ANB FMIA Frankfort - Mandibular Incisor Angle OCC PL Occlusal Plane

Gambar 6. FMA Frankfort Mandibular Angle , FMIA Frankfort Mandibular Incisor Angle, IMPA Incisor Mandibular Plane Angle . 7

2.7.2 ANB

Sudut kedua adalah sudut ANB, yang juga merupakan kriteria yang telah dikenal ortodontis. ANB adalah sudut yang secara spesifik mengklasifikasikan suatu maloklusi dan merupakan indikator yang digunakan untuk mengkaji disharmoni hubungan antara maksila dan mandibula yang didapat dari sudut SNA dikurangi sudut SNB . 3,4,13,18-20 ANB menunjukkan hubungan langsung anteroposterior dari maksila terhadap mandibula. Nilai ANB berkisar 1 ˚ - 5˚ Gambar 7. Nilai ANB lebih besar dari 10° biasanya membutuhkan kombinasi perawatan bedah sebagai tambahan untuk mendapatkan perawatan yang tepat. 4,7,13,18-20 Gambar 7. Nilai normal sudut ANB 1° - 5°. 7,19 Universitas Sumatera Utara

2.7.3 FMIA Frankfort - Mandibular Incisor Angle

Sudut ketiga adalah sudut Frankfort - insisivus mandibula, yaitu sudut yang diambil dari perpotongan garis Frankfort dan garis aksis insisvus mandibula Gambar 8. Sudut ini merupakan sudut yang paling penting yang menggambarkan protrusi insisivus mandibula. FMIA tidak hanya menggambarkan hubungan protrusi insisivus mandibula terhadap mandibula, namun juga menghubungkan protrusi insisivus mandibula terhadap wajah. 13,16,19 Nilai normal FMIA adalah 68 ˚ dengan FMA 22˚ - 28˚. Jika nilai FMIA 65˚ diharapkan nilai FMA 30 ˚ atau lebih. Tweed mengatakan bahwa nilai FMIA mengindikasikan derajat keseimbangan dan harmonisasi di antara wajah bawah dan batas anterior dari pertumbuhan gigi, sehingga bila nilai FMIA berada dikisaran normal akan terdapat hubungan wajah yang baik ideal. 8,14,15,19,20 Gambar 8. FMIA. Tweed menggunakan FMIA sebagai indikator keseimbangan wajah. 7

2.7.4 OCC PL Occlusal Plane

Garis oklusal yang diukur terhadap garis Frankfort telah lama dianggap sebagai penentu atas kualitas gaya ortodonti, dan merupakan sudut keempat dalam Indeks Probabilitas Gramling. Sudut ini juga penting sebagai penentu kesulitan dari Universitas Sumatera Utara suatu koreksi ortodonti karena maloklusi dikoreksi di sepanjang garis oklusal. Dalam penelitian pada 150 maloklusi Klas II didapat bahwa maloklusi Klas II dengan sudut dataran yang tinggi terbukti paling sulit dikoreksi. 3,4,13,18-20 Nilai normal dari garis OCC PL ke garis FH adalah 8°-12° ± 2° pada pasien laki-laki dan perempuan. Kecuraman rata-rata pada OCC PL laki-laki dan perempuan adalah 9° dan 11° Gambar 9. Nilai di atas dan di bawah rentang normal mengindikasikan tingkat kesulitan dalam perawatan. Peningkatan kecuraman OCC PL selama perawatan mengindikasikan kehilangan kontrol vertikal dan kecenderungan untuk memperoleh hasil perawatan yang kurang stabil karena sudut OCC PL menentukan keseimbangan otot, terutama otot-otot mastikasi. 7,13,18-20 Gambar 9. Nilai normal OCC PL 8°-12°±2°. Rata-rata kecuraman OCC PL pada laki-laki 9° dan perempuan 11°. 19

2.7.5 SNB