Variabel Penelitian Analisa Bahaya dan Kerentanan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas Manajemen resiko bencana sebagai langkah mitigasi dan penanggulangan bencana erupsi gunung api. 2. Variabel Terikat Jumlah korban jiwa serta besar kerusakan yang terjadi pada daerah sekitar Gunung Merapi. 3. Variabel Moderator Sosialisasi manajemen resiko bencana kepada penduduk setempat. 4. Variabel Kontrol Tingkat pendidikan warga setempat, kondisi cuaca daerah setempat, jumlah penduduk setempat.

3.2 Analisa Bahaya dan Kerentanan

Letusan gunung berapi merupakan salah satu bencana alam yang memiliki tingkat bahaya yang cukup tinggi. Bahaya dari gunung berapi sendiri dapat dibagi menjadi dua, yaitu bahaya primer langsung dan sekunder tidak langsung. Bahaya primer terjadi ketika peristiwa sedang berlangsung. Sementara bahaya sekunder dirasakan setelah peristiwa telah berlalu. Bahaya sekunder biasa disebabkan oleh primer yang sudah terjadi dengan jangka waktu yang cukup panjang. Bahaya primer yang terjadi dari letusan gunung berapi antara lain awan panas yang memiliki suhu tinggi sekitar 300 – 700 derajat Celcius, hujan abu yang terdiri dari material halus dapat membahayakan pernafasan dan pengelihatan, lava yang memiliki suhu sangat tinggi, serta gas - gas beracun dari letusan gunung berapi. Bahaya sekunder dapat berupa penurunan hasil produksi pertanian dan peternakan, timbul penyakit baru pada kawasan yang terkena bencana, Permasalahan psikologis masyarakat seperti trauma akibat bencana yang terjadi, serta terjadinya banjir lahar dingin. Tingkat kerentanan yang ada pada masyarakat pada umumnya masih cukup rendah. Hal ini disebabkan karena kurangnya sosialiasi kepada masyarakat mengenai tingkat bahaya dari letusan gunung berapi dan langkah – langkah penanggulangan yang dapat dilaksanakan. Informasi – informasi yang berkaitan dengan aktivitas gunung berapi belum dapat diakses oleh penduduk setempat dengan mudah sehingga penduduk setempat tidak dapat mengetahui kondisi terkini dari aktivitas gunung berapi. Untuk menentukan tingkat kerentanan suatu wilayah dapat dilakukan dengan menggunakan model skoring atau penilaian Subandono, 2009 salah satunya seperti di bawah ini: Tabel. Nilai skor tingkat kerentanan Tingkat kerentanan Rendah Sedang Tinggi Skor 1 2 3 Penentuan kelas kerentanan dapat diperoleh dengan melakukan analisis dan memberi skor pada setiap variable dengan kategori kerentanan dari kondisi, sosial, ekonomi, dan lingkungan. NIlai dari masing-masing variable kemudian dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah variable. Nilai ini menunjukkan apabila suatu wilayah mengalami permasalahan kompleks, maka masing-masing aspek akan memberikan kontribusi nilai rata-rata akhir yang tinggi pula. Perhitungan nilai rata-rata kerentanan sebagai berikut: K= V1+V2+V3+V4+…+Vnn Dimana : K= nilai rata-rata kerentanan n= jumlah variabel

3.3 Analisa Resiko