Masalah dan variabel penelitian

25

A. Masalah dan variabel penelitian

Penelitian dapat dilaksanakan setalah jelas masalahnya. Dengan kata lain langkah pertama yang harus dilakukan oleh peneliti adalah mengidentifikasi dan merumuskan masalah penelitian. Masalah penelitian adalah persoalan yang mengganggu pikiran kita dan menantang kita untuk mencari solusijawaban pemecahanya. Masalah akan lebih terasa manakala dirumuskan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan untuk kemudian dikaji apa jawabannya dan bagaimana cara memperoleh jawaban tersebut. Dengan demikian dituntut adanya anakisis dengan menggunakan penalaran logis atau rasio dan jika perlu mencari informasi yang diperlukan untuk jawabannya. Masalah penelitian pada hakekatnya tidak berbeda dengan masalah-masalah pada umumnya. Perbedaannya terletak pada hal kelayakan masalah sebagai masalah penelitian. Masalah dalam penelitian harus dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang jelas dan spesifik. Jelas, mengandung arti dapat memeberikan arah bagaimana masalah itu selayaknya dipecahkan melalui prosedur dan langkah-langkah apenelitian. Sebagai contoh, apakah masalah atau pertanyaan yang diajukan tersebut ada manfaatnya . Manfaat penelitian dapat dilihat dari kepentingan pengetahuan atau bagi pemecahan masalah praktis lainnya atau untuk para pengambil kebijakankeputusan dalam menetapkan kebijakan yang terkait dengan tugas-tugasnya. Apakah pertanyaan yang diajukan memungkinkan ditemukannya jawaban yang ada kaitannya dengan pengetahuan keilmuan?. Hal ini mengandung arti, pertanyaan tersebut jawabannya menuntut kajiananalisis pengetahuan keilmuan, bukan jawaban tanpa argumentasi rasional. Apakah pertanyaan tersebut menunutut adanya upaya kita untuk mencarai informasidata dari berbagai sumber yang relevan dengan cara-cara tertentu dan dapat dipertanggung jawabkan ?. Sedangkan pertanyaan dari masalah , dikatakan spesifik , apabila masalah dan pertanyaan tersebut terbatas ruang lingkupnya, sehingga dimungkinkan dapat menemukan jawaban yang bermakna bagi pertanyaan tersebut. Masalah penelitian bisa didekati dari dua aspek, yaitu masalah yang bersifat kuantitatif dan masalah yang bersifat kualitatif. Masalah kuantitatif berkenaan dengan penggunaan ukuran frekuensi dari symbol atau atribut, atau berkenaan dengan bilangan atau numeric. Sedangkan masalah yang bersifat kualitatif berkenaan dengan konsep nilai, seperti baik, tepat, cukupbaik, kurang baik, tidak berkenaan 26 dengan ukuran numeric. Masalah kuantitatif memerlukan pemecahan dengan metoda kuantitatif, atau dalam pengertian lain memerlukan penelitian kuantitatif. Dalam penelitian kuantitatif ini, statistika memegang peranan penting sebagai alat untuk menganalisis jawaban atas masalah penelitian. Sedangkan untuk masalah kualitatif, memerlukan pemecahan dengan metoda kualitatif atau penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif yang diutamakam adalah deskriptif analitik untuk menemukan konsep-konsep yang terdapat didalamnya , bukan menggunakan numeric statistika. Salah satu cara untuk menemukan masalah penelitian adalah mengkaji kesenjangan antara apa yang terjadi dengan apa yang seharusnya terjadi baik yang bersifat kuantitatif maupu yang bersifat kualitatif. Sebagai contoh permasalahan yang dapat dijadikan sebagai bahan penelitian adalah : Apabila ada suatu Sekolah Dasar yang mempunyai siswa sebanyak 500 anak, sedangkan berdasarkan kondisi dan fasilitas yang ada seharusnya yang ada adalah 750 anak, maka masalahnya adalah bagaimana memperoleh tambahan siswa sebanyak 250 anak?. Masalah ini adalah bersifat kuantitatif. Apabila prestasi belajar yang diperoleh para siswa masih rendah, maka masalahnya adalah : bagaimana meningkatkan prestasi belajar siswa agar mencapai kadar yang lebih baik?. Masalah ini termasuk masalah kualitatif. Merumuskan masalah yang jelas dan spesifik merupakan