Kandungan Gizi Umbi dan Genetik Ubi jalar Pelestarian Plasma Nutfah secara In Vitro

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kandungan Gizi Umbi dan Genetik Ubi jalar

Umbi merupakan produk utama ubi jalar, dimana peran ubi jalar tidak terbatas untuk bahan pangan tetapi berkembang menjadi produk industri yang memiliki nilai tambah yang tinggi. Sebagai bahan pangan ubi jalar memiliki kandungan karbohidrat yang baik, selain itu karbohidrat yang dikandung ubi jalar masuk dalam klasifikasi Low Glycemix Index LGI, 54, artinya komoditi ini sangat cocok untuk penderita diabetes Salma, 2005. Ubi jalar juga sebagai sumber serat pangan yang dapat menyerap kolesterol dan sumber β karoten yang baik untuk kesehatan mata. Menurut Sarwono 2005 kelebihan ubi jalar berdaging jingga yaitu merupakan sumber vitamin C dan β karoten pro vitamin A yang tinggi, sedangkan ubi jalar berdaging putih mengandung vitamin C dan β karoten sangat rendah. Ubi jalar Ipomea batatas L Lam merupakan tanaman polipolid yang mempunyai kromosom 2n = 6X = 90. Menurut Basuki 1986 ubi jalar merupakan amphiploid yang diduga berasal dari kombinasi spesies diploid dengan spesies tetraploid dari genus Ipomea dan kemudian diikuti duplikasi kromosom secara alamiah. Nishiyama 1982 yang meneliti jumlah kromosom dan mengadakan analisis genom Ipomea menentukan satu kelompok yang terdiri dari Ipomea batatas 2n = 6X = 90, Ipomea trifida 2n = 6X = 90, Ipomea littorallis 2n = 4X = 60 dan Ipomea leucantha 2n = 2X = 30, spesies-spesies tersebut nampaknya merupakan seri diploid ke heksaploid. Tetua yang asli adalah I.leucantha dan I.batatas merupakan duplikasi secara alami dari I.leucantha 2X menjadi I.trifida 6X dan kemudian membentuk I.batatas 6X atau dari I.leucantha 2X dengan I.littorallis 4X menjadi I.trifida 6X dan kemudian menjadi I.batatas 6X.

2.2 Pelestarian Plasma Nutfah secara In Vitro

Pelestarian in vitro menurut Imelda dan Soetisna 1992, terbagi atas dua kelompok, yaitu kelompok yang diperbanyak dengan biji berbiji rekalsitran dan kelompok yang diperbanyak secara vegetatif meliputi yang tidak berbiji steril, hanya berbiji pada saat tertentu, biji heterosigot dan tanaman umbi-umbian seperti ubi jalar. Ubi jalar diperbanyak secara vegetatif sehingga pengaturan koleksi plasma nutfah lebih sulit dibandingkan dengan tanaman lain yang diperbanyak dengan biji, untuk itu sebagian besar pemulia melestarikan genotipe ubi jalar secara in vitro Wattimena et al, 2003. Pelestarian plasma nutfah melalui penyimpanan in vitro terbagi atas 1 penyimpanan jangka panjang dimana aktivitas metabolisme dihentikan tetapi sel-sel tidak mati dengan menggunakan nitrogen cair N 2 dalam suhu yang sangat rendah, teknik ini dikenal dengan istilah kriopreservasi. 2 Penyimpanan jangka pendek yaitu dengan menekan pertumbuhan untuk sementara atau biasa disebut pertumbuhan minimal menggunakan suhu rendah, penambahan zat penghambat, penambahan gula alkohol dan pemiskinan media Imelda dan Soetisna, 1992. Pertumbuhan minimal lebih disukai pemulia karena mudah, materi mudah tersedia dan genetik plasma nutfah stabil. Kerugian dari teknik pertumbuhan minimal adalah membutuhkan frekuensi subkultur yang lebih sering Wattimena et al, 2003. Menurut Roostika dan Mariska 2003, plasma nutfah yang disimpan dengan kriopreservasi berstatus sebagai base collection koleksi dasar dalam bank gen in vitro, sedangkan yang disimpan dengan teknik pertumbuhan minimal berstatus sebagai active collection koleksi aktif dan koleksi tanaman di lapangan merupakan working collection koleksi kerja Gambar 1. Pelestarian plasma nutfah melalui penyimpanan secara in vitro mempunyai beberapa kelebihan antara lain 1 tidak membutuhkan tempat yang luas, 2 dapat menghemat tenaga dan biaya, 3 tidak menghadapi resiko kehilangan genotipe akibat gangguan hama, penyakit dan cekaman lingkungan, 4 memudahkan dalam pertukaran atau pengiriman bahan tanaman kepada pengguna, 5 memudahkan dalam pengambilan tindakan perbaikan apabila terjadi kemunduran pada koleksi, 6 memudahkan perbanyakan Mariska et al, 1996. Gambar 2. Pemanfaatan kultur in vitro dalam koleksi plasma nutfah dan pertukaran plasma nutfah Karta, 1985.

2.3 Pelestarian In Vitro Ubi Jalar melalui Pertumbuhan Minimal