-
Gigitan dalam.
-
Bibir biasanya kompeten dengan garis bibir bawah yang lebih tinggi.
-
Relasi bibir tertutup.
-
Bentuk lengkung maksila besar dan biasanya berbentuk oval.
-
Bentuk wajah biasanya brachifasial.
-
Profil wajah cenderung lurus sampai sedikit cembung.
B. Gambaran Sefalometri Maloklusi Klas II divisi 2
Maloklusi Klas II divisi 2 memiliki diskrepansi skeletal ringan ditandai dengan sudut FMA yang kecil dan dihubungkan dengan pola pertumbuhan
horizontal. Pada arah vertikal tinggi wajah bagian bawah rendah, sudut nasolabial besar, dan rotasi mandibula berlawanan jarum jam.
5,16
2.4 Penatalaksanaan maloklusi Klas II
Penanganan maloklusi Klas II dapat dilakukan dengan cara modifikasi pertumbuhan yaitu menghambat pertumbuhan maskila dan disaat yang sama
merangsang pertumbuhan mandibula. Perawatan ini hanya dapat dilakukan pada masa pertumbuhan dengan piranti fungsional. Pada pasien dewasa diskrepansi
skeletal dapat dikamuflase dengan pergerakan gigi secara ortodonti dengan atau tanpa pencabutan. Pada kasus dengan diskrepansi yang sangat berat, pilihan perawatan
terbaik adalah kombinasi perawatan ortodonti dengan bedah ortognatik.
5
Kamuflase Maloklusi Klas II dapat dilakukan dalam 2 bentuk:
30
Universitas Sumatera Utara
1. Dengan pencabutan: Pencabutan dibutuhkan untuk retraksi insisivus maksila
yang protrusi. Ini biasanya dicapai dengan pencabutan kedua premolar pertama maksila untuk menggerakkan gigi anterior ke posterior.
20
Keputusan klinisi untuk melakukan pencabutan dalam perawatan ortodonti adalah: adanya crowding, insisivus
yang proklinasi, dibutuhkan perubahan profil wajah, adanya anomali ukuran gigi, pergeseran garis median, overjet yang besar, dan kestabilan hasil perawatan.
21
Pencabutan premolar menyebabkan perubahan profil jaringan lunak, dalam beberapa kasus perubahan ini meningkatkan estetik wajah tetapi di lain pihak hal yang tidak
diinginkan juga dapat terjadi pada wajah.
22
2. Tanpa pencabutan: Dapat dilakukan dengan cara pergeseran gigi di kedua
lengkung yaitu distalisasi gigi geligi maksila dan mesialisasi gigi geligi mandibula. Dalam perawatan dengan pesawat cekat, hal ini dicapai melalui pemakaian headgear,
distal jet maupun alat distalisasi lainnya. Dalam perawatan tanpa pencabutan, dapat juga dibantu dengan pemakaian elastik Klas II. Respons tipikal dari elastik Klas II
atau ekuivalennya, adalah sedikit retraksi lengkung maksila pergeseran lengkung mandibula ke depan, flaring insisivus bawah, elongasi insisivus atas dan molar
bawah serta rotasi bagian anterior searah jarum jam dan bagian posterior berlawanan jarum jam.
4,8
Ada dua masalah utama dengan melakukan hal tersebut, yaitu hasilnya mungkin tidak stabil atau tidak dapat diterima secara estetis. Pertama, menggerakkan
lengkung mandibula ke depan akan menempatkan insisivus dalam posisi tidak stabil, sehingga pasien harus memakai retainer seumur hidup atau akan mudah terjadi relaps.
Universitas Sumatera Utara
Kedua, pergerakan gigi cenderung memperjelas penampilan tak berdagu pasien, karena bibir bawah bergerak ke depan tetapi jaringan lunak dagu biasanya bergerak
ke belakang saat mandibula berotasi ke bawah dan ke belakang. Ketiga, ekstrusi insisivus atas akibat pemakaian elastik Klas II akan menyebabkan rotasi maksila ke
bawah dan ke belakang sehingga mengakibatkan gummy smile
. 3,7,9,20
Berdasarkan alasan tersebut di atas, pemakaian elastik Klas II hampir tidak pernah memberikan hasil yang baik. Selain hasilnya tidak stabil, cara ini gagal
menyamarkan deformitas yang mendasarinya dan dapat menyebabkan deformitas semakin jelas. Penerapan genioplasti untuk menggerakkan dagu ke depan terkadang
diperlukan agar perawatan dapat lebih baik secara estetis.
30
2.5 Indeks Probabilitas Gramling