4.7. Pasar
Pasar merupakan saraan ekonomi sangat penting di suatu daerah. Di pasar orang bisa mendapatkan segala kebutuhan rumah tangga sehari-hari dan yang
lebih penting lagi adalah di pasar orang dapat menjual produksi barang dan produksi pertanian dengan imbalan berupa perolehan dalam bentuk uang yang
dapat digunakan untuk kepentingan lain. Berkaitan dengan pasar ini, Mosher 1968 menyatakan bahwa pasar merupakan faktor mutlak dalam pembangunan
pertanian. Tidak ada lebih menggembirakan petani dari pada diperolehnya harga
yang layak tinggi pada waktu mereka menjual produksi. Hal ini akan dapat terealisasi salah satunya jika pasar tempat menjual produk tersebut tersedia di
sekitar areal petani. Jadi petani bisa langsung menjual produksinya ke pasar tanpa melalui pedagang perantara dalam keadaan segar. Bagaimanapun keterlibatan
pedagahg perantara dalam memasarkan produksi pertanian akan menyebabkan harga ditingkat petani rendah yang pada akhirnya pendapatn petani rendah.
Jarak pasar dari areal produksi juga mempengaruhi terhadap pendapatan petani sebagai akibat dari besarnya biaya transprotasi. Hasil pengamatan di
lapangan menunjukkan bahwa pasar yang ada di Kabupaten Rokan Hilir umunya ada di Ibukota Kecamatan. Sementara jarak antara tempat produksi dengan pasar
kecamatan tersebut sangatlah jauh dengan sarana transportasi yang kurang memadai tidak lancar. Ini salah satu permasalahan pemasaran produksi pangan
di Kabupaten Rokan Hilir.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN KAJIAN
5.1. Kontribusi Beras terhadap Perekonomian Kabupaten Rokan Hilir
Salah satu manfaat dari Produk Domestik Regional Bruto PDRB adalah untuk mengetahui tingkat aktivitas ekonomi yang dihasilkan oleh seluruh faktor
produksi, besarnya laju pertumbuhan ekonomi dan struktur perekonomian pada satu periode di daerah tertentu.
Tabel 14. PDRB Kabupaten Rokan Hilir Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2004-2005 Juta Rupiah
2003 2004 2005 LAPANGAN
USAHA Rp Juta
Rp Juta Rp Juta
Pertanian 1393057.6 14.10 1,480,606.85 15.12 1,593,421.59 15.63
Pertambangan dan Penggalian
7446709.7 75.39 7,180,172.75 73.31 7,380,106.19 72.37 Industri
Pengolahan 239201.69 2.42 262,970.90 2.68 282,613.60 2.77 Listrik, Gas dan Air
Bersih 6975.27
0.07 7,219.20 0.07 7,479.67
0.07 Bangunan
10643.19 0.11 21,079.22 0.22 22,594.13 0.22 Perdagangan, Hotel
dan Restoran 522293.07 5.29 560,559.96 5.72 609,564.93 5.98
Pengangkutan dan Komunikasi
66776.62 0.68 71,647.45 0.73 77,412.48 0.76 Keuangan Persewaan
dan Jasa Perusahaan 37092.43 0.38 41,689.22 0.43 44,544.86 0.44
Jasa – Jasa 154483.75
1.56 168,464.21
1.72 179,597.06
1.76 PDRB
9877233.4 100.00 9794409.76
100.00 10197334.5 100.00
Sumber: Kabupaten Rokan Hilir dalam Angka Tahun 2006 PDRB dapat dilihat dua sisi, yaitu berdasarkan harga nominal dan harga
konstan. Berdasarkan Tabel 14, dapat dilihat bahwa peranan sektor pertanian di Kabupaten Rokan Hilir mengalami peningkatan, dari 14,10 persen sekitar Rp
1.393.057,6 juta tahun 2003 menjadi 15,12 persen, sekitar Rp 1.480.606,85 juta tahun 2004 dan pada tahun 2005 menjadi 15,63 persen, sekitar Rp 1.593.421,59
juta. Sedangkan jika dilihat dari peranan tanaman bahan makanan terhadap sektor pertanian dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14 dapat dilihat peranan sektor pertanian tanaman pangan menempati urutan keempat, yaitu sebesar Rp 165.856,81 juta atau sekitar 29,56
persen di tahun 2005. Nilai tersebut mengalami peningkatan dari tahun
sebelumnya, 2004, yaitu Rp 161.886,57 juta. Jika dilihat dari nilai sharenya dari sektor pertanian, tahun 2005 lebih rendah dari 2004, tetapi nilainya lebih tinggi.
Urutan dari subsektor-subsektor yang ada pada sektor pertanian adalah perikanan menempati urutan pertama, kedua adalah tanaman perkebunan, ketiga
adalah subsektor kehutanan dan subsektor tanaman pangan menempati urutan keempat. Terakhir adalah subsektor peternakan dan hasil-hasilnya Tabel 15.
