Gambar 9. Penyusunan buah mentimun dalam kemasan kantong plastik
B. Tingkat Kerusakan Mekanis
Data rata - rata tingkat kerusakan mekanis mentimun pada tiap kemasan setelah penggetaran dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Data rata - rata tingkat kerusakan mekanis mentimun setelah transportasi
Jenis Kemasan dan Bahan
Pengisi Jumlah
Rusak butir
Jumlah Tidak
Rusak butir
Total Sampel di Dalam Satu
Kemasan butir
Kerusakan mekanis
Peti Kayu 52,5 76
128,5 40.915
a
Kardus Karton 39
110,5 149,5
26.100
b
Kantong Jaring 58,5 88
146,5 40.180
a
Kantong Plastik 57 102
159 36.110
c
Kerusakan mekanis dapat terjadi karena adanya benturan antara bahan dengan bahan, benturan antara bahan dengan wadah atau kemasan, gesekan
dan himpitan. Menurut Pantastico 1989 cacat mekanik dapat terjadi pada waktu pengangkutan dan kememaran yang ditimbulkan mengganggu reaksi -
reaksi biokimia normal sehingga mengakibatkan perubahan warna, bau dan rasa yang tidak diinginkan, dan pembusukan yang cepat.
Deskripsi kerusakan dilakukan oleh panelis sejumlah 5 orang dimana setiap panelis melihat kerusakan pada buah mentimun. Kerusakan tersebut
seperti kerusakan memar yang terjadi akibat benturan mentimun dengan
kemasan, luka gores terjadi akibat gesekan, dan luka pecah akibat dari tekanan dan goncangan. Setiap buah mentimun yang termasuk dalam
deskripsi tersebut dimasukkan dalam kategori mentimun rusak. Pada analisis ragam Lampiran 3 dan hasil uji lanjut pada Lampiran 4
terlihat bahwa jenis kemasan berpengaruh nyata terhadap tingkat kerusakan mekanis buah mentimun. Dari Lampiran 4 dapat diketahui bahwa kemasan
peti kayu memiliki tingkat kerusakan mekanis tertinggi, yaitu sebesar 40.92. Sedangkan kemasan kardus karton memiliki tingkat kerusakan terendah
sebesar 26.10. Pada kemasan karung jaring dan karung plastik mempunyai kerusakan sebesar 40.18 dan 36.11 setelah penggetaran. Tingginya
kerusakan mekanis dapat merugikan secara ekonomis, karena jumlah komoditas yang dibuang atau rusak akan semakin banyak dan komoditas yang
bisa dijual pun semakin berkurang. Parameter yang menyatakan bahwa buah mentimun mengalami kerusakan mekanis adalah terdapatnya luka memar dan
luka gores pada kulit buah mentimun seperti pada Gambar 10.
Gambar 10. Luka memar dan luka gores dan luka pecah pada buah mentimun.
Pada kemasan peti kayu, buah mentimun mengalami benturan terhadap kemasan dan antar buah itu sendiri. Kemasan peti kayu yang keras bersifat
kaku rigid dan tajam menyebabkan buah mengalami luka mekanis berupa goresan dan luka pecah, kondisi permukaan kemasan pada peti kayu juga
dalam keadaan tidak halus atau kasar sehingga menyebabkan terjadi kerusakan pada permukaan kulit buah mentimun yang rentan terhadap kerusakan. Selain
itu, tingginya susunan vertikal dalam kemasan menyebabkan buah mentimun yang berada pada lapisan paling bawah menahan beban buah mentimun yang
berada di atasnya, sehingga buah mentimun yang berada di lapisan bawah lebih banyak mengalami luka memar.
Sedangkan tingkat kerusakan mekanis pada kemasan kardus lebih rendah daripada kemasan peti kayu, kantong jaring dan kantong plastik.
Kemampuan menahan goncangan dan getaran menyebabkan tingkat kerusakan mekanis relatif lebih rendah. Kerusakan banyak terjadi karena luka gores
antara buah mentimun. Pantastico 1989 menjelaskan bahwa wadah - wadah yang dipakai dalam kegiatan distribusi haruslah cukup untuk menahan
penumpukan dan dampak pemuatan dan pembongkaran tanpa menimbulkan kememaran pada barang barang yang lunak. Kardus karton bergelombang
mempunyai kelebihan diantaranya bobot ringan dan harga murah serta mempunyai permukaan yang halus berguna untuk mengurangi terjadi
kerusakan akibta gesekan kemasan dengan bahan, tetapi memiliki kelemahan dintaranya menyerap lembab yang menyebabkan kehilangan kekuatannya.
C. Susut Bobot