Lembar Kerja Siswa LKS

16 Tabel 1. Syarat-Syarat Lembar Kerja Siswa yang Baik No Syarat-syarat LKS aspek-aspek LKS yang baik 1. Syarat Pedagogik a. Memberi tekanan pada proses penemuan konsep atau petunjuk mencari tahu. b. Mempertimbangkan perbedaan individu. 2. Syarat Konstruksi a. Menggunakan bahasa yang sesuai tingkat perkembangan siswa. b. Menggunakan struktur kalimat yang sederhana, pendek, dan jelas tidak berbelit-belit. c. Memiliki tata urutan yang sistematik, memiliki tujuan belajar yang jelas. d. Memiliki identitas untuk memudahkan pengadministrasian. 3. Syarat Teknis a. Menggunakan huruf tebal yang agak besar untuk topik. b. Jumlah kata di dalam satu baris lebih dari 10 kata. c. Gambar harus dapat menyampaikan pesan secara efektif. d. Gambar harus cukup besar dan jelas detailnya. e. Tampilan harus menarik dan menyenangkan. f. Tampilan disusun sedemikian rupa sehingga ada harmonisasi antara gambar dan tulisan. Kelebihan LKS diungkapkan oleh Trianto 2011, LKS untuk mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran, membantu siswa menemukan dan mengembangkan konsep, melatih siswa menemukan konsep, menjadi alternatif cara penyajian materi pelajaran yang menekankan keaktifan siswa, serta dapat memotivasi siswa. Dilihat dari kelebihannya, lembar kerja siswa merupakan salah satu sumber bel- ajar siswa yang dapat membantu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Selain itu, lembar kerja siswa membuat pembelajaran yang di- lakukan menjadi terstruktur karena LKS yang disusun disesuaikan dengan 17 kegiatan pembelajaran yang dilakukan sebagaimana yang telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya. Menurut Suyanto dan sartinem 2009 uji isi materi, uji desain media, dan uji efektivitas media, harus dilakukan agar media pembelajaran dikatakan baik atau efektif. Berlandaskan dengan pendapat di atas, maka dalam penelitian dan peng- embangan ini pun akan dilakukan ketiga uji tersebut. Penilaian dilakukan dalam uji isi materi dan uji ahli konstruk. Instrumen penilaian dalam uji isi materi dan uji konstruk menyesuaikan dengan kriteria yang telah di- tetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP. Kriteria penilaian LKS diadaptasi dari standar penilaian buku teks oleh BSNP Tim Penyusun, 2006b. Secara garis besar, kriteria tersebut meliputi: 1. standar kelayakan isi 2. standar kelayakan penyajian 3. standar kelayakan bahasa 4. standar kelayakan kegrafikan Berdasarkan keempat kriteria di atas, kriteria standar kelayakan isi akan diguna- kan sebagai instrumen penilaian LKS dalam uji isi materi. Kriteria standar ke- layakan penyajian, bahasa, dan kegrafikan uji digunakan sebagai instrumen pe- nilaian LKS dalam uji konstruksi. Penilaian tes dilakukan di dalam uji keefektivan media. Menurut Uno 2009, Hasil evaluasi efektivitas media hasil pengembangan selanjutnya dijadikan dasar untuk memberikan penilaian terhadap keberhasilan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, yang diperlihatkan oleh unjuk kerja siswa. Apabila semua tujuan 18 sudah dapat dicapai, efektivitas pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam mata pelajaran tersebut dianggap berhasil dengan baik. Keefektifan LKS dapat diukur dengan memberikan postes setelah diberikan perlakuan kepada siswa, yaitu se- telah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan LKS yang dikembangkan. Menurut Nugroho 2001, apabila 75 siswa dapat mencapai tujuan pembe- lajarannya maka media dikatakan efektif.

B. Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

1. Pengertian inkuiri terbimbing

Inkuiri terbimbing adalah pendekatan mengajar dimana guru memberikan siswa contoh-contoh topik specifik dan memandu siswa untuk memahami topik tersebut Eggen dan Kauchak, 2012. Menurut Kuhlthau 2010, inkuiri ter- bimbing membantu siswa untuk berlatih dalam sebuah tim, mengembangkan kompetensi dalam penelitian, pengetahuan, motivasi, pemahaman bacaan, per- kembangan bahasa, kemampuan menulis, pembelajaran kooperatif, dan ke- terampilan sosial. Amin 1987, menyatakan bahwa istilah pembelajaran inkuiri terbimbing digunakan apabila didalam kegiatan penemuan, guru menyediakan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas kepada siswa. Suatu pendekatan pem- belajaran yang mendorong siswa untuk belajar aktif dan guru mendorong siswa menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri Wilcolx, dalam Suprihatiningrum, 2013. 19 Menurut Carin 1993, pengajaran dengan inkuiri terbimbing menyediakan ke- sempatan untuk melibatkan siswa untuk memperolah wawasan dan mengem- bangkan konsepnya sendiri lebih baik. Pembelajaran dengan pendekatan pe- nemuan terbimbing terjadi dimana dengan bimbingan guru siswa akan lebih bekerja lebih terarah dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bimbingan guru merupakan arahan tentang prosedur kerja yang dilakukan oleh siswa. Howe 1993, menyatakan bahwa penemuan terbimbing lebih dari sekedar keterampilan tangan karena pengalaman, dan guru masih mengambil bagian sebagai pem- bimbing. Melalui diskusi terbimbing dan metode lainnya, siswa dituntun dalam pengrefleksian terhadap kegiatan dengan membandingkan, mencari pola, mem- prediksi, dan membuat penjelasan. Bimbingan tak langsung, guru mengembang- kan hasil-hasil yang berguna dan menarik. Pembelajaran inkuiri terbimbing men- jadi berhasil apabila menolong siswa menjadi lebih bertanggung-jawab bertingkah laku dan pembelajaran mereka sendiri. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan pembelajaran penemuan yang memberikan ke- sempatan kepada siswa untuk menemukan prinsip-prinsip atau konsep-konsep untuk diri sendiri, dimana siswa mendapat bantuan berupa bimbingan dari guru agar lebih terarah mencapai tujuan pembelajaran. 20