Tabel 15. Kontribusi Subsektor Tanaman Bahan Pangan terhadap Sektor Pertanian dalam PDRB Kabupaten Rokan Hilir
2004 2005 SUBSEKTOR
Juta Rp Juta Rp
a. Tanaman Bahan Makanan 161,886.57
10.93 165,856.81
10.41 b. Tanaman Perkebunan
428,763.85 28.96
470,973.54 29.56
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 33,803.98
2.28 36,198.38
2.27 d. Kehutanan
274,689.59 18.55
291,897.70 18.32
e. Perikanan 581,462.86
39.27 628,495.16
39.44
1,480,606.85 1,593,421.59
Sumber: Kabupaten Rokan Hilir dalam Angka Tahun 2006 Jika dikaitkan dengan jumlah anggota kelompok tani di Kabupaten Rokan
Hilir yang berjumlah 14.305 anggota, maka pendapatan per kapita dari setiap anggotanya adalah Rp 11,594,324.36 pada tahun 2005.
Tanaman pangan di Kabupaten Rokan Hilir terdiri dari delapan jenis, yaitu padi sawah dan ladang, jagung, ketela pohon dan rambat, kacang tanah, kedele
dan hijau. Produksi tertinggi Tabel 16 untuk tanaman pangan adalah padi sawah, sebesar 147.243 ton 95,48 persen.
Tabel 16. Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman Tahun 2005 Ton
NO PANGAN PRODUKSI
PERSENTASE
1 Padi Sawah
147243 95.48
2 Padi Ladang
727 0.47
3 Jagung 1564
1.01 4 Ketela
Pohon 2708
1.76 5 Ketela
Rambat 549
0.36 6 Kacang
Tanah 66
0.04 7 Kacang
Kedele 1309
0.85 8 Kacang
Hijau 54
0.04 Total
154220 100.00
Sumber: Kabupaten Rokan Hilir dalam Angka Tahun 2006
Jika dilihat dari luas lahan produksi tanaman pangan yang dapat dilihat pada Tabel 17, untuk tanaman pangan jenis padi sawah yang paling luas, yaitu
34.547 ha, atau sekitar 93,41 persen. Tabel 17. Luas Panen Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman Tahun
2005 Ha NO PANGAN LUAS
PERSENTASE
1 Padi Sawah
34547 93.41
2 Padi Ladang
353 0.95
3 Jagung 634
1.71 4 Ketela
Pohon 272
0.74 5 Ketela
Rambat 100
0.27 6 Kacang
Tanah 66
0.18 7 Kacang
Kedele 965
2.61 8 Kacang
Hijau 49
0.13 TOTAL
36986 100.00
Sumber: Kabupaten Rokan Hilir dalam Angka Tahun 2006 Pada Tabel 17 dapat dilihat produksi tanaman pangan berdasarkan atas
kecamatan dan jumlah produksinya, terdapat tiga kecamatan yang memiliki produksi padi relatif besar, yaitu Kecamatan Kubu dengan produksi 34.232 ton
23 persen, Kecamatan Bangko dengan produksi 50.566 ton 34 persen dan Kecamatan Rimba Melintang dengan nilai produksi sebesar 40.050 ton 27
persen.
Tabel 18. Jumlah Produksi Padi Sawah per Kecamatan di Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2005 Ton
No Kecamatan Padi Sawah
Persentase
1 T. Putih
2 Pujud 3 Tp. Tj. Melawan
1.726 1
4 Rantau Kopar
5 Bagan Sinembah
6 Simpang Kanan
416 7 Kubu
34.232 23
8 Ps. Limau
Kapas 5.632
4 9 Bangko
50.566 34
10 Senaboi 9.144
6 11 Batu
Hampar 12 Rimba
Melintang 40.050
27 13 Bangko
Pusako 5.477
4 Rohil
147.243 100
Riau 380.335
39 Sumber: Kabupaten Rokan Hilir dalam Angka Tahun 2006
Sebagian besar petani di Kabupaten Rokan Hilir melaksanakan penanaman padi setahun sekali, kecuali untuk Kecamatan Rimba Melintang. Di daerah ini
pelaksanaan penanaman padi dua kali satu tahun, tetapi hanya 2.756 ha saja. Hal ini bisa terjadi karena Kabupaten Rokan Hilir sebagian besar lahannya merupakan
lahan gambut. Jika dilihat dari luas panennya pada Tabel 19, dapat dilihat tiga besar
wilayah yang memiliki luas panen terbesar, yaitu Kecamatan Kubu dengan luas panen 9.056 ha 26 persen, Kecamatan Bangko dengan luasan sebesar 11.212 ha
32 persen dan Kecamatan Rimba Melintang seluas 8.900 ha 26 persen. Dari jumlah produksi dan luas wilayah panen, ternyata Kecamatan Bangko
merupakan kecamatan dengan jumlah produksi dan luas wilayah panen terluas.
Tabel 19. Jumlah Luas Panen Padi Sawah per Kecamatan di Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2005 Ha
No Kecamatan Padi
Sawah Persentase
1 T. Putih
2 Pujud 3 Tp. Tj. Melawan
473 1
4 Rantau Kopar
5 Bagan Sinembah
6 Simpang Kanan
114 7 Kubu
9.056 26
8 Ps. Limau
Kapas 1.543
4 9 Bangko
11.212 32
10 Senaboi 2.032
6 11 Batu
Hampar 12 Rimba
Melintang 8.900
26 13 Bangko
Pusako 1.217
4 Rohil
34.547 100
Riau 114.028
30 Sumber: Kabupaten Rokan Hilir dalam Angka Tahun 2006
5.2. Analisis Kelayakan Usaha Rice Processing Complex