perlakuan yang terbaik bagi pertumbuhan tanaman. Pada peubah kualitatif menggunakan uji Kruskal Wallis.
Hipotesis untuk perlakuan genotipe adalah : H0 :
1 = 2 = 3 = 4 H1 :
1 ≠ 2 = 3 = 4
1 = 2 ≠ 3 = 4
1 = 2 = 3 ≠ 4
Dimana : H0 = Hipotesis nol
H1 = Hipotesis 1 bandingan dari hipotesis nol
= Median yaitu nilai yang berada ditengah setelah
diurutkan 1,2,3,4 = Perlakuan yang dicobakan.
Dimana skoring sama pada percobaan I dan II.
3.4 Pelaksanaan Percobaan
Pelaksanaan percobaan
diawali dengan
perbanyakan tanaman,
perbanyakan dengan menggunakan media dasar MS, sukrosa 30 gl dan agar 7 gl. Eksplan diambil dari buku planlet ubi jalar.
3.4.1 Percobaan I
Kegiatan awal percobaan I adalah pembuatan media yang terdiri dari perlakuan air kelapa dan aspirin, dimana air kelapa yang dicobakan adalah
konsentrasi 0, 10, 15, 20 dan aspirin yang dicobakan 0, 10, 20, 30 mgl. Untuk penghasil unsur hara makro dan mikro digunkan pupuk daun Hyponex 20-20-20
sebanyak 1 gl, penghasil energi adalah sukrosa 40 gl dan pemadat media adalah agar sebanyak 7 gl pada pH 5,7. Seluruh kombinasi perlakuan berjumlah
16 perlakuan yang diulang 4 kali sehingga seluruh unit percobaan berjumlah 64 unit percobaan. Tiap botol dari seluruh perlakuan ditanam dengan planlet dari
kultur in vitro sebanyak 1 planlet, dimana planlet tersebut telah memiliki akar ataupun tidak memiliki akar namun harus memiliki 1-2 daun.
Seluruh unit percobaan disimpan dalam ruang kultur dengan penyinaran 24 jam tiap hari dengan suhu antara 21-24
ο
C salama 24 minggu. Pengamatan dilakukan 2 minggu setelah tanam, dan dilakukan tiap 2 minggu. Peubah yang
diamati adalah peubah kuantitatif yaitu jumlah daun hijau dimana pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah daun yang hidup dan telah membuka
sempurna. Peubah jumlah ruas hijau dimana pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah ruas diatara dua buku pada setiap planlet. Peubah jumlah akar
dimana pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah akar yang terbentuk langsung dari planlet dan bukan akar cabang. Parameter kualitatif berdasarkan
sistem skoring seperti dituliskan pada bagian 3.3.1.
3.4.2 Percobaan II
Kegiatan awal percobaan II adalah pembuatan media yang terdiri dari perlakuan sukrosa dan agar, dimana sukrosa yang dicobakan adalah konsentrasi
40, 50, 60, 70, 80 gl dan aspirin yang dicobakan 7 gl dan 8 gl. Untuk penghasil unsur hara makro dan mikro digunkan pupuk daun Hyponex 20-20-20 sebanyak
1 gl pada pH 5,7. Seluruh kombinasi perlakuan berjumlah 10 perlakuan yang diulang 4 kali sehingga seluruh unit percobaan berjumlah 40 unit percobaan. Tiap
botol dari seluruh perlakuan ditanam dengan planlet dari kultur in vitro sebanyak 1 planlet, dimana planlet tersebut telah memiliki akar ataupun tidak memiliki akar
namun memiliki 1-2 daun. Seluruh unit percobaan disimpan dalam ruang kultur dengan penyinaran
24 jam tiap hari dengan suhu antara 21-24
ο
C salama 24 minggu. Pengamatan dilakukan 2 minggu setelah tanam, dan dilakukan tiap 2 minggu. Peubah yang
diamati adalah peubah kuantitatif yaitu jumlah daun hijau dimana pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah daun yang hidup dan telah membuka
sempurna. Peubah jumlah ruas hijau dilakukan dengan menghitung jumlah ruas diatara dua buku pada setiap planlet. Peubah jumlah akar dimana pengamatan
dilakukan dengan menghitung jumlah akar yang terbentuk langsung dari planlet dan bukan akar cabang. Peubah kualitatif berdasarkan sistem skoring seperti
dituliskan pada bagian 3.3.1.
3.4.3 Percobaan III