LAPORAN COOP PENELITIAN KERJA PRAKTEK PT. PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY
AREA KAMOJANG
JURUSAN FISIKA FMIPA - ITS
62
Gambar 4.30 Results.dat
4.3.3 Hasil Penentuan lokasi Hiposenter dan Episenter
Hiposenter gempa lokal dapat diperoleh dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut. Pertama dilakukan picking gelombang P dan S pada setiap event yang terekam oleh
seismograf. Kemudian dilakukan penentuan hiposenter dengan menggunakan software GAD seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Setelah diperoleh hiposenter, selanjutnya dilakukan
pemetaan dengan menggunkan google earth. Suatu getaran yang terekam oleh seismograf dapat dikategorikan sebagai gempa apabila getaran tersebut tersebut terekam lebih dari tiga
statasiun. Di PGE Kamojang sendiri terdapat 11 stasiun yang meng- cover seluruh area Kamojang untuk merekam gempa lokal. Namun pada kerja praktek ini digunakan 8 stasiun
saja untuk mengamati gempa lokal. Pada pengamatan yang dilakukan mulai tanggal 1 Mei s.d 10 Mei 2014, diperoleh sebanyak 10 gempa lokal yang terekam hampir di semua stasiun yang
digunakan. Berikut adalah informasi mengenai event yang terekam beserta hasil pemetaan hiposenter dengan google earth.
LAPORAN COOP PENELITIAN KERJA PRAKTEK PT. PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY
AREA KAMOJANG
JURUSAN FISIKA FMIPA - ITS
63 Tabel 4.1 Hasil Penentuan Hiposenter Gempa Lokal
No. Event
Tanggal Jam
X m Ym
Zm
1. HIPO 1
3 Mei 2014 20:57
807842 9212925
-47 2.
HIPO 2 4 Mei 2014
13:06 804321
9206388 -116
3. HIPO 3
4 Mei 2014 18:18
808005 9212134
-702 4.
HIPO 4 5 Mei 2014
11:49 802030
9202698 -2272
5. HIPO 5
6 Mei 2014 19:00
806534 9202693
-554 6.
HIPO 6 6 Mei 2014
19:48 811696
9209439 -311
7. HIPO 7
7 Mei 2014 20:18
802357 9207135
226 8.
HIPO 8 7 Mei 2014
20:33 803117
9205250 -3082
9. HIPO 9
10 Mei 2014 10:10
803541 9204596
-4002 10.
HIPO 10 10 Mei 2014
15:15 808357
9209945 232
Gambar 4.31 Hasil Pemetaan Episenter dengan Google Earth
LAPORAN COOP PENELITIAN KERJA PRAKTEK PT. PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY
AREA KAMOJANG
JURUSAN FISIKA FMIPA - ITS
64 Sebelum menetukan hiposenter terlebih dahulu ditentukan titik acuan, pada pengamatan
ini titik acuan berada di PLTP Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Kamojang yang berada di titik X = 807675 m easting dan Y = 9209945 m notrhing dengan elevasi 1507 m di
atas permukaan laut. Setelah menetukan titik acuan, maka waktu tiba gelombang P dan S yang diperoleh dari hasil picking dengan seisgram dijadikan input GAD beserta model
kecepatan 1-D dan koordinat stasiun. Setelah itu diperoleh hasil hiposenter seperti tabel 4.1, kemudian hasil pemetaan seperti pada gambar 4.31. Hiposenter tersebut berada hingga
kedalaman 4002 m di bawah titik referensi, tanda minus pada tabel menunjukkan berada di bawah di bawah titik referensi sedangkan tanda plus menunjukkan berada di atas stasiun
dengan kata lain memiliki elevasi lebih tinggi. Gempa lokal yang terekam merupakan energi seismik yang dilepaskan oleh batuan ketika mengalami deformasi saat injeksi air permukaan
yang menekan batuan. Hiposenter tersebut merupakan fokus terjadinya deformasi batuan akibat tekanan air injeksi. Sehingga kumpulan dari hiposenter-hiposenter tersebut dapat
dipetakan membentuk kemenurusan, sehingga pola kemenerusan hiposenter tersebut dapat didentifikasi sebagai pola aliran fluida injeksi. Oleh karena itu, salah satu manfaat
microearthquake monitoring pada produksi panas bumi ialah memantau aliran fluida injeksi untuk dapat meningkatkan produksi uap.
Pada pengamatan ini, diperoleh hiposenter yang berada di area panas bumi Kamojang. Namun hiposenter tersebut tidak dapat diidentifikasi sebagai aliran fluida injeksi karena tidak
membentuk kemenerusan. Untuk dapat mendapatkan pola kemenerusan dari hiposenter seharusnya perlu didapat hiposenter sebanyak mungkin. Dengan kata lain perekaman gempa
lokal harus dilakukan dalam rentang waktu yang cukup panjang sehingga diperoleh banyak event. Data yang dipakai pada pengamatan ini data pengamatan 10 hari, sangat kurang untuk
pemantauan gempa lokal. Hiposenter yang diperoleh pada pengamatan ini memang masih harus dikoreksi lagi, karena memiliki tingkat ketidakpastian yang cukup tinggi. Hal tersebut
dikarenakan metode yang digunakan dalam penentuan hiposenter ini ialah metode SED yang sangat bergantung pada model kecepatan 1-D. Oleh karena itu perlu dilakukan relokasi lagi
dengan menggunakan metode JHD dan DD, sehingga diperoleh hiposenter yang sangat mendekati keadaan sebenarnya.
LAPORAN COOP PENELITIAN KERJA PRAKTEK PT. PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY
AREA KAMOJANG
JURUSAN FISIKA FMIPA - ITS
65
4.4 Aplikasi lain MEQ dalam Bidang Panas Bumi