2 4
6 8
10 12
14
Sebelum h0
h2 h4
h5 h8
h10 h12
Lam a Penyim panan Hari S
u s
u t B
obot
Peti Kardus
Jaring Plastik
Gambar 13. Perubahan susut bobot mentimun selama penyimpanan pada suhu 30
o
C. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa susut bobot mentimun pada
suhu 5
o
C lebih tinggi daripada suhu 10
o
C. Hal ini dapat disebabkan oleh perbedaan kelembapan relatif pada ruang simpan. Menurut Ryall dan
Pentzer1982, faktor yang mempengaruhi susut bobot salah satunya adalah kelebaban udara relatif RH pada ruang simpan, apabila ruang simpan
memiliki RH yang tinggi maka susut bobot yang dialami akan lebih rendah. Dari hasil pengukuran RH pada lemari pendingin bersuhu 5
o
C mempunyai kisaran RH antara 80 - 90 , sedangkan RH pada lemari pendingin bersuhu
10
o
C mempunyai kisaran RH antara 90 - 98 . Meskipun kelembaban yang rendah dapat mengakibatkan penyusutan yang berlebihan, pengkeriputan dan
kerusakan kulit Pantastico, 1989.
D. Kekerasan
Pada analisis ragam Lampiran 8 dan hasil uji lanjut pada Lampiran 9 dan Lampiran 10 terlihat bahwa jenis kemasan tidak berpengaruh nyata
terhadap kekerasan. Pada suhu penyimpanan berpengaruh nyata pada h2, h4 dan h12 sedangkan interaksinya tidak berpengaruh nyata terhadap kekerasan
selama masa penyimpanan. Tingkat kekerasan buah mentimun yang terjadi selama penyimpanan dapat dilihat pada Gambar 14, 15 dan 16.
0,5 1
1,5 2
2,5
Sebelum h0
h2 h4
h6 h8
h10 h12
Lam a Penyim panan Hari K
e k
e ra
s a
n k gf
Peti Kardus
Jaring Plastik
Gambar 14. Perubahan kekerasan mentimun selama penyimpanan pada suhu 5
o
C.
0,5 1
1,5 2
2,5
Se be
lum h0
h2 h4
h6 h8
h10 h12
Lam a Penyim panan Hari Ke
k e
ra s
a n
k g
f
Peti Kardus
Jaring Plastik
Gambar 15. Perubahan kekerasan mentimun selama penyimpanan pada suhu 10
o
C.
0,5 1
1,5 2
2,5
Sebelum h0
h2 h4
h6 h8
h10 h12
Lam a Penyim panan Hari K
e ker
as an
k g
f
Peti Kardus
Jaring Plastik
Gambar 16. Perubahan kekerasan mentimun selama penyimpanan pada suhu 30
o
C.
Pengukuran uji kekerasan dilakukan sebagai salah satu indikasi terjadinya kerusakan pada buah mentimun, dimana semakin kecil nilai tekan
mentimun maka akan semakin rusak mentimun tersebut. Kekerasan terendah pada penyimpanan suhu 30
o
C, sedangkan kekerasan pada penyimpanan suhu 5
o
C lebih rendah daripada suhu 10
o
C, hal ini disebabkan susut bobot pada penyimpanan suhu 5
o
C lebih tinggi dibandingkan dengan penyimpanan suhu 10
o
C Menurut Pantastico 1986 ketegangan disebabkan oleh tekanan isi sel pada dinding sel dan bergantung pada konsentrasi zat-zat osmotik aktif pada
vakuola, permebilitas protoplasma, dan elastisitas dinding sel. Buah-buahan akan kehilangan airnya karena proses transpirasi dan respirasi setelah
pemanenan, sehingga tekanan turgornya menjadi semakin kecil dan menyebabkan komoditi tersebut menjadi lunak. Air sel yang menguap
membuat sel menciut sehingga ruangan antar sel menyatu dan zat pektin menjadi saling berikatan.
E. Warna
Warna merupakan salah satu parameter mutu yang pertama dilihat oleh konsumen karena dapat dilihat langsung secara visual. Warna juga merupakan
faktor pertama yang menentukan konsumen untuk mempertimbangkan rasa dan aromanya. Warna dapat dinilai secara visual oleh mata, tetapi hasil
pengukuran tersebut bersifat subjektif. Oleh karena itu diperlukan instrumen agar diperoleh hasil pengukuran warna yang objektif.
Pengukuran warna mentimun setelah penggetaran dan penyimpanan dapat dilihat dari tingkat kecerahan nilai L, tingkat kehijauan nilai a, dan
tingkat kekuningan nilai b. 1. Nilai L
Nilai L menyatakan tingkat kecerahan suatu bahan dimana cahaya pantul menghasilkan warna akromatik putih, abu-abu, dan hitam.
