Wilayah Kerja Perusahaan Area Panas Bumi Kamojang

LAPORAN COOP PENELITIAN KERJA PRAKTEK PT. PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY AREA KAMOJANG JURUSAN FISIKA FMIPA - ITS 9  Produksi Uap dan Arus Listrik Produksi uap dan listrik kepada konsumen untuk kemakmuran Indonesia, mengurangi dampak pemanasan global, menghemat subsidi bbm terutama untuk sektor pembangkitan.

2.3 Visi dan Misi Perusahaan

 VISI : World Class Geothermal Energy Enterprise.  MISI : Melakukan Usaha Pengembangan Energy Geothermal secara optimal yang berwawasan lingkungan dan memberi nilai tambah bagi stakeholder.

2.4 Wilayah Kerja Perusahaan

PT Pertamina Geothermal Energy mengelola 14 wilayah kerja pengusahaan, sembilan diantaranya dioperasikan sendiri oleh PT Pertamina Geothermal Energy, lima wilayah kerja pengusahaan lainnya dikelola melalui Kontrak Operasi Bersama KOB. Gambar 2.2 Wilayah Kerja PGE di Indonesia LAPORAN COOP PENELITIAN KERJA PRAKTEK PT. PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY AREA KAMOJANG JURUSAN FISIKA FMIPA - ITS 10

2.5 Area Panas Bumi Kamojang

Area panasbumi Kamojang merupakan salah satu daerah kerja PERTAMINA Unit EP III yang berlokasi di daerah Jawa Barat.Terletak kurang lebih 40 Km sebelah tenggara kota Bandung dengan ketinggian sekitar 1500m dpl, daerah potensial panas bumi kamojang meliputi luas kurang lebih 21 km persegi.Kamojang yang juga di sebut kaldera Kamojang merupakan wilayah vulkanis yang berada dalam gugusan gunung Guntur dan Masigit. Ekspolarasi Pertama,1926 – 1928. Daerah yang sekarang ini dikenal dengan nama Kamojang,pada waktu dulu sebenarnya bernama Kampung Pangkalan,secara administratif masuk ke wilayah Kabupaten Bandung yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Garut. Penelitian vulkanologi di daerah priangan yang sudah di lakukan pada waktu itu adalah terhadap gunung Tangkuban Perahu dan Papandayan. Baru pada sekitar tahun 1926 – 1928, Pemerintahan Hindia Belanada melakukan penyelidikan di daerah kamojang yang bertujuan untuk mengetahui keberadaan sumber energi panas bumi yang terkandung di daerah ini.Pada masa ini telah di lakukan eksplorasi dengan pengeboran lima sumur pengeboran dangkal dengan kedalaman antara 66 sampai dengan 128 meter. Salah satu sumber eksplorasi hasil peninggalan pengeboran Pemerintah Hindia Belanda yang sampai saat ini masih menyemburkan uap kering adalah Sumur Kamojang – 3 KMJ-3,yang memiliki kedalaman 60 meter,suhu 1400 C dan tekanan sebesar 2,5Kgcm 2 . Pada tahun 1971 Pemerintah RI bekerjasama dengan Pemerintah New Zealand mengadakan proyek kerjasama penelitian studi kelayakan potensi panasbumi di Indonesia. Kerjasama tersebut tertuang dalam Colombo Plan Technical Aid program yang di lakukan oleh New Zealand Geothermal Project dan Geological survey of Indonesia GSI. Sala satu daerah penelitiannya adalah Kawasan Panas Bumi kamojang.Penyelidikan dan penelitian lanjutan dan kemudian dilakukan atas kerjasama PERTAMINA,dan GSI yang meliputi aspek geologi,geofisika,geokimia,pengeboran dangkal,studi dampak lingkungan serta kajian social ekonomi. Hasil penelitian yang di lakukan antara tahun 1972 sampai tahun 1975 memberikan petunjuk positif bahwa daerah Kamojang merupakan daerah Panasbumi yang potensial serta mempunyai re sesvoir jenis”Vapour Dominated” dominasi uap. Untuk langkah lebih lanjut pemanfaatan panasbumi sebagai sala satu alternatif di bidang energi,pada tanggal 27 November 1978 telah dipasang Pembangkit Listrik Mini Monoblock yang pengoprasian pertamanya di remikan oleh Mentri Pertambangan dan energi pada waktu itu,Prof.Dr subroto. LAPORAN COOP PENELITIAN KERJA PRAKTEK PT. PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY AREA KAMOJANG JURUSAN FISIKA FMIPA - ITS 11 Hal ini memberikan harapan yang positif,sehingga memantapkan rencana pengembangan Kamojang sebagai daerah sumber panasbumi. Pengeboran sumur eksplorasi selanjutnya diarahkan kepada upaya untuk memenuhi kebutuhan uap total lebih kurang 1.100 ton per jam untuk kebutuhan pasokan PLTP unit II dan unit III yang masing-masing berkapasitas 55 Mwe.Persiapan tersebut diselesaikan pada tahun 1987.Pengoperasian PLTP unit II dan unit III diresmikan pada tanggal 2 Febuari 1988. Dengan demikian kapasitas terpasang PLTP Kamojang seluruh unit menjadi sebesar 140 Mwe yang di salurkan untuk mencukupi kebutuhan listrik di daerah Garut dan Bandung selatan dihubungkan pula dengan jaringan kabel tegangan tinggi transmisi Jawa Interkoneksi Jawa. Pada kurun waktu 1989 sampai 1996 di lakukan persiapan pemanfaatan uap panasbumi untuk peningkatan kapasitas menjadi 200 Mwe melalui rencana pembanguna PLTP unit IV 60 Mwe. Pengeboran yang di lakukan menghasilakan 13 buah sumur,dengan keberhasilan 9 sumur yang dapat di produksikan,sedangkan sisanya merupakan dry hole atau sumur yang kurang ekonomis untuk di produksikan. Bersamaan dengan penyiapan sumur- sumur untuk pasok uap ke PLTP unit IV 60 Mwe tersebut,pada tahun 1994 telah di tandatangani kontrak jual beli uap antara PERTAMINA dengan PT.Latoka Trimas Bina Energy dan PT.PLN. Terjadinya krisis ekonomi yang berkepanjangan menyebabkan pembangunan PLTP unit IV mengalami hambatan sehingga terhenti pelaksanaanya.baru pada tahun 2001 dilanjutkan kembali dengan perkiraan akan diselesaiakan pada tahun 2003.

2.6 Struktur Organisasi Perusahaan