Kondisi Geografis dan Lingkungan

BAB VI DESKRIPSI WILAYAH

4.1 Kondisi Geografis dan Lingkungan

Daerah Istimewa Yogyakarta DIY merupakan provinsi terkecil kedua setelah provinsi DKI Jakarta dan terletak di tengah pulau Jawa, dikelilingi oleh provinsi Jawa Tengah dan termasuk zone tengah bagian selatan dari formasi geologi pulau jawa. Di sebelah selatan provinsi terdapat garis pantai sepanjang 110 km berbatasan dengan Samudera Indonesia, di sebelah utara menjulang tinggi gunung berapi paling aktif di dunia Merapi 2.968 m. Luas keseluruhan Provinsi DIY adalah 3.185,8 km dan kurang dari 0,5 luas daratan Indonesia. Di sebelah barat mengalir sungai Progo, yang berawal dari Jawa Tengah, dan sungai Opak di sebelah timur yang bersumber di puncak gunung api Merapi, yang bermuara di laut Jawa sebelah selatan. Ibukota provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Yogyakarta, sedangkan kota-kota yang terdapat dalam wilayah provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah bantul, Wates, Sleman, Wonosari. Secara administratif DIY dibagi dalam 1 satu kota dan 4 empat kabupaten, dimana Yogyakarta membentuk kesatuan adiministrasi tersendiri. Di sebelah utara, provinsi DIY berbatasan dengan Gunung Merapi. Gunung Merapi merupakan gunung api aktif dengan periodisitas letusan yang relatif pendek 3-7 tahun. Dalam kegiatannya, Merapi menunjukkan terjadinya guguran kubah lava yang terjadi setiap hari. Jumlah serta letusannya bertambah sesuai tingkat kegiatannya. Volume guguran kubah lava biasa oleh orang setempat disebut “wedhus gembel” atau glowing cloudnueeardente atau awan panas. Geofisik Gunung Merapi memiliki tipe khas stratolandesit dan punya bentuk lereng yang konkaf . Gunung Merapi juga merupakan pertemuan persilangan dua buah sesar transversal yang membentengi wilayah tengah Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dan sesar longitudinal yang melewati Pulau Jawa. Berdasarkan sejarah, Gunung Merapi mulai tampil sebagai gunung berapi sejak tahun 1006, ketika itu tercatat sebagai letusannya yang pertama Data Dasar Guungapi Indonesia, 1979. Sampai Letusan Februari 2001, sudah tercatat meletus sebanyak 82 kejadian. Secara rata-rata Merapi meletus dalam siklus pendek yang terjadi setiap antara 2 – 5 tahun, sedangkan siklus menengah setiap 5 – 7 tahun. Siklus terpanjang pernah tercatat setelah mengalami istirahat selama 30 tahun, terutama pada masa awal keberadaannya sebagai gunung berapi. Memasuki abad 16 catatan kegiatan Merapi mulai kontinyu dan terlihat bahwa, siklus terpanjang pernah dicapai selama 71 tahun ketika jeda antara tahun 1587 dan kegiatan 1658.

BAB V PEMBAHASAN