BAB V PEMBAHASAN
5.1 Analisa Kerentanan Masyarakat di Lereng Gunung Merapi
Menurut UU Penanggulangan Bencana, kerentanaan disebut sebagai rawan bencana, dimana definisinya adalah kondisi atau karakteristik geologi, biologis,
hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi dan teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan mencegah,
meredam, mencapai kesiapan, dan mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu. Kerentanan dapat menunjukkan nilai dari potensi kerugian pada
suatu wilayah bencana alam, baik itu nilai lingkungan, materi, korban jiwa, tatanan sosial dan lainnya.
Keberadaan bencana pada dasarnya tidak diharapkan oleh pihak manapun. Akan tetapi ketika bencana merupakan hal yang mungkin terjadi, maka tindakan yang dapat
dilakukan adalah dengan meningkatkan kesiagapan ketika terjadi bencana dan kesiapsiagaan ketika tidak atau belum terjadinya bencana. Hal tersebut didasarkan pada
kenyataan bahwa bencana datang tanpa dapat diperkirakan sebelumnya. Model atau perkiraan terhadap bencana susulan hanya dapat dilakukan bila pernah
terjadi kejadian sebelumnya. Dalam menghadapi ancaman bencana tersebut, terdapat berbagai kelompok masyarakat dalam menanggapinya. Di sebagian masyarakat terdapat
kelompok yang menyikapi dengan tindakan yang sesuai dengan prosedur keselamatan yang telah ditetapkan. Namun ada juga terdapat sekelompok masyarakat yang belum siap
dan sigap ketika terjadi bencana. Hal tersebut merupakan kerentananan dimana kondisi masyarakat mengarah atau
menyebabkan ketidakmampuan dalam menghadapi ancaman bencana. Rangkaian kondisi umumnya dapat berupa kondisi lingkungan, sosial, dan ekonomi yang mempengaruhi
kemampuan masyarakat dalam melakukan pencegahan, mitigasi, persiapan dan tindak tanggap terhadap dampak bahaya. Beberapa analisis kerentanan yang ada di masyarakat,
antara lain: 5.1.1
Ditinjau dari aspek lingkungan Aspek kunci dari kerentanan lingkungan termasuk didalamnya peningkatan
penurunan sumberdaya alam serta status degradasi sumberdaya. Dengan kata lain kekurangan dari resilience dalam sistem ekologi serta terbuka terhadap zat beracun
serta polutan berbahaya, merupakan elemen penting dalam membentuk kerentanan
lingkungan. Dengan meingkatnya kerentanan lingkungan seperti berkurangnya biodeversity, penurunan mutu tanah atau kelangkaan air bersih akan dengan mudahnya
mengancam jaminan terpenuhinya kebutuhan pangan bagi amsyarakat yang bergantung pada produksi lahan, hutan, serta lingkungan untuk mata pencahariannya. Lingkungan
yang terpolusi juga meningkatkan ancaman resiko kesehatan. Kondisi geografis dan geologis suatu wilayah serta data statistik kebencanaan
merupakan indikator lain kebencanaan. Kabupaten Sleman dan Magelang termasuk salah satu wilayah yang memiliki kerentanan lingkungan yang cukup tinggi. Indikasi
suatu daerah merupakan lingkungan yang rawan adalah dekat dengan sumber ancaman dengan kapasitas masyarakat yang masih rendah dalam menghadapi bencana.
5.1.2 Ditinjau dari aspek sosial
Parameter yang berkaitan dengan faktor kerentanan sosial adalah yang berhubungan dengan kehidupan individu, komunitas, dan masyarakat pada umumya.
Hal tersebut termasuk aspek yang berkaitan dengan tingkat jaminan keamanan dan ketenagaan, jaminan jak asasi manusia, sistem pemerintahan yang baik, persamaan
sosial, nilai sosial positif, ideologi, isu gender, dan kelompok usia. Kearifan lokal serta kebiasaan atau tradisi menjadi bagian untuk meningkatkan kapabilitas sosial.
Kerentanan sosial menunjukkan perkiraan tingkat kerentanan terhadap keselamatan jiwa penduduk apabila ada bahaya. Dari beberapa indikator antara lain
kepadatan penduduk, laju pertambahan penduduk, persentase penduduk usia tua-balita dan penduduk wanita, maka kawasan rawan bencana Merapi memiliki kerentanan
sosial yang cukup tinggi. Terlebih lagi jika melihat kondisi sosial saat ini yang semakin rentan terhadap bencana non alam, seperti rentannya kondisi sosial masyarakat terhadap
dampak penambangan pasir Merapi karena tingginya angka pengangguran juga tekanan ekonomi.
5.1.3 Ditinjau dari aspek ekonomi
Tingkat kerentanan ekonomi sangat bergantung pada status ekonomi dari masyarakat, komunitas serta tingkat diatasnya. Tingkat ekonomi yang lemah pada
umumnya akan meningkatkan tingkat kerentanan ekonomi. Selain itu keterbatasan akses terhadap infarastruktur pendukung perekonomian seperti akses jalan, perbankan,
pasar juga berpengaruh pada tingkat kerentanan ekonomi. Kerentanan ekonomi menggambarkan besarnya kerugian atau rusaknya kegiatan ekonomi yang terjadi bila
terjadi ancaman bahaya. Indikator yang dapat dilihat menunjukkan tingginya tingkat kerentanan ini misalnya adalah persentase rumah tangga yang bekerja di sektor rentan
sektor jasa dan industri dan persentase rumah tangga miskin di daerah rentan gempa bumi tektonik dan kawasan Merapi.
5.2 Manajemen Resiko Bencana Erupsi Gunung Merapi