Dampak Alternatif Kebijakan Berdasarkan Simulasi

142 juga tidak mempunyai dampak terhadap peubah endogen lainnya. Simulasi yang dilakukan dalam studi adalah upah minimum regional disetiap wilayah, belanja pelayanan publik untuk setiap wilayah, investasi swasta dan pemerintah di seluruh wilayah.

6.2.1. Dampak Perubahan Kebijakan Upah Minimum Regional di Wilayah

Sumatera Kebijakan meningkatkan upah minimum regional sebesar 10 persen di wilayah Sumatera, akan berdampak pada kenaikan upah rata-rata yang diterima oleh para pekerja sebesar 5.402 persen di wilayah Sumatera. Kenaikan upah berdampak pada penurunan permintaan tenaga kerja di Sumatera yang diikuti oleh turunnya PDRB wilayah Sumatera. Tabel 47. Dampak Peningkatan Upah Minimum Regional di Wilayah Sumatera Sebesar 10 Persen terhadap Kinerja Perekonomian Wilayah Keterangan Satuan Nilai Dasar Nilai Δ PDRB Sumatera Rp Miliar 355150.3 353696 -0.4095 PDRB Jawa-Bali Rp Miliar 1001703.0 1001625 -0.0078 PDRB WTI Rp Miliar 278977.3 278969.3 -0.0029 Permintaan Tenaga Kerja Sumatera Ribu Orang 17775.48 17678.96 -0.5430 Permintaan Tenaga Kerja Jawa-Bali Ribu Orang 57595.73 57592.81 -0.0051 Permintaan Tenaga Kerja WTI Ribu Orang 17755.33 17754.95 -0.0021 Penawaran Tenaga Kerja Sumatera Ribu Orang 20184.82 20252.03 0.3330 Penawaran Tenaga Kerja Jawa-Bali Ribu Orang 65105.91 64850.61 -0.3921 Penawaran Tenaga Kerja WTI Ribu Orang 18929.51 18929 -0.0027 Upah Sumatera Rp Ribu 852.517 898.5713 5.4022 Upah Jawa-Bali Rp Ribu 837.839 837.8381 -0.0001 Upah WTI Rp Ribu 1016.55 1016.546 -0.0002 Jumlah Penduduk Miskin Sumatera Ribu Orang 8200.26 8134.353 -0.8037 Jumlah Penduduk Miskin Jawa-Bali Ribu Orang 20718.9 20719.14 0.0012 Jumlah Penduduk Miskin WTI Ribu Orang 8483.91 8483.962 0.0006 Mig masuk Sumatera dari Jawa-Bali Ribu Orang 287.536 314.0386 9.2170 Mig masuk Sumatera dari WTI Ribu Orang 39.626 39.98158 0.8974 Mig masuk Jawa-Bali dari Sumatera Ribu Orang 701.401 679.9833 -3.0535 Mig masuk Jawa-Bali dari WTI Ribu Orang 467.480 467.4809 0.0002 143 Tabel 47. Lanjutan Keterangan Satuan Nilai Dasar Nilai Δ Mig masuk WTI dari Sumatera Ribu Orang 15.930 15.19719 -4.5987 Mig masuk WTI dari Jawa-Bali Ribu Orang 166.798 166.7976 -0.0002 Mig keluar Sumatera ke Jawa-Bali Ribu Orang 664.967 665.4599 0.0741 Mig keluar Sumatera ke WTI Ribu Orang 15.892 15.14624 -4.6947 Mig keluar Jawa-Bali ke Sumatera Ribu Orang 320.174 341.4092 6.6325 Mig keluar Jawa-Bali ke WTI Ribu Orang 145.627 145.0335 -0.4073 Mig keluar WTI ke Sumatera Ribu Orang 40.854 41.44218 1.4401 Mig keluar WTI ke Jawa-Bali Ribu Orang 424.385 424.3563 -0.0067 Ekspor Sumatera ke Jawa-Bali Rp Miliar 2840.98 2840.818 -0.0055 Ekspor Sumatera ke WTI Rp Miliar 2275.90 2275.892 -0.0002 Ekspor Jawa-Bali ke Sumatera Rp Miliar 27304.3 27254 -0.1844 Ekspor Jawa-Bali ke WTI Rp Miliar 55140.3 55139.84 -0.0008 Ekspor WTI ke Sumatera Rp Miliar 826.273 825.87 -0.0488 Ekspor WTI ke Jawa-Bali Rp Miliar 1039.99 1039.963 -0.0023 Impor Sumatera dari Jawa-Bali Rp Miliar 577.331 576.6302 -0.1213 Impor Sumatera dari WTI Rp Miliar 688.345 687.7629 -0.0846 Impor Jawa-Bali dari Sumatera Rp Miliar 4622.23 4621.682 -0.0118 Impor Jawa-Bali dari WTI Rp Miliar 6246.40 6245.688 -0.0114 Impor WTI dari Sumatera Rp Miliar 177.306 177.3041 -0.0013 Impor WTI dari Jawa-Bali Rp Miliar 91.295 91.29519 -0.0002 Jumlah Pengangguran Sumatera Ribu Orang 2409.34 