Percobaan II Percobaan III

yang terbaik bagi pertumbuhan tanaman. Pengaruh dari tiap perlakuan diuraikan ke dalam pembandingan polinomial orthogonal untuk percobaan faktorial. Data pengamatan peubah kualitatif dianalisis menggunakan uji menurut Kruskal Wallis, dengan hipotesis untuk air kelapa dan aspirin sebagai berikut : H0 : 1 = 2 = 3 = 4 H1 : 1 ≠ 2 = 3 = 4 1 = 2 ≠ 3 = 4 1 = 2 = 3 ≠ 4 Dimana : H0 = Hipotesis nol H1 = Hipotesis 1 bandingan dari hipotesis nol  = Median yaitu nilai yang berada ditengah setelah diurutkan 1,2,3,4 = Perlakuan yang dicobakan. Dimana skoring adalah : Skor 1 : Tanaman mati Skor 2 : Tanaman memiliki batang hijau Skor 3 : Tanaman memiliki batang hijau dan akar hijau Skor 4 : Tanaman memiliki batang hijau dan 1-2 daun hijau Skor 5 : Tanaman memiliki batang hijau,1-2 daun hijau dan akar hijau Skor 6 : Tanaman memiliki batang hijau, lebih dari 2 daun hijau dan akar hijau.

3.3.2 Percobaan II

Pada percobaan II perlakuan terdiri dari dua faktor yaitu sukrosa dengan konsentrasi 5 taraf yaitu 40, 50, 60, 70, 80 gl dan konsentrasi agar terdiri atas 2 taraf yaitu 7 dan 8 gl. Setiap kombinasi perlakuan dari percobaan II dicoba dengan 4 ulangan. Tiap botol merupakan unit percobaan, tiap botol ditanam 1 planlet. Setelah 2 minggu respon tanaman yang diamati adalah peubah kuantitatif dan kualitatif. Peubah kuantitatif yaitu jumlah daun, jumlah ruas dan jumlah tanaman. Peubah kuantitatif yaitu jumlah daun, jumlah buku dan jumlah ruas tanaman. Peubah kualitatif adalah pengamatan subjektif dalam bentuk sistem skoring. Data hasil pengamatan peubah kuantitatif dianalisis menggunakan analisis sidik ragam dan uji Duncan pada taraf 5 untuk melihat kombinasi perlakuan yang terbaik bagi pertumbuhan tanaman. Pada peubah kualitatif menggunakan uji Kruskal Wallis, dengan hipotesis untuk perlakuan agar adalah sebagai berikut : H0 : 1 = 2 H1 : 1 ≠ 2 Dimana : H0 : Hipotesis nol H1 : Hipotesis 1 bandingan dari hipotesis nol  : Median yaitu nilai yang berada ditengah setelah diurutkan 1,2,3,4 : Perlakuan yang dicobakan. Hipotesis untuk perlakuan sukrosa adalah H0 : 1 = 2 = 3 = 4 = 5 H1 : 1 ≠ 2 = 3 = 4 = 5 1 = 2 ≠ 3 = 4 = 5 1 = 2 = 3 ≠ 4 = 5 1 = 2 = 3 = 4 ≠ 5 Dimana : H0 : Hipotesis nol H1 : Hipotesis 1 bandingan dari hipotesis nol  : Median yaitu nilai yang berada ditengah setelah diurutkan 1,2,3,4,5 : Perlakuan yang dicobakan. Dimana skoring sama dengan pada percobaan I.

3.3.3 Percobaan III

Percobaan III merupakan percobaan satu faktor dimana genotipe Sukuh, 421.34, 2040.8, dan 343.15 diuji pada media pelestarian. Setiap unit percobaan diulang 4 kali. Tiap botol merupakan unit percobaan, tiap botol ditanam 1 planlet. Setelah 2 minggu respon tanaman yang diamati adalah peubah kuantitatif dan kualitatif. Data hasil pengamatan peubah kuantitatif dianalisis menggunakan analisis sidik ragam dan uji Duncan pada taraf 5 untuk melihat kombinasi perlakuan yang terbaik bagi pertumbuhan tanaman. Pada peubah kualitatif menggunakan uji Kruskal Wallis. Hipotesis untuk perlakuan genotipe adalah : H0 : 1 = 2 = 3 = 4 H1 : 1 ≠ 2 = 3 = 4 1 = 2 ≠ 3 = 4 1 = 2 = 3 ≠ 4 Dimana : H0 = Hipotesis nol H1 = Hipotesis 1 bandingan dari hipotesis nol  = Median yaitu nilai yang berada ditengah setelah diurutkan 1,2,3,4 = Perlakuan yang dicobakan. Dimana skoring sama pada percobaan I dan II.

3.4 Pelaksanaan Percobaan