Pengukuran laju respirasi HASIL DAN PEMBAHASAN A.

5 10 15 20 25 30 35 40 45 h0 h2 h4 h6 h8 h10 h12 Lam a Penyim panan Hari Ni la i w a rn a b Peti Kardus Jaring Plastik Gambar 25. Perubahan warna nilai b mentimun selama penyimpanan pada suhu 30 o C.

F. Pengukuran laju respirasi

Penentuan laju respirasi dapat dilakukan melalui pengukuran laju konsumsi O 2 atau dengan penentuan laju produksi CO 2 Pantastico 1989. Konsentrasi O 2 dan CO 2 yang terukur memiliki satuan persen kemudian untuk memperoleh nilai laju respirasi, nilai konsentrasi tersebut harus dikalikan dengan volume bebas dalam kemasan ml dan dibagi dengan berat komoditas yang diukur kg dan waktu pengukuran jam. Laju respirasi memiliki satuan mlkg jam. Data rata-rata laju respirasi CO 2 dan O 2 dapat dilihat pada Lampiran 20 dan 21. Berdasarkan hasil pengamatan rata - rata konsentrasi gas CO 2 dan O 2 konsentrasi CO 2 pada suhu penyimpanan 5 o C meningkat dari 0.03 CO 2 menjadi 1.36 CO 2 selama 276 jam penyimpanan, dengan laju rata - rata 9.21 ml CO 2 kg. jam. Sedangkan untuk O 2 konsentrasi menurun dari 21.0 O 2 menjadi 19.6 O 2 dengan laju rata 7.39 ml O 2 kg. jam pada pengamatan per 24 jam. Pada suhu 10 o C konsentrasi gas CO 2 meningkat dari 0.03 CO 2 menjadi 2.65 CO 2 setelah 276 jam penyimpanan, dengan laju rata - rata 14.87 ml CO 2 kg. Sedangkan untuk O 2 konsentrasi menurun dari 21.0 O 2 menjadi 18.15 O 2 dengan laju rata 15.09 ml O 2 kg. jam pada pengamatan per 24 jam. Pada suhu ruang konsentrasi gas CO 2 meningkat dari 0.03 CO 2 menjadi 4.72 CO 2 setelah 156 jam penyimpanan, dengan laju rata - rata 35.13 ml CO 2 kg. jam. Sedangkan untuk O 2 konsentrasi menurun dari 21.0 O 2 menjadi 15.81 O 2 dengan laju rata 41.42 ml O 2 kg. jam. Setelah 156 jam buah mentimun yang disimpan sudah mengalami kerusakan dan pembusukan akibat munculnya kapang atau jamur. Laju perubahan konsentrasi baik CO 2 dan O 2 pada suhu ruang lebih tinggi dibandingkan dengan suhu penyimpanan 5 o C dan 10 o C karena laju respirasi dapat dikurangi dengan menurunkan suhu penyimpanan. Dengan laju perubahan kosentrasi yang tinggi inilah maka mentimun yang disimpan pada suhu ruang mempunyai umur simpan yang pendek dan terlebih dahulu rusak jika dibandingkan dengan mentimun yang disimpan pada suhu 5 o C dan 10 o C. Grafik laju perubahan konsentrasi CO 2 dan O 2 pada suhu 5 o C, 10 o C dan suhu ruang disajikan pada Gambar 26 dan 27. 10 20 30 40 50 24 48 72 96 120 144 168 192 216 240 264 Lama Penyimpanan jam L a ju Re sp ir a si m l C O 2 k g j a m Suhu 5oC Suhu 10oC Suhu ruang Gambar 26. Grafik laju respirasi CO 2 selama penyimpanan. 10 20 30 40 50 60 24 48 72 96 120 144 168 192 216 240 264 Lama Penyimpanan jam L a ju R e s p ir a s i m l O2 k g ja m Suhu5 Suhu10 Suhu30 Gambar 27. Grafik laju respirasi O 2 selama penyimpanan. Berdasarkan hasil pengukuran laju respirasi pada Gambar 28 dan 29 selama penyimpanan terlihat bahwa buah mentimun dalam kemasan kardus pada suhu 30°C mengalami laju respirasi yang paling tinggi dibandingkan dengan yang lain, dilihat dari peningkatan CO 2 yang diproduksi dan menurunnya konsumsi O 2 . Faktor yang menyebabkan tingkat respirasi pada kemasan kardus karton tinggi yaitu kemasan kardus karton pada saat pengangkutan tanpa ventilasi di setiap permukaan kemasan kardus kartonnya.. Hal tersebut yang menyebabkan sirkulasi atau pertukaran udara tidak berjalan dengan baik yang menyebabkan laju respirasi buah mentimun pada kemasan kardus karton tinggi. 10 20 30 40 50 60 70 24 48 72 96 120 144 168 192 216 240 264 Waktu jam L a ju R es p ir a si m lC O 2 k g ja m P5 P10 P30 K5 K10 K30 J5 J10 J30 Pl5 Pl10 Pl30 Gambar 28. Grafik laju respirasi CO 2 pada kemasan selama penyimpanan 10 20 30 40 50 60 70 24 48 72 96 120 144 168 192 216 240 264 Waktu jam L a ju R es p ir a si m lO 2 k g j a m P5 P10 P30 K5 K10 K30 J5 J10 J30 Pl5 Pl10 Pl30 Gambar 29. Grafik laju respirasi O 2 pada kemasan selama penyimpanan

G. Organoleptik