Metode Perancangan Program Letak Geografis dan Luas Wilayah

AHP diperlukan karena SWOT banyak memiliki kelemahan, seperti terlalu kualitatif apabila dikuantifikasikan maka tidak jelas berapa bobot antara faktor masing-masing komponen SWOT. Demikian juga bobot antara faktor dari masing-masing komponennya, perlu dibuat prioritas sehingga dalam penentuan strategi mana yang menjadi prioritas akan lebih mudah jika menggabungkan SWOT dengan AHP. Penentuan faktor-faktor dari setiap komponen SWOT dan pembobotan diperoleh dari hasil wawancara dengan responden Falatehan, 2006.

3.5. Metode Perancangan Program

Perancangan program dilakukan dengan mengkaitkan visi, misi pembangunan Kabupaten Rokan Hilir dan strategi yang didapat yang telah diperoleh melalui analisis PDRB, kelayakan usaha RPC serta hasil pelaksanaan AWOT. IV. KONDISI SUB-SEKTOR PERTANI AN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN ROKAN HI LIR

4.1. Letak Geografis dan Luas Wilayah

Kabupaten Rokan Hilir merupakan hasil pemekaran Kabupaten Bengkalis dengan Undang-Undang Nomor 53 tahun 1999. Wilayah ini terletak dibagian paling utara dari Provinsi Riau atau pada pesisir Timur Pulau Sumatera, yaitu antara 1°14 - 2°30 lintang Utara dan 100°16 - 101°21 Bujur Timur. Berdasarkan letak geografis ini, Kabupaten Rokan Hilir berada pada posisi yang strategis, yaitu jalur pelayaran internasional Selat Malaka. Hal ini menempatkannya menjadi salah satu gerbang lintas regional bagi Provinsi Riau darike Selangor Malaysia maupun ke Sumatera Utara. Disamping itu, Kabupaten Rokan Hilir mempunyai keunggulan dengan dekatnya wilayah administrasi dan aksesibilitas yang baik dengan Kota Dumai yang salah satu fungsi utama kotanya sebagai pusat kegiatan dan alih muat angkutan laut nasional dan internasional. Wilayah Kabupaten Rokan Hilir memiliki luas daerah sebesar 8.881,59 km 2 berbatasan dengan Propinsi Sumatera Utara dan Selat Malaka di sebelah Utara, Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Rokan Hulu di sebelah Selatan, Kota Dumai di sebelah Timur dan Propinsi Sumatra Utara di sebelah Barat yang terbagi dalam 12 kecamatan dan 107 kepenghuluankelurahan, seperti terlihat pada Tabel 2. Tabel 2 menunjukkan bahwa wilayah Kecamatan yang terluas adalah Kecamatan Tanah Putih, mencapai 24,16 persen sedangkan Kecamatan Tanjung Melawan adalah kecamatan terkecil yang hanya 2,23 persen dari totol luas Kabupaten Rokan Hilir. Sementara itu, jumlah kepenghuluankelurahan terbanyak terdapat di Kecamatan Bangko, yaitu sebanyak 22 atau 20,56 persen dan terkecil di 4 kecamatan, yaitu Kecamatan Tp. Tanjung Melawan, Simpang Kanan, Pasir Limau Kapas dan Sinaboi yang masing-masing hanya 4 desa atau 3,74 persen dari total desa yang ada di Kabupaten Rokan Hilir. Banyak sedikit jumlah kepenghuluankelurahan pada setiap kecamatan dapat menggambarkan keadaan jangkaunan pelayanan administrasi pemerintah terhadap masyarakat. Semakin besar jumlah kepenghuluankelurahan di suatu kecamatan maka akan memperpendek dan mempercepat pelayanan administrasi pemerintah kepada masyarakat yang ada di kawasan tersebut. Tabel 2. Luas Wilayah Kecamatan dan Kepenghuluankelurahan di Kabupaten Rokan Hilir No Kecamatan Luas km2 Persentase Kepenghuluan Kelurahan Persentase 1 Tanah Putih 2.146 24,16 10 9,34 2 Pujud 985 11,10 8 7,48 3 Tp. Tj. Melawan 199 2,23 4 3,74 4 Bagan Sinembah 847 9,54 14 13,08 5 Simpang Kanan 446 5,02 4 3,74 6 Kubu 1.1061 12,45 14 13,08 7 Ps. Limau Kapas 670 7,54 4 3,74 8 Bangko 941 10,59 22 20,56 9 Senaboi 336 3,78 4 3,74 Lo Rimba Melintang 236 2,65 8 7,48 11 Bangko Pusako 733 8,25 9 8,41 12 Batu Hampar 284 3,20 6 5,61 Jumlah 8.882 100,00 107 100,00 Sumber: Dinas Pertanian TanamanPangan Kabupaten Rokan Hilir

4.2. Keadaan Kependudukan