Distribusi Penggunaan dan Potensi Lahan

Tabel 4 memperlihatkan bahwa kelompok umur produktif berjumlah 255.935 jiwa 60,75 dengan asumsi umur produktif dari 15 tahun sampai 64 tahun. Kelompok umur ini sangat penting dalam kaitannya dengan ketersediaan tenaga kerja produktif untuk melakukan usaha pertanian dan usaha fisik lain pada suatu daerah tertentu. Jumlah penduduk berdasarkan golongan ini juga dapat menggambarkan rasio ketergantungan dependency ratio, yaitu perbandingan penduduk produktif terhadap non produktif. Dependency ratio penduduk di Kabupaten Rokan Hilir adalah sebesar 65 persen yang berarti setiap 100 penduduk produktif menanggung sebanyak 65 jiwa penduduk non produktif.

4.3 Distribusi Penggunaan dan Potensi Lahan

Lahan merupakan sumberdaya alam sekaligus faktor produksi penting dalam usaha pertanian. Disamping sebagai tempat pemukiman penduduk, di atas tanah dapat diusahakan berbagai jenis tanaman tergantung kepada tingkat kesuburan dan kesesuaian lahan yang ada. Disamping itu, di atas tanah dapat juga dibangun usaha ekonomi lain seperti kolamempang untuk pemeliharaan ikan air tawar. Luas penggunaan lahan di Kabupaten Rokan Hilir disajikan dalam Tabel 5. Tabel 5 menjelaskan bahwa dari luas wilayah Kabupaten Rokan Hilir seluas 888.159 hektar, 8,20 persen 72.791 ha adalah lahan sawah dan selebihnya 91,80 persen 815.368 ha adalah lahan kering. Sawah di Kabupaten Rokan Hilir didominasi oleh sawah tadah hujan seluas 50.321 hektar 68,13 persen, sawah lebak dan pasang surut yang masing-masing 12,17 persen dan 2,94 persen. Sementara lahan sawah yang tidak diusahakan masih cukup luas yang mencapai 11.991 hektar 16,47. Sedangkan penggunaan lahan bukan sawah lahan kering didominasi untuk perkebunan negaraswasta yang mencapai 190.288 hektar 23,34, kemudian diikuti lahan untuk tegalan seluas 121.564 hektar 14,91, dan hutan negara seluas 108.303 hektar 13,28. Tabel 5. Luas Lahan Menurut Penggunaannya di Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2005 No Penggunaan lahan Luas ha Persentase A Sawah 1 Pasang surut 2.140 2,94 2 Tadah hujan 50.321 69,13 3 Lebak 8.861 12, 4 Sedan tidak diusahakan 11.991 16,47 Jumlah 72.791 8,20 B Bukan lahan sawah 1 Lahan kering A Pekaranganbangunanhalaman sekitarnya 29.063 3,56 b TegalanKebun 121.564 14,91 c LadangHuma 5.857 0,72 d Pengembalaan padang rumput 99 0,02 e Rawa-rawa yang tidak diusahakan 27.839 3,41 f KolamTebatEmpang 89 0,01 g Perkebunan negaraswasta 190.288 23,34 h Sedang tidak diusahakan 31-977 3,83 2 Lahan hutan a Hutan Negara 108.303 13,28 b Hutan Rak at 41.676 5,11 3 Lahan Lainnya 258.513 31,71 Jumlah 815.368 91,80 Lahan sawah + bukan lahan sawah 888.159 100,00 Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Rokan Hilir Tahun 2006. Penggunaan tanah yang tersempit adalah untuk kolamtebatempang yang hanya 0,01 persen. Ini menunjukkan bahwa potensi budidaya perikanan darat, khususnya usaha budidaya perkoloman belum tergarap dengan baik pada hal punya potensi yang cukup besar bila dilihat dari ketersediaan air di kawasan tersebut. Disamping penggunaan lahan di atas, masih ada penggunaan lainnya seluas 815.368 hektar atau 31,71 persen dari luas lahan bukan sawah. Khusus mengenai potensi lahan sawah di Kabupaten Rokan Hilir dapat dilihat pada Tabel 6. Luas lahan sawah terluas dijumpai di Kecamatan Bangko seluas 24.619 hektar atau 33,82 persen dari seluruh lahan sawah yang ada di Kabupaten Rokan Hilir. Urutan kedua terluas adalah di Kecamatan Kubu yaitu seluas 14,050 hektar atau 19,30 persen dari total lahan sawah. Luas lahan sawah terkecil dijumpai di Kecamatan Pujud yang hanya 130 hektar atau 0,18 persen, akan tetapi lahan kering di daerah tersebut cukup potensial yaitu nomor 2 terluas setelah Kecamatan Tanah Putih, yaitu 98.360 hektar atau 12,60 persen. Sedangkan di Kecamatan Tanah putih mencapai 212.866 hektar atau 26,11 persen dari total luas lahan kering di Kabupaten Rokan Hilir seluas 815.368 hektar. Dari luas lahan sawah dan lahan kering