IP L
P A
L
Gambar 3. Lintasan biosintesis salicylic acid Delaney, 2004
2.3.3 Air Kelapa
Selain golongan
persenyawaan organik
yang konstitusinya
jelas, kadang- kadang dalam media kultur jaringan juga ditambahkan persenyawaan
organik kompleks, salah satunya adalah air kelapa. Air kelapa dalam kultur jaringan sebagai pemicu pertumbuhan kalus, pertumbuhan suspensi sel dan
morfogenesis Winata, 1992. Bahan-bahan yang terkandung dalam air kelapa antara lain asam amino,
asam-asam organik, asam nukleat, purin, gula, gula alkohol, vitamin, zat pengatur tumbuh Winata,1992. Komposisi air kelapa merupakan sumber alami dari zeatin
Trigiano dan Gray, 2004. Air kelapa mempunyai aktivitas sitokinin yang tinggi dengan kehadiran dari zeatin, zeatin glukosida, ribosida dan 1,3 difenil urea
Wattimena et al, 2003. Sitokinin memperlambat proses penghancuran butir-butir
klorofil pada
daun-daun yang
terlepas pada
tanaman dan
memperlambat proses senesens pada daun, buah dan organ-organ lainnya Wattimena, 1988.
Selain itu air kelapa juga mengandung IAA Mandang, 1993 dimana pengaruh fisiologis dari auksin antara lain pembesaran sel, mencegah absisi
pengguguran daun, pertumbuhan akar yaitu mendorong pembesaran sel-sel akar, dimaan selang konsentrasi yang mendorong pembesaran sel-sel akar adalah sangat
rendah Wattimena, 1988. Dalam penelitian Wattimena 1992, air kelapa digunakan untuk
menginduksi umbi kentang secara in vitro dimana air kelapa digunakan sebagai penghasil sitokinin untuk mensubtitusi sitokinin komersial seperti zeatin, benzyl
adenine dan kinetin. Dalam media in vitro, subtitusi media MS dengan air kelapa dapat menghemat penggunaan media MS sampai 50 dan menghemat sukrosa
10 gl, selain itu semakin besar konsentrasi air kelapa pengaruh perubahan pH media semakin kecil Mandang, 1993. Hal ini disebabkan oleh kandungan asam
organic yang dijumpai pada air kelapa berfungsi sebagai buffer terhadap perubahan pH Wattimena, 1990.
Gula dalam air kelapa merupakan sumber karbohidrat yang meliputi sukrosa, glukosa, fruktosa dan manitol George dan Sherington, 1984. Gula
dalam proses respirasi dirombak sehingga menghasilkan suatu ikatan kimia berenergi tinggi yaitu ATP yang digunakan dalam berbagai proses seperti sintesis,
transport, penyerapan dan lain-lain. Selain itu gula juga berpengaruh terhadap pertumbuhan kultur melalui pengaruhnya terhadap potensial osmotik media.
Potensial osmotik berpengaruh nyata pada sifat-sifat membran, baik terhadap pengaturan keseimbangan ion dalam sel juga pada sifat-sifat protein membran
Mandang, 1993. Gula alkohol yang terkandung dalam air kelapa inositol dalam jumlah
100 mgl
dapat memperbaiki
pertumbuhan tanaman
in vitro
Wattimena, 1990. Manitol merupakan senyawa stabilisator osmotik yang dapat meningkatkan osmolaritas media, sehingga penyerapan nutrisi ke dalam jaringan
terhambat Tambunan, 2001. Dalam kultur jaringan air kelapa digunakan dalam media perbanyakan
in vitro, yaitu dengan penambahan air kelapa 10, IBA 0,5 ppm dan 1,5 ppm merupakan konsentrasi terbaik untuk percepatan tunas, jumlah tunas dan jumlah
daun tebu Farid, 2003. Dalam media seleksi aluminium, media induksi kalus embriogenik yang ditambahkan dengan 150 ml air kelapa, 3 manitol dan Al Cl
3
400 M membentuk kalus embrionik dengan presentasi tertinggi Sutjahjo, 2006. Dalam media induksi embryogenesis somatic dari eksplan embriozigotik buah
kakao dapat ditambahkan l0 air kelapa Triastanto et al, 2006.
2.3.4 Sukrosa