2. Karakteristik pembelajaran inkuiri terbimbing

Menurut Kuhlthau 2010, ada enam karakteristik inkuiri terbimbing yaitu: a. Siswa belajar aktif dan terefleksikan pada pengalaman. Pembelajaran sebagai proses aktif individu, bukan sesuatu dilakukan untuk se- seorang tetapi lebih kepada sesuatu itu dilakukan oleh seseorang. Pembelajaran merupakan sebuah kombinasi dari tindakan refleksi pada pengalaman, dan pe- nemuan sangat penting dalam pembelajaran bermakna. b. Siswa belajar berdasarkan pada apa yang mereka tahu. Pengalaman masa lalu dan pengertian sebelumnya merupakan bentuk dasar untuk membangun pengetahuan baru, yang mempengaruhi pem-belajaran melalui apa yang mereka tahu. c. Siswa mengembangkan rangkaian berfikir dalam proses pembelajaran melalui bimbingan. Rangkaian berpikir ke arah yang lebih tinggi memerlukan proses yang men- dalam yang membawa kepada sebuah pemahaman, memerlukan waktu dan motivasi yang dikembangkan oleh pertanyaan-pertanyaan yang otentik mengenai objek yang telah digambarkan dari pengalaman dan keingintahuan siswa. Proses yang mendalam juga memerlukan perkembangan kemampuan intelektual yang melebihi dari penemuan dan pengumpulan fakta. d. Perkembangan siswa terjadi secara bertahap. Siswa berkembang melalui tahap perkembangan koginitif, kapasitas, mereka untuk berpikir abstrak ditingkatkan oleh umur. Perkembangan ini merupakan proses kompleks yang meliputi kegiatan berpikir, tindakan, refleksi, menemukan, 21 menghubungkan ide, membuat hubungan, mengembangkan dan mengubah penge- tahuan sebelumnya, kemampuan, serta sikap dan nilai. e. Siswa mempunyai cara yang berbeda dalam pembelajaran. Siswa belajar melalui semua pengertiannya. Mereka menggunakan seluruh ke- mampuan fisik, mental dan sosial untuk membangun pemahaman yang mendalam mengenai dunia dan apa yang hidup di dalamnya. f. Siswa belajar melalui interaksi sosial dengan orang lain. Siswa hidup di lingkungan sosial di mana mereka terus menerus belajarmelalui interaksi dengan orang lain di sekitar mereka. Orang tua, teman, saudara, guru, kenalan, merupakan bagian dari lingkungan sosial yang membentuk pembelajaran lingkungan di mana mereka membangun pemahaman mengenai dunia dan mem- buat makna untuk mereka. Berdasarkan karakteristik tersebut, inkuiri terbimbing merupakan sebuah metode yang berfokus pada porses berpikir yang membangun pengalaman oleh keterlibat- an siswa secara aktif dalam pembelajaran. Siswa belajar dengan membangun pe- mahaman mereka sendiri berdasarkan pengalaman-pengalaman.

3. Kelebihan inkuiri terbimbing

Menurut Carin 1993, keuntungan yang didapatkan siswa dengan belajar meng- gunakan pendekatan inkuiri terbimbing sebagai berikut:

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR LOGIS DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI SISTEM KOLOID.

3 12 44

PENGEMBANGAN MODUL KIMIA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS XI IPA SMA.

3 4 17

Pengembangan Modul Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Materi Kimia Larutan Penyangga Kelas Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa XI SMA di Karanganyar.

1 1 15

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA/MA.

0 1 17

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA/MA KELAS X PADA MATERI LISTRIK DINAMIS.

0 0 14

Pengembangan modul fisika berbasis inkuiri terbimbing pada materi fluida dinamis untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa sma JURNAL. JURNAL

0 7 12

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Penguasaan Materi dan Berpikir Kritis Siswa SMA Materi Perpindahan Kalor.

0 1 1

Pengembangan LKS Berbasis Domain IPA untuk Meningkatkan Curiosity dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP.

0 0 2

EFEKTIVITAS LKS INKUIRI TERBIMBING MATERI TEKANAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

0 0 10

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI FLUIDA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA - UNS Institutional Repository

1 2 16