2573.064 6.7953 Jumlah Pengangguran Jawa-Bali Ribu Orang 7510.18 7257.791 -3.3606 Jumlah Pengangguran WTI Ribu Orang 1174.19 1174.046 -0.0119 Ekspor Bersih Sumatera Rp Miliar 3851.20 3852.317 0.0291 Ekspor Bersih Jawa-Bali Rp Miliar 71576.0 71526.47 -0.0692 Ekspor Bersih WTI Rp Miliar 1597.659 1597.234 -0.0266 Migrasi Bersih Sumatera Ribu Orang -353.697 -326.586 7.6651 Migrasi Bersih Jawa-Bali Ribu Orang 703.080 661.0215 -5.9821 Migrasi Bersih WTI Ribu Orang -282.511 -283.804 -0.4576 Ketimpangan antarwilayah 9.0858 9.0539 -0.3515 Meskipun nilai PDRB wilayah Sumatera mengalami penurunan, namun demikian jumlah penduduk miskin di wilayah Sumatera masih mengalami penurunan, hal ini antara lain disebabkan karena naiknya upah rata-rata yang diterima oleh pekerja, yang searah dengan kenaikan pendapatan masyarakat wilayah Sumatera. Penurunan output wilayah Sumatera yang diwakili oleh PDRB wilayah Sumatera akan berdampak pada penurunan nilai ekspor ke setiap daerah tujuan dan nilai impor dari setiap wilayah asal. Namun demikian terlihat bahwa ekspor bersih Sumatera 144 masih mengalami kenaikan, hal ini disebabkan karena penurunan impor lebih besar dari penurunan ekspor itu sendiri. Secara keseluruhan ekspor Sumatera meningkat 0.029 persen. Simulasi kebijakan UMR di wilayah Sumatera membuktikan bahwa salah satu faktor utama para migran bermigrasi ke wilayah tertentu adalah harapan memporelah upah yang lebih tinggi di wilayah yang dituju. Ketika kebijakan pemerintah berupa UMR berintegrasi dengan upah rata-rata yang diterima pekerja, maka kebijakan dengan menaikkan upah akan berdampak kenaikan upah rata-rata yang akan mendorong para migran untuk masuk bermigrasi ke wilayah Sumatera, hal ini terlihat dari migrasi bersih Sumatera meningkat sebesar 7.665 persen. Meningkatnya migrasi bersih wilayah Sumatera, akan menambah besarnya jumlah penawaran tenaga kerja, dan hal ini secara makro tidak selalu berdampak baik bagi daerah yang dituju, dimana dalam kasus wilayah Sumatera diketahui bahwa jumlah pengangguran meningkat sebesar 6.795 persen. Tentu perlu suatu evaluasi terhadap kebijakan tersebut, karena kenaikan ini akan mendorong pada buruknya kinerja perekonomian wilayah yang digambarkan lewat rendahnya PDRB dan tingginya tingkat pengangguran. Dalam rangka penerapan kebijakan kenaikan upah minimum regional harus diperhatikan potensi sumberdaya alam yang dimiliki wilayah Sumatera itu sendiri dalam menyediakan lapangan pekerjaan bagi semua para migran karena expektasi para migran yang masuk ke wilayah Sumatera adalah untuk mendapatkan upah yang lebih besar, juga dapat dilakukan dengan melakukan reformasi administrasi kependudukan dan 145 memperketat masuknya penduduk ke wilayah Sumatera untuk mengurangi tingkat dan jumlah pengangguran di wilayah Sumatera. Dampak kenaikan upah minimum regional terhadap wilayah lain Wilayah Jawa-Bali dan Wilayah Timur Indonesia secara keseluruhan menurunkan PDRB, hal ini disebabkan karena jumlah penduduk migrasi keluar lebih tinggi sehingga faktor produksi di wilayah tersebut semakin rendah dan pada akhirnya akan mengakibatkan turunnya PDRB namun demikian tingkat kemiskinan di kedua wilayah mengalami penurunan meskipun penurunannya relatif kecil yaitu masing-masing sebesar 0.001 persen dan 0.0006. Peningkatan UMR di wilayah Sumatera berdampak pada menurunnya ketimpangan pendapatan antarwilayah.

