Metode Pengolahan dan Analisis Data Biaya Produksi Pendapatan Kotor Pendapatan Bersih Kelayakan Ekonomi

Peranan RPC dalam Meningkatkan Pendapatan Petani Analisis Kelayakan Peranan dan kelayakan RPC kontribusi pertanian tanaman panganpadi Analisis PDRB AWOT Strategi Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir dalam Pemanfaatan Peran Rice Processing Complex di Kabupaten Rokan Hilir Gambar 1. Kerangka Berpikir

3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data yang digunakan pada kajian ini adalah :

3.4.1 Analisis Kelayakan Finansial

Analisis ini dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai kelayakan finansial usahatani komoditas unggulan yang dipilih.

a. Biaya Produksi

Biaya produksi dalam kajian ini adalah biaya produksi yang urutannya dari pembelian gabah hingga proses produksi menghasilkan beras. Penekanan pada kajian ini adalah analisis finansial untuk biaya variabel, biaya investasi tidak diikutsertakan karena proyek RPC penekanannya adalah pada peningkatan pendapat petani.

b. Pendapatan Kotor

Pendapatan kotor merupakan perkalian dari jumlah produksi beras yang dihasilkan dan harga jual.

c. Pendapatan Bersih

Pendapatan bersih merupakan selisih antara pendapatan kotor dengan total biaya.

d. Kelayakan Ekonomi

Untuk melihat kelayakan ekonomi uahatani ini, dianalisis menggunakan model Return Cost Ratio, dengan formulasi: TC TR RCR = Keterangan: RCR = Return Cost Ratio TR = Total Revenue TC = Total Cost Dengan ketentuan, jika RCR 1 maka usahatani merugi Jika RCR 1 maka usahatani menguntungkan dan Jika RCR = 1 maka usahatani berada pada titik Break Even Point

3.4.2 Analisis Deskriptif Kontribusi Pertanian Tanaman Pangan terhadap

PDRB Analisis ini digunakan untuk menggambarkan besarnya kontribusi sub sektor tanaman pangan terhadap sektor pertanian dan PDRB Kabupaten Rokan Hilir.

3.4.3. Analisis AWOT

Pada kajian ini digunakan analisis AWOT yang merupakan gabungan antara analisis SWOT dan AHP. Teknik ini merupakan penggabungan antara analisis AHP dan SWOT. AHP adalah salah satu bentuk pengambilan keputusan yang pada dasarnya berusaha menutupi semua kekurangan dari model-model sebelumnya. Peralatan utama dari model ini adalah sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dan tidak terstruktur dipecah dalam kelompok-kelompoknya, kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarkitingkatan Falatehan, 2006. Tujuan Pemilihan Kebijakan Level 1 Fokus Level 4 Strategi Level 3 Faktor Level 2 Komponen SWOT Weakness W Strenght S Opportunity O Threat T Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 A B C D E F G H K L J I Gambar 2. Struktur Hirarki AWOT AHP diperlukan karena SWOT banyak memiliki kelemahan, seperti terlalu kualitatif apabila dikuantifikasikan maka tidak jelas berapa bobot antara faktor masing-masing komponen SWOT. Demikian juga bobot antara faktor dari masing-masing komponennya, perlu dibuat prioritas sehingga dalam penentuan strategi mana yang menjadi prioritas akan lebih mudah jika menggabungkan SWOT dengan AHP. Penentuan faktor-faktor dari setiap komponen SWOT dan pembobotan diperoleh dari hasil wawancara dengan responden Falatehan, 2006.

3.5. Metode Perancangan Program