Pada kemasan peti kayu, buah mentimun mengalami benturan terhadap kemasan dan antar buah itu sendiri. Kemasan peti kayu yang keras bersifat
kaku rigid dan tajam menyebabkan buah mengalami luka mekanis berupa goresan dan luka pecah, kondisi permukaan kemasan pada peti kayu juga
dalam keadaan tidak halus atau kasar sehingga menyebabkan terjadi kerusakan pada permukaan kulit buah mentimun yang rentan terhadap kerusakan. Selain
itu, tingginya susunan vertikal dalam kemasan menyebabkan buah mentimun yang berada pada lapisan paling bawah menahan beban buah mentimun yang
berada di atasnya, sehingga buah mentimun yang berada di lapisan bawah lebih banyak mengalami luka memar.
Sedangkan tingkat kerusakan mekanis pada kemasan kardus lebih rendah daripada kemasan peti kayu, kantong jaring dan kantong plastik.
Kemampuan menahan goncangan dan getaran menyebabkan tingkat kerusakan mekanis relatif lebih rendah. Kerusakan banyak terjadi karena luka gores
antara buah mentimun. Pantastico 1989 menjelaskan bahwa wadah - wadah yang dipakai dalam kegiatan distribusi haruslah cukup untuk menahan
penumpukan dan dampak pemuatan dan pembongkaran tanpa menimbulkan kememaran pada barang barang yang lunak. Kardus karton bergelombang
mempunyai kelebihan diantaranya bobot ringan dan harga murah serta mempunyai permukaan yang halus berguna untuk mengurangi terjadi
kerusakan akibta gesekan kemasan dengan bahan, tetapi memiliki kelemahan dintaranya menyerap lembab yang menyebabkan kehilangan kekuatannya.
C. Susut Bobot
Perubahan susut bobot mentimun dengan perlakuan sortasi dan tanpa sortasi dilakukan dengan mengukur mentimun setiap 2 hari selama 12 hari.
Dari analisis sidik ragam Lampiran 5 dan uji lanjut pada Lampiran 6 dan 7, terlihat bahwa suhu penyimpanan berpengaruh nyata terhadap susut bobot
mentimun selama penyimpanan. Pada lama penyimpanan sampai hari ke-10 diperoleh f hitung 0.0003 untuk umur simpan 2 hari, 0.0038 untuk umur
simpan 4 hari, 0.0053 untuk umur simpan 6 hari, 0.0001 untuk umur simpan 8 hari, 0.0004 untuk umur simpan 10 hari dan 0.0001 untuk 12 hari. Sedangkan
jenis perlakuan kemasan berpengaruh nyata pada h0 sedangkan seterusnya tidak berpengaruh nyata. Interaksi antara suhu dan jenis perlakuan kemasan
tidak berpengaruh nyata terhadap susut bobot buah mentimun. Grafik perubahan susut bobot mentimun yang terjadi selama penyimpanan dapat
dilihat pada Gambar 11,12 dan 13.
1 2
3 4
5 6
Sebelum h0
h2 h4
h6 h8
h10 h12
Lama Penyimpanan Hari S
u su
t B o
b o
t
Peti Kardus
Jaring Plastik
Gambar 11. Perubahan susut bobot mentimun selama penyimpanan pada suhu 5
o
C.
1 2
3 4
5 6
Sebelum h0
h2 h4
h6 h8
h10 h12
Lama penyimpanan hari S
u s
u t b
obot
Peti Kardus
Jaring Plastik
Gambar 12. Perubahan susut bobot mentimun selama penyimpanan pada suhu 10
o
C.
2 4
6 8
10 12
14
Sebelum h0
h2 h4
h5 h8
h10 h12
Lam a Penyim panan Hari S
u s
u t B
obot
Peti Kardus
Jaring Plastik
Gambar 13. Perubahan susut bobot mentimun selama penyimpanan pada suhu 30
o
C. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa susut bobot mentimun pada
suhu 5
o
C lebih tinggi daripada suhu 10
o
C. Hal ini dapat disebabkan oleh perbedaan kelembapan relatif pada ruang simpan. Menurut Ryall dan
Pentzer1982, faktor yang mempengaruhi susut bobot salah satunya adalah kelebaban udara relatif RH pada ruang simpan, apabila ruang simpan
memiliki RH yang tinggi maka susut bobot yang dialami akan lebih rendah. Dari hasil pengukuran RH pada lemari pendingin bersuhu 5
o
C mempunyai kisaran RH antara 80 - 90 , sedangkan RH pada lemari pendingin bersuhu
10
o
C mempunyai kisaran RH antara 90 - 98 . Meskipun kelembaban yang rendah dapat mengakibatkan penyusutan yang berlebihan, pengkeriputan dan
kerusakan kulit Pantastico, 1989.
D. Kekerasan