Model Pembelajaran Model Pembelajaran Konvensional

22 bimbingan dan dukungan dari guru maupun orang tua sehingga berkembang menjadi tindakan kreatif yang positif dan orisinal, tidak negatif dan sekedar meniru tindakan kreatif orang atau anak yang lain. Sementara menurut Piaget dalam Sumantri dan Syaodih 2001: 2.12, pada tahap operasional konkret anak-anak mampu berpikir operasional: mereka dapat mempergunakan berbagai simbol, melakukan berbagai bentuk operasional, yaitu kemampuan aktivitas mental sebagai kebalikan dari aktivitas jasmani yang merupakan dasar untuk mulai berpikir dalam aktivitasnya.

2.2.7 Model Pembelajaran

Trianto 2012: 51 mendefinisikan model pembelajaran sebagai suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial. Joyce dan Weil 1980: 1 dalam Rusman 2011: 133 menyebutkan bahwa model pembelajaran merupakan sebuah rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum rencana pembelajaran jangka panjang, merancang bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau lainnya. Arends 1997: 7 dalam Trianto 2012: 54 menjelaskan bahwa model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Jadi, model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi para guru dalam merancang kegiatan pembelajaran guna membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. 23 Johnson dalam Trianto 2012: 55 berpendapat bahwa untuk mengetahui kualitas model pembelajaran harus dilihat dari dua akpek, yaitu proses dan produk. Aspek proses mengacu apakah pembelajaran mampu menciptakan situasi belajar yang menyenangkan serta mendorong siswa aktif belajar dan berpikir kreatif. Aspek produk mengacu apakah pembelajaran mampu mencapai tujuan, yaitu meningkatkan kemampuan siswa sesuai dengan standar kemampuan atau kompetensi yang ditentukan.

2.2.8 Model Pembelajaran Konvensional

Menurut Brooks Brooks 1993 dalam Setiawan 2011 model pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran yang menekankan kepada tujuan pembelajaran berupa penambahan pengetahuan. Burrowes 2003 dalam Setiawan 2011 mengemukakan bahwa pembelajaran konvensional menekankan pada resitasi konten, tanpa memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk merefleksi materi-materi yang dipresentasikan, menghubungkannya dengan pengetahuan sebelumnya, atau mengaplikasikannya kepada situasi kehidupan nyata. Ciri-ciri pembelajaran konvensional menurut Setiawan 2011 yaitu: 1 terjadi passive learning; 2 interaksi di antara siswa kurang; 3 tidak ada kelompok-kelompok kooperatif; 4 penilaian bersifat sporadis; 5 lebih mengutamakan hapalan daripada pengertian; 6 mengutamakan hasil daripada proses, dan 7 pembelajarannya berpusat pada guru. Sumiati dan Asra 2009: 63 menjelaskan bahwa pembelajaran yang berpusat pada guru, pada umumnya terjadi proses yang bersifat penyajian atau 24 penyampaian isi atau materi pembelajaran. Dalam pembelajaran ini, kegiatan sepenuhnya ada di pihak guru sedangkan siswa hanya menerima dan diberi pembelajaran pasif. Dari beberapa penjelasan dan ciri-ciri di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang lebih menekankan pada pemindahan transfer informasi. Peran guru hanya menyiapkan dan memindahkan pengetahuan atau informasi kepada siswa, sedangkan peran siswa mendengarkan dan menerima apa saja yang disampaikan guru. Pembelajaran konvensional mempunyai beberapa kelemahan sebagai berikut Setiawan 2011: 1 tidak semua siswa memiliki cara belajar terbaik dengan mendengarkan, 2 sering terjadi kesulitan untuk menjaga agar siswa tetap tertarik dengan apa yang dipelajari, 3 tidak memerlukan pemikiran yang kritis, 4 menganggap setiap siswa memiliki cara belajar sama, 5 kurang menekankan pada pemberian keterampilan proses, 6 daya serap siswa rendah dan cepat hilang karena bersifat menghafal. Menurut Setiawan 2011, selain memiliki beberapa kekurangan, model pembelajaran ini juga mempunyai beberapa kelebihan, yaitu: 1 dapat berbagi informasi yang tidak mudah ditemukan di tempat lain, 2 menyampaikan informasi dengan cepat, 3 mengajari siswa yang cara belajar terbaiknya dengan mendengarkan, 4 mudah digunakan dalam proses pembelajaran.

2.2.9 Model Pembelajaran Mind Mapping