pengusaha maka akan semakin baik dalam mengelola usahanya. Dengan demikian tingkat pendidikan diduga berpengaruh positif terhadap tingkat pengembalian
kredit. Satuan yang digunakan adalah tahun. Dimana untuk SD=6 tahun, SMP=9 tahun, SMA=12 tahun,, D3=15 tahun, S1=16 tahun, S2=18 tahun dan S3=22
tahun.
3.3.9. Bencana Force Major
Bencana force major adalah musibah yang menimpa mitra binaan yang mempengaruhi jalannya usaha, dan akan berpengaruh terhadap pendapatan yang
diperoleh pengusaha. Penurunan yang diperoleh akibat adanya bencana yang menimpa mitra binaan akan mempengaruhi kelancaran dalam pengembalian
kredit. Bencana yang dimaksud seperti kebakaran, kebanjiran, pencurian atau perampokan, sakit, kematian, dan lain- lain. Faktor bencana ini diduga
berpengaruh negatif terhadap pengembalian kredit. Variabel dummy diukur dari ada atau tidaknya bencana yang menimpa mitra binaan, D
1i
akan bernilai 1 jika mitra binaan tertimpa bencana dan D
1i
akan bernilai 0 jika mitra binaan tidak tertimpa bencana.
3.3.10. Penghasilan Lain di Luar Usaha
Penghasilan lain di luar usaha merupakan penghasilan yang diperoleh mitra binaan diluar usaha ya ng dijalankan oleh mitra binaan. Penghasilan di luar
usaha yang diperoleh mitra binaan dianggap dapat mempengaruhi tingkat pengembalian kredit karena semakin banyaknya sumber pendapatan yang
diperoleh mitra binaan maka akan semakin kecil kemungkinan untuk menunggak. Variabel ini diukur dari ada atau tidaknya pendapatan lain diluar usaha yang
dijalankan oleh mitra binaan, D
2i
akan bernilai satu apabila mitra binaan memiliki pendapatan diluar usaha yang dijalankannya, dan D2i akan bernilai nol jika mitra
binaan tidak memiliki pendapatan di luar usaha yang dijalankan.
IV. GAMBARAN UMUM
4.1. Sejarah Singkat
Corporate Social Responsibility CSR PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Telkom adalah Badan Usaha Milik Negara BUMN yang bergerak dalam bidang pelayanan atau penyedia jasa dan
jaringan telekomunikasi yang di bentuk dan didirikan berdasarkan hukum Republik Indonesia. Telkom merupakan salah satu BUMN yang menjalankan
program Corporate Social Responsibility CSR. Telkom Corporate Social Responsibility adalah komitmen Telkom dalam mendukung pengembangan
kualitas hidup masyarakat secara berkelanjutan sebagai bagian dari strategi bisnis perusahaan.
Telkom sudah menjalankan program CSR sejak tahun 2000 yang benama Pembinaan Industri Kecil PIK. Pada tahun 2001 program CSR yang dijalankan
oleh Telkom berubah menjadi Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi PUKK, hal ini didasarkan atas SK MENKU No. 316 Tahun 2001. Program PIK dan PUKK
yang dijalankan oleh Telkom ini dilakukan untuk membantu Usaha Kecil dan Menengah UKM atau industri kecil dan koperasi khususnya dalam memperoleh
modal. Namun, pada tahun 2003 sampai dengan sekarang program CSR yang dijalankan oleh Telkom bernama Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
PKBL. Hal ini, didasarkan pada Kepmen No. 236MBU2003 dimana dalam kegiatan CSR tidak hanya membantu permasalahan modal untuk usaha kecil
tetapi juga harus memperhatikan lingkungan khususnya di daerah sekitar perusahaan.