Joint Hypocenter Determination JHD

LAPORAN COOP PENELITIAN KERJA PRAKTEK PT. PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY AREA KAMOJANG JURUSAN FISIKA FMIPA - ITS 50 Gambar 4.20 Diagram alir metode SED. m n pada awal proses awal dapat diperbaiki dengan menjumlah kan ∆m untuk menghasilkan m n+1 . m merupakan solusi saat hasil forward modeling r ≈ 0.

b. Joint Hypocenter Determination JHD

Penentuan relokasi hiposenter dengan metode JHD dianggap dapat memperbaiki kesalahan model kecepatan 1D yang digunakan pada metode SED. Karena metode JHD ini akan menginversi waktu tempuh kelompok hiposenter untuk mendapatkan lokasi hiposenter baru yang lebih akurat dengan seperangkat koreksi stasiun sebagai koreksi terhadap kesalahan model kecepatan 1D yang digunakan. Hal ini sesuai pernyataan Pujol 2000: 163 bahwa metode JHD ini mampu memberikan perbaikan terhadap kesalahan akibat variasi kecepatan lateral yang tidak bisa diselesaikan dengan penggunaan model kecepatan 1-D. Dasar pemikiran dari metode ini ialah secara serentak menetukan lokasi event beserta koreksi statsiun sehingga meningkatkan akurasi lokasi gempa. Dengan memperhitungkan koreksi stasiun , maka residual waktu tempuh yang diperoleh pada stasiun ke-i adalah : LAPORAN COOP PENELITIAN KERJA PRAKTEK PT. PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY AREA KAMOJANG JURUSAN FISIKA FMIPA - ITS 51 r e = t i obs – t cal + SC...........................................................4.22 dengan, r : residual atau error e : indeks stasiun pengamatan t obs : waktu tempuh gelombang pada stasiun pengamatan travel time observation t cal : waktu tempuh gelombang travel time calculated SC : koreksi stasiun Dengan asumsi yang serupa dengan metode SED, persamaan 4.22 dapat dilinearisasi dan sisusun menjadi persamaan matriks sebagai berikut : r = Adx + ds ......................................................4.23 dengan, r : residual waktu tempuh tiap stasiun A : matriks partial derivative residual waktu tempuh terhadap parameter hiposenter Δx : vektor perubahan posisi terhadap hiposenter dugaan ds : koreksi stasiun Dengan model kecepatan yang sama, metode JHD berhasil meminimalisir error akibat kesalahan model kecepatan dan memberikan posisi hiposenter yang lebih baik dari metode SED Pujol, 1988, berikut adalah diagram alir dari metode JHD. LAPORAN COOP PENELITIAN KERJA PRAKTEK PT. PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY AREA KAMOJANG JURUSAN FISIKA FMIPA - ITS 52 Gambar 4.21 Diagram alir metode JHD

c. Double Difference DD