72 ini peneliti akan memperoleh gambaran umum menyeluruh yang masih pada tahap
permukaan tentang situasi sosial. Untuk dapat memahami secara lebih luas dan mendalam, maka diperlukan pemilihan fokus penelitian.
Spradley dalam Sanapiah Faisal 1988 mengemukakan empat alternative untuk menetapkan fokus masalah yaitu sebagai berikut :
1. Menetapkan fokus pada permasalahan yang disarankan oleh informan. Informan ini
dalam lembaga pendidikan, bisa kepala sekolah, guru, orang tua murid, murid, pakar pendidikan dan sebagainya.
2. Menetapkan fokus berdasarkan domain-domain tertentu organizing domain. Domain
dalam pendidikan ini bisa kurikulum, proses belajar mengajar, sarana prasarana, tenaga pendidik dan kependidikan, manajemen, pembiayaan, sistem evaluasi, pandangan hidup
kompetensi dan sebagainya. 3.
Menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk pengembangan iptek. Temuan berarti sebelumnya belum pernah ada. Temuan ini dalam pendidikan misalnya
menemukan metode mengajar matematika yang mudah difahami dan menyenangkan. 4.
Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teori-teori yang telah ada. Penelitian ini bersifat pengembangan, yaitu ingin melengkapi dan memperluas teori
yang telah ada.
C. Bentuk Rumusan Masalah
Seperti telah dijelaskan pada bagian terdahulu, rumusan masalah merupakan bentuk pertanyaan yang dapat memandu peneliti untuk mengumpulkan data di lapangan.
Berdasarkan level of explanation suatu gejala, maka secara umum terdapat tiga bentuk rumusan masalah, yaitu rumusan masalah deskriptif, komparatif, dan asosiatif.
1. Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang memandu peneliti untuk
mengeksplorasi dan atau memotret situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh, luas dan mendalam. Contoh: Bagaimana profil pendidikan di Indonesia?
2. Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah yang memandu peneliti untuk
membandingkan antara konteks sosial atau domain satu dibandingkan dengan yang lain. Contoh: adakah perbedaan dinamika murid di kelas yang diajar dengan metode ceramah
dan demonstrasi?
73 3.
Rumusan masalah asosiatif atau hubungan adalah rumusan masalah yang memandu peneliti untuk mengkonstruksikan hubungan antara situasi sosial atau domain satu dengan
yang lainnya. Rumusan masalah asosiatif dibagi menjadi tiga yaitu, hubungan simetris, kausal dan reciprocal atau interaktif.
Hubungan simetris adalah hubungan suatu gejala yang munculnya bersamaan sehingga bukan merupakan hubungan sebab akibat atau interaktif. Contoh: adakah
hubungan antara kupu-kupu yang datang ke rumah dengan kedatangan tamu. Adakah hubungan antara kejatuhan binatang cecak dengan musibah keluarga? Adakah hubungan
antara menabrak kucing dengan kemungkinan mendapat kecelakaan? Adakah hubungan warna rambut dengan kecerdasan? Adakah hubungan antara puasa sunat senin kamis
dengan hasil belajar anak? Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Hubungan ini
merupakan salah satu asumsi ilmu dalam metode kuantitatif, di mana segala sesuatu itu ada, karena ada sebabnya. Dengan demikian dalam paradigma penelitian selalu ada
variabel independent sebagai penyebab dan variabel dependen sebagai akibat. Contoh: adakah pengaruh insentif terhadap kinerja guru? Adakah pengaruh gaya kepemimpinan
dengan kedisiplinan murid? Selanjutnya hubungan reciprocal adalah hubungan yang saling mempengaruhi.
Dalam penelitian kualitatif hubungan yang diamati atau ditemukan adalah hubungan yang bersifat reciprocal atau interaktif. Contoh: adakah hubungan antara banyaknya radio di
pedesaan dengan jenjang pendidikan masyarakat. hubungan ini merupakan hubungan interaktif, karena dengan adanya radio, maka masyarakat lebih terbuka mendapat
berbagai informasi. Dengan informasi ini, maka aspirasi untuk memperoleh pendidikan semakin tinggi. Selanjutnya dengan pendidikan yang tinggi, akan mendapatkan pekerjaan
dengan penghasilan yang memadai, sehingga dapat digunakan untuk membeli radio. Bagaimanakah antara peran orang tua, guru dan murid dalam pembentukan kepribadian
anak? Dalam penelitian kualitatif seperti yang telah dikemukakan, rumusan masalah yang
merupakan fokus penelitian masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti masuk lapangan atau situasi sosial tertentu. Namun demikian setiap peneliti baik peneliti
kuantitatif maupun kualitatif harus membuat rumusan masalah. Pertanyaan penelitian
74 kualitatif dirumuskan dengan maksud untuk lebih memahami gejala yang masih remang-
remang, tidak teramati, dinamis dan kompleks, sehingga setelah diteliti menjadi lebih jelas apa yang ada dalam situasi sosial tersebut. Peneliti yang menggunakan pendekatan kualitatif,
pada tahap awal penelitiannya, kemungkinan belum memiliki gambaran yang jelas tentang aspek-aspek masalah yang akan ditelitinya. Ia akan mengembangkan fokus penelitian sambil
mengumpulkan data. Proses seperti ini disebut “emergent design” Lincoln dan Guba, 1985: 102.
D. Judul Penelitian