aspek yang pailing utama dalam penelitian, sebab akan menentukan kegiatan dan prosedur penelitian selanjutnya. Masalah yang tidak jelas, akan menimbulkan kesulitan dalam menentukan unsure-unsur penelitian laninya. Masalah penelitian pendidikan bisa diangkat atau digali dari konsep- konsep atau teori-teori pengetahuan ilmiah , dalam hal ini dari ilmu pendidikan atau ilmu- ilmu penunjangnya, seperti : psikologi, sosiologi. Manajemen dan ilmu-ilmu perilaku yang lainnya. Cara yang dapat ditempuh melalui analisis konsep, prinsip, model, paradigma, hokum yang terkandung di dalam ilmu-ilmu tersebut, dikaitkan dengan kemungkinan pelaksanaanya dalam praktek pendidikan dan pembelajaran.Sebagia contoh : Salah satu prinsip dalam pembelajaran menyatakan bahwa keberhasilan pembelajaran di Sekolah Dasar bergantung kepada optimalnya kegiatan belajar siswa. Persoalan yang bisa diketengahkan antara lain: Strategi pembelajaran manakah yang dipandang efektif untuk mengoptimalkan kegiatan pembelajaran siswa ?. Cara lain dalam menemukan masalah penelitian pendidikan adalah mengadakan pengamatan terhadap praktek pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Melalui cara ini kita 27 dapat melihat peristiwa, gejala, proses dan hasil pendidikan dan pembelajaran, kemudian menganalisis permasalahan yang ada untuk di kaji secara lebih lanjut. Misalnya bmengamati bagaimana cara siswa belajar, bagaimana minat, perhatian siswa terhadap pembelajaran, bagaimana guru mengajar dan menilai siswanya dan lain-lain.Disamping pengamatan dapat pula melakukan wawancara dengan para guru atau mungkin siswa mengenai masalah- masalah yang dihadapi. Setiap masalah penelitian harus mengandung variabel yang jelas, sehingga memberikan gambaran data dan informasi apa yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah tersebut. Variabel adalah cirri atau karakteristik dari individu, obyek, peristiwa yang nilainya bisa berubah-ubah. Ciri tersebut memungkinkan untuk dilakukan pengukuran, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Sebagai contoh variabel antara lain prestasi belajar, metoda pembelajaran, Motivasi, sikap, inteligensi, usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pendapatan dan lain-lain. Variabel yang sifat dan karakteristiknya telah dimiliki oleh individu , seperti sikap, mativasi, jenis kelamin, usia, agama, integensi sering dinamakan atribut. Dalam penelitian, variabel atribut biasanya dibuat beberapa kategori , seperti variabel jenis kelamin dibedakan jenis kelamin pria dan wanita, inteligensi dibedakan tinggi – rendah, sikap dibedakan menjadi positif dan negative dan lain-lain. Untuk variabel yang sengaja dimunculkan atau dimanipulasi seperti metoda pembelajarn, bimbingan belajar, penggunaan media pembelajaran, system penilaian dan lain-lain, disebut sebagai variabel aktif. Dalam penelitian pendidikan terdapat dua variabel utama, yaitu variabel bebas atau variabel predictor independent Variabel sering kali diberi notasisymbol X, adalah variabel penyebab atau yang diduga memberi pengaruh atau efek terhadap peristiwa lain, dan variabel terkait atau variabel respons Independent Variabel, sering diberi notasi Y, yaitu variabel yang ditimbulkan atau efek dari variabel bebas. Contoh dari varaibel bebas adalah metoda-metoda pembelajaran. Apabila metoda pembelajaran akan dilihat efeknya terhadap hasil belajar siswa, maka hasil belajar siswa disebut sebagai variabel terikat. Hubungan antara variabel-varaibel penelitian seperti variabel bebas dengan variabel terikat banyak ditemukan dalam penelitian pendidikan. Sifat hubungan tersebut ada hubungan kausal sebab-akibat ada pula hubungan fungsional. Hubungan –hubungan tersebut meliputi hubungan stimulus respons, hubungan disposisi – respons, hubungan karakteristik individu 28 dengan perilaku atau respons tertentu, hubungan cara dengan tujuan dan hubungan timbale balik.

B. Hipotesis