Analisis Daya Pembeda Soal

54

3.5.1.4 Analisis Daya Pembeda Soal

Analisis daya pembeda mengkaji butir butir soal dengan tujuan mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang mempunyai kemampuan rendah Sudjana, 2009:135. Daya beda butir soal memiliki pengertian seberapa jauh butir soal tersebut dapat membedakan kemampuan individu peserta tes Suryanto, dkk 2010: 5.23. Untuk menghitung daya pembeda butir soal pilihan ganda dapat digunakan rumus: B A P B A A P P J B J B = D − = − Keterangan: D = daya pembeda soal J A = banyaknya peserta kelompok atas J B = banyaknya peserta kelompok bawah B A = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar B B = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar P A = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P B = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Kriteria yang digunakan yakni: D = 0,00 - 0,20 : berarti jelek D = 0,21 - 0,40 : berarti cukup D = 0,41 - 0,70 : berarti baik D = 0,71 - 1,00 : berarti baik sekali 55 D = negatif : semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja Arikunto 2012: 228–32. Soal yang digunakan dalam penelitian ini yaitu soal dengan daya pembeda cukup, baik, dan baik sekali. Hasil penghitungan daya pembeda soal selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 14. Simpulan dari hasil penghitungan daya pembeda soal dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3.4. Hasil Analisis Daya Pembeda Soal No. Soal PA PB D Kriteria No. Soal PA PB D Kriteria 1 1,00 0,45 0,55 Baik 21 0,91 0,73 0,18 Jelek 2 0,82 0,18 0,64 Baik 22 0,36 0,00 0,36 Cukup 3 0,82 0,36 0,46 Baik 23 1,00 0,45 0,55 Baik 4 0,55 0,09 0,46 Baik 24 0,91 0,36 0,55 Baik 5 0,55 0,09 0,46 Baik 25 0,64 0,18 0,46 Baik 6 1,00 0,55 0,45 Baik 26 0,91 0,45 0,46 Baik 7 0,91 0,45 0,46 Baik 27 0,45 0,09 0,36 Cukup 8 0,91 0,64 0,27 Cukup 28 0,91 0,45 0,46 Baik 9 0,91 0,82 0,09 Jelek 29 0,91 0,55 0,36 Cukup 10 0,64 0,27 0,37 Cukup 30 0,82 0,36 0,46 Baik 11 0,73 0,45 0,28 Cukup 31 0,55 0,09 0,46 Baik 12 0,91 0,55 0,36 Cukup 32 0,91 0,55 0,36 Cukup 13 0,91 0,36 0,55 Baik 33 0,91 0,91 0,00 Jelek 14 1,00 0,73 0,27 Cukup 34 0,82 0,36 0,46 Baik 15 0,91 0,36 0,55 Baik 35 0,91 0,73 0,18 Jelek 16 0,64 0,73 -0,9 Negatif 36 0,91 0,45 0,46 Baik 17 0,82 0,27 0,55 Baik 37 0,82 0,82 0,00 Jelek 18 0,91 0,45 0,46 Baik 38 1,00 0,27 0,73 Baik sekali 19 0,82 0,82 0,00 Jelek 39 0,45 0,09 0,36 Cukup 20 0,45 0,09 0,36 Cukup 40 0,82 0,45 0,37 Cukup Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat terdapat 7 soal berdaya pembeda jelek, 12 soal berdaya beda cukup, 20 soal berdaya beda baik dan 1 soal berdaya beda sangat baik. Soal yang dapat digunakan sebagai instrumen minimal berdaya beda cukup. 56 Setelah dilakukan uji validitas, uji reliabilitas, analisis tingkat kesukaran soal, dan analisis daya pembeda soal pada soal uji coba, maka peneliti memilih 20 soal yang akan digunakan sebagai instrumen penelitian. Soal yang dipilih merupakan soal yang sudah valid, reliabel, jumlah antara soal dengan kriteria sukar, sedang, dan mudah proporsional, serta memiliki daya pembeda minimal cukup. Setelah mempertimbangkan hasil penghitungan diatas, butir soal yang akan digunakan sebagai instrumen penelitian yaitu butir soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 12, 14, 17, 23, 24, 25, 28, 29, 30, 31, 32, 36, dan 39. Seluruh butir soal tersebut sudah memenuhi seluruh indikator dalam pembelajaran materi Sumber Daya Alam. Soal yang telah dipilih kemudian dijadikan sebagai soalpretesdan postes. Soal-soal tersebut selengkapnya dapat dibaca pada lampiran 16.

3.5.2 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa