 selama ±24 jam. 6.Akar tersebut kemudian diletakkan pada kaca preparat untuk diamati di bawah mikroskop, dihitung derajat infeksi MVA, dan didokumentasikan. 7. Dalam pengamatan, jumlah total potongan akar yang dipakai untuk setiap perlakuan yaitu 50 potong. Rumus jumlah derajat infeksi MVA adalahSyah 2005 Derajat infeksi MVA = x 100

F. Metode Pengumpulan Data