yang ada ternyata tidak semua luas lahan tersebut dapat diusahakan karena berbagai kendala. Luas lahan yang sementara tidak dapat diusahakan ini merupakan potensi potensi yang belum diusahakan untuk menghasilkan produksi tanaman. Untuk lahan sawah potensi yang belum diusahakan selnas 11.991 hektar 1,35, sedangkan lahan kering mencapai luas 31.977 hektar 3,60. Untuk mengetahui luas lahan sawah dan kering yang sementara tidak diusahakan di Kabupaten Rokan Hilir tersebut dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Luas Lahan Menurut Jenis Lahan dan Kecamatan di Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2004 Luas lahan ha No Kecamatan Lahan sawah Sementara tidak diusahakan Lahan kering Sementara tidak diusahakan 1 Tanah Putih 1.770 1.252 212.866 18.000 2 Pujud 130 98.360 0 3 Tp. Tj. Melawan 1.500 306 18.339 4 Bagan Sinembah 480 84.255 5 Simpang Kanan 663 438 43.984 150 6 Kubu 14.050 150 92.056 3.000 7 Ps. Limau Kapas 1.947 25 65.016 1.150 8 Bangko 24.619 4.833 69.573 1.953 9 Senaboi 11.812 2.232 21.827 2.875 1o Batu Hampar 7.177 2.140 21.254 2.875 11 Rimba Melintang 7.141 408 16.407 978 12 Bangko Pusako 1.931 570 71.431 996 72.791 11.991 815.368 31.977 Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2006 Tabel 6 juga menunjukkan jumlah luas lahan sawah dan lahan kering sedang tidak diusahakan yang terdapat di 12 kecamatan di Kabupaten Rokan Hilir seluas 45.378 hektar. Lahan sawah yang sementara tidak dapat diusahakan terluas dijumpai di Kecamatan Bangko yang mencapai 4.833 hektar, sedangkan lahan kering terluas yang untuk sementara tidak diusahakan dijumpai di Kecamatan Tanah Putih yang mencapai 18.000 hektar. Lahan ini cukup potensial untuk perluasan pengembangan ekstensifikasi tanaman padi dan palawija serta tanaman hortikultura. Permasalahan serius yang mengancam pertanian tananam pangan dilihat dari penggunaan lahan di Kabupaten Rokan Hilir adalah tingginya tingkat pengalihan alih fungsi lahan dari lahan tanaman pangan ke tanaman non pangan, seperti perkebunan terutama tanaman sawit dan pemukiman sebagai akibat dari pertumbuhan penduduk yang cepat. Dalam kasus kelapa sawit, penyebab utama alih fungsi lahan tersebut semata karena masalah ekonomi dimana tanaman sawit mempunyai nilai ekonomi lebih tinggi dari pada tanaman pangan seperti padi, palawija dan sayursayuran. Luas alih fungsi lahan di Kabupaten Rokan Hilir pada tahun 2005 disajikan dalam Tabel 7. Tabel 7. Alih Fungsi Lahan Tanaman Pangan Ke Non Pangan Diwilayah Kabupaten Rokan Hilir Dirinci Menurut Kecamatan Tahun 2005. Pemanfaatan padi ha Alih fungsi lahan ha No Kecamatan Potensi Lahan ha 1 x T 2 x T Sawit Pemu kiman Dll Jum lah 1 Tanah Putih 2 Pujud 470 280 60 60 3 Tp. Tj. Melawan 1.150 559 25 25 4 Bagan Sinembah 1.100 160 600 0 600 5 Simpang Kanan 550 150 6 Kubu 1.210 810 25 2 4 31 7 Ps. Limau Kapas 59.346 1.672 39 27,5 8 Bangko 17.299 11.287 561 14 10 606 9 Senaboi 4.155 2.206 18 4 3 25 10 Batu Hampar 2.665 1.581 41 5 4 50 12 Rimba Melintang 21.312 3.088 2.756 253 13,5 6,5 273 13 Bangko Pusako 3.865 2.487 507 0,5 0 507,5 Total 59.346 24.280 2.75 2.11 39 27,5 2.176 Persentase 100,00 40,91 4,64 3,561 0,07 0,05 3,67 Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2006 Tabel 7 memperlihatkan bahwa selama tahun 2005 telah terjadi alih fungsi lahan 3,67 persen dari potensi lahan yang ada seluas 59.346 hektar. Dari total luas alih fungsi lahan tersebut didominasi oleh tanaman kelapa sawit yang mencapai 3,56 persen. Dari semua kecamatan yang ada, alih fungsi lahan untuk kelapa sawit selama tahun 2005 terluas terjadi di Kecamatan Bangko yang mencapai 561 hektar, kemudian diikuti oleh Kecamatan Bangko Pusako dan Kecamatan Rimba Melintang. Sementara alih fungsi untuk pemukiman terluas terjadi di Kecamatan Bagan Sinembah seluas 606 hektar, kemudian diikuti oleh Kecamatan Pasir Limau Kapas dan Kecamatan Rimba Melintang; yang masing-masing seluas 39 dan 13,5 hektar selama tahun 2005.

4.4. Potensi Pertanian Tanaman Pangan