Parameter L mempunyai nilai dari 0 hitam sampai 100 putih. Pada analisis ragam Lampiran 11 terlihat bahwa suhu penyimpanan, jenis
perlakuan kemasan dan interaksinya tidak berpengaruh nyata terhadap nilai warna L selama masa penyimpanan. Berikut adalah perubahan nilai
warna L buah mentimun selama penyimpanan yang disajikan pada Gambar 17, 18 dan 19.
Gambar 17. Perubahan warna nilai L mentimun selama penyimpanan pada suhu 5
o
C.
10 20
30 40
50 60
70 80
h0 h2
h4 h6
h8 h10
h12
Lam a Penyim panan Hari N
ilai w a
rn a
L
Peti Kardus
Jaring Plastik
Gambar 18. Perubahan warna nilai L mentimun selama penyimpanan pada suhu 10
o
C.
10 20
30 40
50 60
70
h0 h2
h4 h6
h8 h10
h12
Lam a Penyim panan Hari N
ila i w
a rn
a L
Peti Kardus
Jaring Plastik
10 20
30 40
50 60
70 80
h0 h2
h4 h6
h8 h10
h12
Lam a Penyim panan Hari N
ilai w a
rn a
L
Peti Kardus
Jaring Plastik
Gambar 19. Perubahan warna nilai L mentimun selama penyimpanan pada suhu 30
o
C. Berdasarkan Gambar 17, 18 dan 19 dapat diketahui bahwa tingkat
kecerahan buah mentimun rata-rata semakin menurun dari warna hijau keputihan warna cerah menjadi hijau kecoklatan warna gelap.
menunjukkan bahwa buah mentimun semakin mengalami kerusakan selama penyimpanan.
2. Nilai a Nilai a menyatakan tingkat kehijauan dimana nilai positif +
menyatakan warna merah dan nilai negatif - menyatakan warna hijau. Pada analisis ragam Lampiran 14 dan hasil uji lanjut pada Lampiran 15
dan Lampiran 16 terlihat bahwa jenis kemasan berpengaruh nyata terhadap nilai warna a pada hari ke-0. Nilai warna a pada kemasan kardus karton
berpengaruh nyata terhadap kemasan peti kayu.. Sedangkan suhu penyimpanan dan interaksinya tidak berpengaruh nyata terhadap nilai
warna a selama masa penyimpanan. Berikut adalah perubahan nilai warna a buah mentimun selama penyimpanan yang disajikan pada Gambar 20,
21 dan 22.
Gambar 20. Perubahan warna nilai a mentimun selama penyimpanan pada suhu 5
o
C.
-20 -18
-16 -14
-12 -10
-8 -6
-4 -2
h0 h2
h4 h6
h8 h10
h12
Lam a Penyim panan Hari N
ilai w a
rn a
a
Peti Kardus
Jaring Plastik
Gambar 21. Perubahan warna nilai a mentimun selama penyimpanan pada suhu 10
o
C.
-18 -16
-14 -12
-10 -8
-6 -4
-2 h0
h2 h4
h6 h8
h10 h12
Lama Penyimpanan Hari
Nil a
i w a
rn a
a
Peti Kardus
Jaring Plastik
Gambar 22. Perubahan warna nilai a mentimun selama penyimpanan pada suhu 30
o
C.
-25 -20
-15 -10
-5 h0
h2 h4
h6 h8
h10 h12
Lam a Penyim panan Hari N
ila i w
a rn
a a
Peti Kardus
Jaring Plastik
3. Nilai b Nilai b menyatakan tingkat kekuningan dimana nilai positif +
menyatakan warna kuning dan nilai negatif - menyatakan warna biru. Pada analisis ragam Lampiran 17 dan hasil uji lanjut pada Lampiran 18
dan Lampiran 19 terlihat bahwa jenis kemasan dan interaksinya tidak berpengaruh nyata terhadap nilai warna b selama masa penyimpanan.
Sedangkan suhu penyimpanan pada h8 berpengaruh nyata terhadap nilai warna b selama masa penyimpananada suhu 5
o
C.dan 10
o
C. Berikut adalah perubahan nilai warna a buah mentimun selama penyimpanan yang
disajikan pada Gambar 23, 24 dan 25.
10 20
30 40
50
h0 h2
h4 h6
h8 h10
h12
Lam a Penyim panan Hari N
ila i w
a rn
a b
Peti Kardus
Jaring Plastik
Gambar 23. Perubahan warna nilai b mentimun selama penyimpanan pada suhu 5
o
C.
5 10
15 20
25 30
35 40
45
h0 h2
h4 h6
h8 h10
h12
Lam a Penyim panan Hari Nila
i w a
rn a
b
Peti Kardus
Jaring Plastik
Gambar 24. Perubahan warna nilai b mentimun selama penyimpanan pada suhu 10
o
C.
5 10
15 20
25 30
35 40
45
h0 h2
h4 h6
h8 h10
h12
Lam a Penyim panan Hari Ni
la i w
a rn
a b
Peti Kardus
Jaring Plastik
Gambar 25. Perubahan warna nilai b mentimun selama penyimpanan pada suhu 30
o
C.
F. Pengukuran laju respirasi