LAPORAN COOP PENELITIAN KERJA PRAKTEK PT. PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY
AREA KAMOJANG
JURUSAN FISIKA FMIPA - ITS
31 Batuan Alterasi
Selain manifestasi berupa air,uap dan gas yang keluar dari dalam bumi ada juga manifestasi panas bumi yang bisa di amati pada batuan yaitu alterasi. Alterasi
merupakan perubahan komposisi mineralogi batuan dalam keadaan padat karena adanya pengaruh Suhu dan Tekanan yang tinggi dan tidak dalam kondisi isokimia
menghasilkan mineral lempung, kuarsa, oksida atau sulfida logam. Proses alterasi merupakan peristiwa sekunder, berbeda dengan metamorfisme yang merupakan
peristiwa primer. Alterasi terjadi pada intrusi batuan beku yang mengalami pemanasan dan pada struktur tertentu yang memungkinkan masuknya air meteorik
meteoric water untuk dapat mengubah komposisi mineralogi batuan.
Gambar 4.13 Batuan alterasi
4.1.4 Sistem Panas Bumi
Energi panas bumi tersimpan dalam batuan di bawah permukaan bumi dan fluida yang terkandung di dalamnya. Sistem panas bumi terdiri dari elemen-elemen yang meyusun sistem
tersebut. Elemen-elemen penting penyusun sistem geothermal terdiri dari tiga yaitu : Sumber panas heat source, batuan reservoir yang permeabel reservoir rock, dan adanya fluida
yang membawa aliran panas water recharge . Pada reservoir hidrotermal ada clay capcap rock yang terbentuk dari batuan beku yang berasosiasi dengan hidrotermal alterasi. Sumber
LAPORAN COOP PENELITIAN KERJA PRAKTEK PT. PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY
AREA KAMOJANG
JURUSAN FISIKA FMIPA - ITS
32 panas berasal dari panas yang dihasilkan dari intrusi batuan beku, sementara fluida
terakumulasi di reservoir berasal dari air tanah dan air hujan.
BAB V PENUTUP
Gambar 4.14 Sistem panas bumi
a. Klasifikasi sistem panas bumi menurut temperatur fluida
Klasifikasi sistem panas bumi menurut Hochstein 1990, berdasarkan pada besarnya temperatur, dibedakan menjadi tiga, yaitu :
Sistem bertemperatur rendah, yaitu sistem yang reservoirnya mengandung fluida dengan temperatur lebih rendah dari 125°C.
Sistem bertemperatur sedang, yaitu sistem yang reservoirnya mengandung fluida bertemperatur antara 125°C sampai dengan 225°C.
Sistem yang bertemperatur tinggi , yaitu sistem yang reservoirnya mengandung fluida bertemperatur di atas 225°C.
b. Klasifikasi sistem panas bumi menurut sumber panas
Berdasarkan sumber panasnya, Ronald Di Pippo 2005, membedakan sistem panas bumi menjadi empat, anatara lain :
Sistem Geopressured Lokasi reservoir ini cukup dalam yaitu sekitar 2400-9100 m. Reservoir ini
memiliki kadar garam tinggi, tetapi memiliki temperatur yang rendah. Sistem ini berasosiasi dengan sistem reservoir gas dan minyak yang dalam. Reservoir ini
LAPORAN COOP PENELITIAN KERJA PRAKTEK PT. PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY
AREA KAMOJANG
JURUSAN FISIKA FMIPA - ITS
33 berisi air panas yang mengandung banyak sekali gas metana sehingga berada pada
lingkungan yang gradien tekanannya lebih besar dari gradien hidrostatik. Percobaan
dalam skala
laboratorium sudah
dilakukan yaitu
dengan memproduksikan fluida tersebut ke permukaan. Kemudian gas metana dipisahkan
dari air panasnya. Gas metana dibakar untuk memanaskan air sehingga meningkatkan harga entalpi air.
