Pengertian Metode Penelitian Pendidikan Di Sekolah Dasar

5 Kesimpulan A = C pasti benar dan kebenaran kesimpulan tersebut termasuk dalam teori koherensi. Kebenaran yang lainnya adalah kebenran atas dasar teori korespondensi. Sesuatu dikatakan benar apabila pernyataan itu menunjuk kepada fkta atu realita yang sebenarnya, atau apa adanya. Sebagai contoh : jika besi dipanaskan, maka besi tersebut akan memuai; pernyataan tersebut harus terbukti kebenarannya. Apabila kita mengatakan Taman Mini ada di Jakarta, pernyataan tersebut pasti benar, sebab faktanya demikian adanya. Dengan kata lain kebenaran harus ditunjukan oleh fakta empiris. Atas dasar itu, maka mencari kebenaran dari suatu masalah bisa dilakukan dengan cara berpikir logis atau penalaran dan juga bisa dilakukan dengan cara mencari fakta empiris. Penelitian pada hakekatnya mencari jawaban atas permasalahan yang menuntut jawaban yang benar, setidak-tidaknya mendekati kebenaran yang logis menurut pemahaman manusia dan didukung oleh fakta empiris. Hakekat penelitian dipandang sebagai suatu upaya menjawab permasalahanpersoalan secara sistimatik dengan menggunakan cara-cara tertentu melalui pengumpulan data empiris, mengolah dan menarik kesimpulan atas jawaban masalah tersebut. Atas dasar uraian tersebut penelitian diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan secara sistematis untuk mengumpulkan , mengolah dan menyimpulkan data dengan menggunakan metode tertentu dalam rangka mencari jawaban atas permasalahan yang dihadapi.

A. Pengertian Metode Penelitian Pendidikan Di Sekolah Dasar

Metode penelitian, secara umum diartikan sebagai cara ilmiah dalam memperoleh dan menganalisis data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Jika anda perhatikan pernyataan di atas, maka setidaknya akan anda jumpai empat kata kunci yang perlu diperhatikan; yaitu : cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah dapat diartikan suatu kegiatan penelitian yang didasarkan pada cirri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis. Rasional berarti suatu kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang logis, masuk akal,sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris, artinya Dan B = C Maka A = C Jika A = B 6 cara-cara yang dilakukan dalam penelitian tersebut dapat diamati, dilihat dengan menggunakan indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang ditempuh atau dilakukan. Anda dapat membedakan dengan cara-cara yang tidak ilmiah, misalnya mencari anak yang hilang di hutan atau mencari mobil yang hilang dengan cara datang keparanormal, ingin menjadi kepala sekolah atau lulus ujian datang ke dukun dan sejenisnya . Sistemtis artinya, proses atau prosedur yang digunakan dalam penelitian tersebut menggunakan langkah- langkah tertentu yang bersifat logis. Data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian tersebut adalah data empiris teramati yang mempunyai kriteria tertentu, yaitu valid, artinya menunjukan derajad ketepatan antara data yang sebenarnya terjadi pada obyek penelitian dengan data jumlah data yang dikumpulkan oleh peneliti. Sebagai contoh: pada suatu provinsi tertentu terdapat sejumlah 2000 anak yang tidak lulus ujian nasional, sementara seorang peneliti melaporkan hasil penelitiannya jauh di atas atau di bawah 2000. Data yang dilaporkan peneliti peneliti tersebut tidak valid. Demikian pula jika peneliti melihat suatu obyek penelitian berwarna merah, tetapi dilaporkan warna hijau. Seorang peneliti melihat ada seorang murid SD sedang menangis, kemudian ia membuat kesimpulan bahwa murid SD tersebut sedang sedih, padahal murid tersebut menangis karena senang memperoleh rangking terbaik di kelasnya. Data yang dilaporkan oleh peneliti bahwa warna merah dilaporkan hijau, murid menangis karena senang dilaporkan sedih, adalah merupakan data yang tidak valid. Untuk mendapatkan data yang valid dalam suatu penelitian sering mengalami kesulitan, oleh karena itu data yang telah berhasil dikumpulkan sebelum diketahui validitasnya , dapat diuji melalui pengujian reliabelitas dan obyektivitasnya. Pada umumnya apabila suatu data itu sudah reliable dan obyektif, maka kecenderungan data tersebut akan valid. Data yang sudah valid dapat dipastikan reliable dan obyektif. Reliabel berkenaan dengan derajad konsistensi keajegan data dalam interval waktu tertentu. Sebagai contoh pada hari pertama interview, sumber data mengatakan bahwa jumlah siswa yang tidak lulus Ujian Nasional sebanyak 2000 siswa, maka besok atau lusa pun sumber data tersebut jika ditanya tentang jumlah siswa yang tidak lulus akan mengatakan bahwa jumlah siswa yang tidak lulus sebanyak 2000 siswa. Demikian pula apabila kemarin sumber data mengatakan bahwa sebab ketidak lulusan siswa karena gurunya tidak kompeten, maka besok atau lusa sumber data juga akan mengatakan jawaban yang samaguru tidak kompeten. 7 Obyektivitas berkenaan dengan interpersonal agreement kesepakatan yang menyangkut banyak orang. Apabila banyak orang yang menyatakan bahwa kegagalan bangsa Indonesia dalam membangun sumber daya manusia karena lemahnya sektor pendidikan, maka data tersebut adalah obyektif. Data yang reliabel belumlah tentu valid. Sebagai contoh: Kepala Sekolah Dasar sering menyatakan bahwa lulusannya tidak banyak yang melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Pertama karena faktor ekonomi orang tua. Hal ini diucapkan secara konsisten tetapi berbohong, sehingga data tersebut terlihat reliable konsisten tetapi tidak valid. padahal sebenarnya siswa tidak melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama karena lulusannya kurang kompeten; sudah berusaha mendaftar tetapi tidak diterima. Data yang obyektif juga belum tentu valid, misalnya sebagian besar dari kelompok orang menyatakan bahwa Si A adalah siswa yang paling malas belajar di sekolah, dan hanya sebagian kecil orang yang menyatakan bahwa si A rajin. Padahal yang benar justru yang hanya sebagian kecil yang menyatakan bahwa A adalah siswa yang rajin. Pernyataan sekelompok besar tersebut obyektif disepakati banyak orang tetapi tidak valid.

B. Tujuan Penelitian