Diharapkan dengan hal-hal tersebut maka pengelolaan akan berjalan baik, jika tidak maka akan tidak seimbang dan dapat mengakibatkan operasional
akan berhenti -
Peningkatan produksi padi, seperti intensifikasi dan ekstensifikasi Untuk menunjang RPC maka harus dapat ditingkatkan produksi padi, jika
tidak maka mesin tersebut akan terbengkalai. Yang akan digunakan hanya RMU saja
- Sosialisasi dan pemanfaatan RPC
Dengan adanya sosialisasi dan pemanfaatan RPC maka masyarakat akan mengetahui bahwa mesin penggilingan padi milik Pemerintah Kabupaten
Rokan Hilir telah berjalan dengan baik, maka diharapkan masyarakat dapat menggunakan mesin tersebut.
- RMU dijadikan mitra
Pihak Bulog telah mencoba untuk bekerja sama dengan pemilik RMU, yaitu jika menggiling beras kurang dari satu ton maka pemggilingan yang
digunakan adalah RMU, sedangkan jika beras yang akan digiling lebih dari satu ton maka akan menggunakan RPC milik Bulog
5.4 Hasil Analisis AWOT
Berdasarkan hasil analisis AWOT dengan bantuan Expertchoice 2000 maka didapat bahwa sebaiknya strategi Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir
mengoptimalkan mesin RPC-nya perlu menekankan pada kelemahan yang ada. Hal ini bisa dilihat dari faktor yang berada pada variabel kelemahan paling
banyak, selain itu jika dilihat dari hasil analisis nilainya paling tinggi, yaitu nilai 0,512 Tabel 21.
Tabel 21. Hasil AWOT untuk variabel SWOT No Variabel
Nilai
1 Kekuatan 0,093
2 Kelemahan 0,512
3 Peluang 0,100
4 Ancaman 0,295
Total 1,000
Sementara itu jika dilihat faktor-faktor yang ada pada variabel SWOT, maka untuk variabel kekuatan ternyata masing-masing faktor memiliki nilai yang
sama, yaitu 0,333 Tabel 22.
Tabel 22. Hasil AWOT untuk Variabel Kekuatan No Variabel
Nilai
1 Banyak tersedia bahan baku dan lahan sawah
0,333 2 Mesin
RPC 0,333
3 Bangunan 0,333
Total 1,000
Pada variabel kelemahan, seperti pada Tabel 23, kelemahan pada kelembagaanmanajemen memiliki peringkat teratas dengan nilai 0,227. Hal ini
memang dapat dilihat bahwa masalah kelembagaan dan manajemen merupakan masalah inti selain masalah pendanaan yang berada pada uruta kedua bersamaan
dengan kurang aktifnya Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir, dengan nilai masing- masing adalah 0,185.
Tabel 23. Hasil AWOT untuk Variabel Kelemahan No Variabel
Nilai
1 Kelembagaanmanajemen 0,227
2 Panen 1 kali 1 tahun
0,083 3
Patahan beras relatif masih tinggi 0,046
4 Pemasaran 0,073
5 SDM belum sesuai
0,072 6
Harga jual tinggi dan pembayaran langsung 0,130
7 Danamodal kurang
0,185 8
Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir kurang bergerak 0,185
Total 1,000
Untuk variabel peluang, ternyata faktor-faktor yang ada pada variabel peluang berada pada urutan yang sama penting, semuanya bernilai 0,333 untuk
masing-masingnya Tabel 24.
Tabel 24. Hasil AWOT untuk Variabel Peluang No Variabel Nilai
1 Adanya bantuan dari Bulog dan Provinsi Riau
0,333 2
Kerjasama dengan Pemkab Rohil 0,333
3 Adanya kebijakan dan bantuan infrastruktur dari Pemprov
0,333 Total
1,000 Variabel terakhir adalah variabel ancaman, ternyata tengkulak merupakan
ancaman yang paling tinggi dengan nilai 0,523. Hal ini dapat dilihat dari keberanian tengkulak untuk membeli gabah terlebih dahulu sebelum panen tiba
sistem ijon dan berani untuk menyimpan beras terlebih dahulu kepada para agen dan pengecer sebelum berasnya laku atau pembayaran tempo Tabel 25.
Tabel 25. Hasil AWOT untuk Variabel Ancaman No Variabel Nilai
1 Harga beras yang relatif rendah
0,263 2 Adanya
RMU 0,099
3 Adanya Tengkulak
0,523 4
Adanya konversi lahan menjadi perkebunan kelapa sawit 0,116
Total 1,000
Berdasarkan variabel SWOT dan faktor-faktor yang ada didalamnya, maka sebaiknya Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir menekankan pada strategi
perbaikan manajemen serta bekerjasama dengan pihak pengelola dalam pengelolaan RPC, juga perlunya penambahan dana Tabel 26.
Tabel 26. Hasil AWOT untuk Strategi Pengotimalan RPC No Variabel
Nilai
1 Perbaikan manajemen, bekerjasama dengan Pemkab Rohil
dan penambahan dana 0,442
2 Peningkatan produksi padi
0,180 3
Sosialisasi dan pemanfaatan RPC 0,211
4 RMU dijadikan mitra
0,166 Total
1,000
Ini dapat dilihat di lapangan dengan tidak beroperasinya mesin RPC milih Pemerintah Kabupaten Rohil, yang diakibatkan tidak adanya pihak pengelola
karena dana yang terbatas. Sehingga pihak pengelola agak kesulitan dalam
mengelolanya, ini pun dapat dilihat pada mesin milik Bulog, dimana perlunya kerjasama dengan pemerintah daerah. Ini perlu dilakukan pihak Bulog khususnya
dalam masalah pemasaran. Jika dihubungkan dengan analisis pendapatannya, maka dengan harga
yang bersaing dengan pihak tengkulak, maka akan sulit bagi Bulog untuk bersaing. Oleh karena itu salah satu strateginya adalah bekerjasama dengan pihak
pemerintah dalam pemasaran hasil.
VI. STRATEGI DAN PROGRAM PEMERINTAH KABUPATEN
ROKAN HILIR DALAM PEMANFAATAN RPC
6.1. Strategi untuk mengoptimalkan RPC