Gambar 4.15 Sistem Geopressured
Sistem Hot Dry Rock Reservoir
ini memiliki
kedalaman yang
snagat dalam
sehingga permeabilitasnya menjadi lebih kecil. Sumber panas yang tinggi dalam batuan
impermeabel berasal dari intrusi magma atau gradien geotermalnya. Tidak terdapat fluida pada batuan yang impermeabel. Pemanfaatannya dilakukan dengan
cara membor reservoir ini dengan membuat artificial reservoir injeksi air dingin pada lapisan batuan panas yang impermeabel, kemudian dilakukan hydraulic
fracturing rekahan buatan di mana air diinjeksikan dengan tekanan yang besar sehinggamengakibatkan rekahan di reservoir.
LAPORAN COOP PENELITIAN KERJA PRAKTEK PT. PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY
AREA KAMOJANG
JURUSAN FISIKA FMIPA - ITS
34
Gambar 4.16 Sistem Hot Dry Rock Reservoir
Sistem Magma Eksploitasi pada reservoir ini sangat berbahay asehingga belum banyak yang
mengkajinya. Caranya adalah dengan mencari reservoir yang berisi magma pada kedalaman yang relatif dangkal kemudian mengambil magma tersebut dari sebuah
sumur unuk memanasi heat exchanger.
Sistem Hidrotermal Pada reservoir ini, air berasal dari permukaan yang diperoleh dari air hujan
natural recharge. Air ini kemudian masuk karena adanya perekahan batuan melalui saluran pori-pori di antara butir-butir batuan. Air tersebut kemudian
terakumulasi di dalam reservoir sampai penuh dan terpanaskan oleh batuan beku panas pluton. Pada reservoir yang sudah berisi air, terjadilah arus konveksi
sehingga memanaskan semua air di dalam reservoir tersebut.
LAPORAN COOP PENELITIAN KERJA PRAKTEK PT. PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY
AREA KAMOJANG
JURUSAN FISIKA FMIPA - ITS
35
Gambar 4.17 Sistem Hidrotermal
c. Klasifikasi Sistem Hidrotermal Menurut Dominasi Fluida
Sistem hidrotermal berdasarkan jenis fluida yang mendominasi reservoir menurut Nenny 2005 dibedakan menjadi dua yaitu:
Sistem dominasi uap merupakan sistem yang sangat jarang dijumpai dimana reservoir geotermalnya mempunyai kandungan fasa uap yang lebih dominan
dibandingkan dengan fasa airnya. Rekahan umumnya terisi oleh uap dan pori ‐pori
batuan masih menyimpan air. Reservoir air panasnya umumnya terletak jauh di kedalaman di bawah reservoir dominasi uapnya. Sistem dominasi uap terjadi pada
reservoir yang memiliki porositas dan permeabilitas yang rendah sehingga sangat sedikit air yang dapat terakumulasi di reservoir akibatnya reservoir tesrebut
didominasi oleh uap. Area panas bumi kamojang termasuk dalam reservoir sistem dominasi uap.
LAPORAN COOP PENELITIAN KERJA PRAKTEK PT. PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY
AREA KAMOJANG
JURUSAN FISIKA FMIPA - ITS
36 Sistem dominasi air merupakan sistem geotermal yang umum terdapat didunia
dimana reservoirnya mempunyai kandungan air yang sangat dominan walaupun “boiling” sering terjadi pada bagian atas reservoir membentuk lapisan penudung
uap yang mempunyai temperatur dan tekanan tinggi.
Berdasarkan klasifikasi sistem tersebut, sistem Geotermal di Indonesia umumnya merupakan sistem hidrotermal yang mempunyai temperatur tinggi 225°C, hanya
merupakan sistem hidrotermal dominasi uap.
Gambar 4.18 Sistem hidrotermal menurut dominasi fluidanya : a dominasi uap b dominasi air
4.1.5 Geologi Area Panas Bumi Kamojang