Analisis data tahap uji coba terbatas

53 Pada tahap implementasi yaitu uji coba luas, akan diperoleh data skor pretes dan postes siswa dari kelas kontrol dan kelas ekperimen diubah menjadi nilai siswa. Pada tahap ini digunakan untuk melihat keefektivan dari produk yang dikembang- kan dan tahap ini juga digunakan untuk menjawab hipotesis yang telah dibuat. 1 Perhitungan nilai siswa Nilai pretes dan postes pada penilaian kemampuan berpikir kritis siswa dirumus- kan sebagai berikut: Nilai siswa = Jumlah skor jawaban yang diperoleh X 100 Jumlah skor maksimal Setelah data nilai diperoleh kemudian ditentukan n-Gain masing-masing siswa, selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. 2 Perhitungan n-Gain Perhitungan ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan berpikir kritis siswa pada materi tekanan antara pembelajaran menggunakan LKS berbasis inkuiri ter- bimbing dengan pembelajaran tidak menggunakan LKS berbasis inkuiri ter- bimbing. Skor n-Gain g yaitu selisih antara skor postes dan skor pretes dan dihitung berdasarkan rumus menurut Hake 1999, sebagai berikut: Keterangan: g = Peningkatan hasil belajar S pre = Rata-rata pretes S post = Rata-rata postes Tabel 10. Kriteria n-Gain n-Gain Kriteria 54  0,3 Rendah 0,3 gain  0,7 Sedang 0,7 Tinggi 3 Pengujian hipotesis penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah rata-rata n-Gain keterampilan berpikir kritis siswa pada materi tekanan pada kelas yang dibelajarkan menggunakan LKS berbasis inkuiri terbimbing lebih tinggi dari keterampilan berpikir kritis siswa pada kelas yang dibelajarkan secara konvensional. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji perbedaan dua rata-rata. Uji perbedaan dua rata-rata dilakukan pada n-Gain keterampilan berpikir kritis siswa pada materi tekanan dengan pembelajaran LKS berbasis inkuiri terbimbing. Sebelum dilakukan uji perbedaan dua rata-rata, perlu dilakukan uji prasyaratyaitu uji normalitas dan uji homogenitas. 1 Uji normalitas Uji normalitas berfungsi untuk mengetahui apakah sampel penelitian berasal dari populasi berdistrtibusi normal atau tidak dan untuk menentukan uji selanjutnya apakah menggunakan statistik parametrik atau non parametrik. Hipotesis untuk uji normalitas adalah: H o :sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. H 1 :sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. Pengujian normalitas digunakan uji Chi-Kuadrat dengan rumus sebagai berikut : ∑ Keterangan : X 2 = Chi-Kuadrat O i = frekuensi observasi

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR LOGIS DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI SISTEM KOLOID.

3 12 44

PENGEMBANGAN MODUL KIMIA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS XI IPA SMA.

3 4 17

Pengembangan Modul Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Materi Kimia Larutan Penyangga Kelas Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa XI SMA di Karanganyar.

1 1 15

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA/MA.

0 1 17

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA/MA KELAS X PADA MATERI LISTRIK DINAMIS.

0 0 14

Pengembangan modul fisika berbasis inkuiri terbimbing pada materi fluida dinamis untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa sma JURNAL. JURNAL

0 7 12

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Penguasaan Materi dan Berpikir Kritis Siswa SMA Materi Perpindahan Kalor.

0 1 1

Pengembangan LKS Berbasis Domain IPA untuk Meningkatkan Curiosity dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP.

0 0 2

EFEKTIVITAS LKS INKUIRI TERBIMBING MATERI TEKANAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

0 0 10

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI FLUIDA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA - UNS Institutional Repository

1 2 16