19
8 Kegiatan-kegiatan emosional, meliputi minat, membedakan, berani,
tenang, dan lain-lain. Menurut Sudjana 2009: 61, dalam penilaian proses pembelajaran yang
utama adalah melihat sejauh mana keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal: 1 turut serta dalam
melaksanakan tugas belajarnya, 2 terlibat dalam pemecahan masalah, 3 bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan
yang dihadapinya, 4 berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah, 5 melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk
guru, 6 menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya, 7 melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis, 8 kesempatan
menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.
Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan serangkaian kegiatan siswa selama proses pembelajaran
berlangsung guna memperoleh perubahan perilaku dan menunjang keberhasilan belajar.
2.2.5 Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar Anni dkk 2007: 5. Perubahan perilaku
tersebut bergantung pada apa yang telah dipelajari. Apabila pembelajar mempelajari konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah penguasaan
konsep. Gagne dalam Suprijono 2009: 5 menyatakan bahwa hasil belajar adalah
20
pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.
Menurut Bloom dalam Anni dkk 2007: 7, hasil belajar peserta didik mencakup tiga ranah belajar yaitu:
1 Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan, dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif sendiri mencakup kategori:
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian . 2
Ranah Afektif Ranah afektif berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Ranah
afektif dalam belajar mencakup kategori: penerimaan, penanggapan, penilaian, pengorganisasian, dan pembentukan pola hidup.
3 Ranah Psikomotorik
Tujuan pembelajaran ranah psikomotorik menunjukkan adanya kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi
obyek, dan koordinasi syaraf. Ketegori jenis perilaku untuk ranah psikomotor yaitu: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan
terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian , dan kreativitas. Suprijono 2009: 7 menegaskan bahwa hasil belajar adalah perubahan
perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek saja. Artinya, hasil pembelajaran yang telah dilakukan harus secara komprehensif atau menyeluruh.
Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa pada aspek kognitif, afektif, dan
21
psikomotor setelah melakukan proses belajar. Hasil belajar menggambarkan tingkat penguasaan siswa tentang materi pelajaran yang diberikan oleh guru.
2.2.6 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
Siswa sekolah dasar berada pada periode masa kanak-kanak akhir. Periode ini terjadi pada rentang usia 6-12 tahun. Periode masa kanak-kanak akhir
memiliki ciri-ciri Kurnia 2007: 1.20-1: 1
Label yang digunakan para pendidik: a anak usia sekolah dasar. Anak diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk keberhasilan
penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan memperoleh keterampilan penting tertentu; b periode kritis dalam dorongan berprestasi. Masa
dimana dorongan berprestasi membentuk kebiasaan anak untuk mencapai sukses menetap hingga dewasa. Apabila anak mengembangkan kebiasaan
untuk belajar atau bekerja sesuai, dibawah, atau diatas kemampuannya, maka kebiasaan ini akan menetap dan cenderung mengenai semua bidang
kehidupan anak, baik dalam bidang akademik maupun bidang lainnya.
2 Label yang digunakan ahli psikologi : a usia berkelompok. Masa dimana
perhatian utama anak tertuju pada keinginan diterima teman sebaya sebagai anggota kelompok terutama kelompok yang bergengsi dalam
pandangan teman-temannya; b usia penyesuaian diri. Anak
menyesuaikan diri dengan standar yang disetujui kelompok.
Kurnia 2007: 1.21 juga menyatakan bahwa periode anak usia SD disebut usia kreatif sebagai kelanjutan dan penyempurnaan perilaku kreatif yang mulai
terbentuk pada masa anak awal. Kecenderungan kreatif ini perlu mendapat
22
bimbingan dan dukungan dari guru maupun orang tua sehingga berkembang menjadi tindakan kreatif yang positif dan orisinal, tidak negatif dan sekedar
meniru tindakan kreatif orang atau anak yang lain. Sementara menurut Piaget dalam Sumantri dan Syaodih 2001: 2.12, pada
tahap operasional konkret anak-anak mampu berpikir operasional: mereka dapat mempergunakan berbagai simbol, melakukan berbagai bentuk operasional, yaitu
kemampuan aktivitas mental sebagai kebalikan dari aktivitas jasmani yang merupakan dasar untuk mulai berpikir dalam aktivitasnya.
2.2.7 Model Pembelajaran