6.2.2. Dampak Perubahan Kebijakan Upah Minimum Regional di Wilayah

Jawa-Bali Kebijakan meningkatkan upah minimum regional sebesar 10 persen di wilayah Jawa-Bali, akan berdampak pada kenaikan upah rata-rata yang diterima oleh para pekerja sebesar 9.073 persen di wilayah Jawa-Bali. Kenaikan upah menyebab- kan permintaan akan tenaga kerja di Jawa-Bali akan menurun yang pada akhirnya akan menurunkan PDRB wilayah Jawa-Bali. Meskipun nilai PDRB wilayah Jawa-Bali mengalami penurunan, namun demikian jumlah penduduk miskin di wilayah Jawa-Bali masih mengalami penurunan sebesar 3.839 persen, hal ini antara lain disebabkan karena kenaikan upah minimum regional akan searah dengan kenaikan upah rata-rata yang diterima oleh pekerja, yang searah dengan kenaikan pendapatan masyarakat wilayah Jawa-Bali. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi yang diwakili oleh PDRB tidak 146 serta merta dapat menurunkan tingkat kemiskinan, melainkan jumlah penduduk miskin secara langsung akan berpengaruh dengan tingkat upah. Tabel 48. Dampak Peningkatan Upah Minimum Regional di Wilayah Jawa-Bali Sebesar 10 Persen terhadap Kinerja Perekonomian Wilayah Keterangan Satuan Nilai Dasar Nilai Δ PDRB Sumatera Rp Miliar 355150.3 354653.2 -0.1400 PDRB Jawa-Bali Rp Miliar 1001703.0 982825.8 -1.8845 PDRB WTI Rp Miliar 278977.3 278687.6 -0.1038 Permintaan Tenaga Kerja Sumatera Ribu Orang 17775.48 17742.49 -0.1856 Permintaan Tenaga Kerja Jawa-Bali Ribu Orang 57595.73 56890.97 -1.2236 Permintaan Tenaga Kerja WTI Ribu Orang 17755.33 17741.81 -0.0761 Penawaran Tenaga Kerja Sumatera Ribu Orang 20184.82 20178.19 -0.0328 Penawaran Tenaga Kerja Jawa-Bali Ribu Orang 65105.91 67408.52 3.5367 Penawaran Tenaga Kerja WTI Ribu Orang 18929.51 18843.34 -0.4552 Upah Sumatera Rp Ribu 852.517 852.4599 -0.0066 Upah Jawa-Bali Rp Ribu 837.839 913.8556 9.0730 Upah WTI Rp Ribu 1016.55 1016.475 -0.0073 Jumlah Penduduk Miskin Sumatera Ribu Orang 8200.26 8203.985 0.0454 Jumlah Penduduk Miskin Jawa-Bali Ribu Orang 20718.9 19923.4 -3.8395 Jumlah Penduduk Miskin WTI Ribu Orang 8483.91 8485.874 0.0231 Mig masuk Sumatera dari Jawa-Bali Ribu Orang 287.536 239.0453 -16.8643 Mig masuk Sumatera dari WTI Ribu Orang 39.626 39.62603 0.0001 Mig masuk Jawa-Bali dari Sumatera Ribu Orang 701.401 745.9695 6.3542 Mig masuk Jawa-Bali dari WTI Ribu Orang 467.480 544.0657 16.3827 Mig masuk WTI dari Sumatera Ribu Orang 15.930 15.92941 -0.0021 Mig masuk WTI dari Jawa-Bali Ribu Orang 166.798 141.0578 -15.4319 Mig keluar Sumatera ke Jawa-Bali Ribu Orang 664.967 667.4007 0.3659 Mig keluar Sumatera ke WTI Ribu Orang 15.892 15.89177 -0.0036 Mig keluar Jawa-Bali ke Sumatera Ribu Orang 320.174 287.8482 -10.0962 Mig keluar Jawa-Bali ke WTI Ribu Orang 145.627 102.3298 -29.7314 Mig keluar WTI ke Sumatera Ribu Orang 40.854 40.72654 -0.3116 Mig keluar WTI ke Jawa-Bali Ribu Orang 424.385 613.5094 44.5644 Ekspor Sumatera ke Jawa-Bali Rp Miliar 2840.98 2781.685 -2.0869 Ekspor Sumatera ke WTI Rp Miliar 2275.90 2275.699 -0.0087 Expor Jawa-Bali ke Sumatera Rp Miliar 27304.3 27285.78 -0.0680 Ekspor Jawa-Bali ke WTI Rp Miliar 55140.3 55119.2 -0.0383 Eksor WTI ke Sumatera Rp Miliar 826.273 826.1216 -0.0184 Ekspor WTI ke Jawa-Bali Rp Miliar 1039.99 1029.76 -0.9834 Impor Sumatera dari Jawa-Bali Rp Miliar 577.331 577.0786 -0.0436 Impor Sumatera dari WTI Rp Miliar 688.345 688.1348 -0.0306 Impor Jawa-Bali dari Sumatera Rp Miliar 4622.23 4430.585 -4.1461 Impor Jawa-Bali dari WTI Rp Miliar 6246.40 6003.519 -3.8883 147 Tabel 48. Lanjutan Keterangan Satuan Nilai Dasar Nilai Δ Impor WTI dari Sumatera Rp Miliar 177.306 177.2117 -0.0534 Impor WTI dari Jawa-Bali Rp Miliar 91.295 91.29098 -0.0048 Jumlah Pengangguran Sumatera Ribu Orang 2409.34 2435.698 1.0939 Jumlah Pengangguran Jawa-Bali Ribu Orang 7510.18 10517.55 40.0439 Jumlah Pengangguran WTI Ribu Orang 1174.19 1101.532 -6.1876 Ekspor Bersih Sumatera Rp Miliar 3851.20 3792.171 -1.5327 Ekspor Bersih Jawa-Bali Rp Miliar 71576.0 71970.88 0.5517 Ekspor Bersih WTI Rp Miliar 1597.659 1587.379 -0.6434 Migrasi Bersih Sumatera Ribu Orang -353.697 -404.621 -14.3976 Migrasi Bersih Jawa-Bali Ribu Orang 703.080 899.8572 27.9878 Migrasi Bersih WTI Ribu Orang -282.511 -497.249 -76.0104 Ketimpangan antarwilayah 9.0858 8.5883 -5.4760 Penurunan output wilayah Jawa-Bali yang diwakili oleh PDRB wilayah Jawa- Bali akan berdampak pada penurunan nilai ekspor ke setiap daerah tujuan dan nilai impor dari setiap wilayah asal. Namun demikian terlihat bahwa ekspor bersih Jawa- Bali masih mengalami kenaikan, hal ini disebabkan karena penurunan impor lebih besar dari penurunan ekspor itu sendiri. Secara keseluruhan ekspor Jawa-Bali meningkat 0.551 persen. Simulasi kebijakan UMR di wilayah Jawa-Bali, merupakan bukti bahwa salah satu faktor utama para migran bermigrasi ke wilayah tertentu adalah harapan memperoleh upah yang lebih tinggi di wilayah yang dituju. Ketika kebijakan pemerintah berupa UMR berintegrasi dengan upah rata-rata yang diterima pekerja, maka kebijakan dengan menaikkan upah akan berdampak kenaikan upah rata-rata yang akan mendorong para migran untuk masuk bermigrasi ke wilayah Jawa-Bali, hal ini terlihat dari migrasi bersih Jawa-Bali meningkat sebesar 27.987 persen. Menigkatnya migrasi bersih wilayah Jawa-Bali, akan menambah besarnya jumlah penawaran tenaga kerja, dan hal ini secara makro berdampak buruk bagi 148 daerah yang dituju, dimana jumlah jumlah pengangguran Jawa-Bali meningkat sebesar 40.043 persen. Oleh karena, kebijakan peningkatan UMR perlu dievaluasi, karena kenaikan ini akan mendorong pada buruknya kinerja ekonomi daerah yang digambarkan lewat rendahnya PDRB dan tingginya tingkat pengangguran. Dalam rangka penerapan kebijakan kenaikan upah minimum regional harus diperhatikan kesiapan daerah untuk menampung dan menyediakan lapangan pekerjaan bagi semua para migran yang masuk ke wilayah Jawa-Bali, karena expektasi para migran yang masuk ke wilayah Jawa-Bali adalah untuk mendapatkan upah yang lebih besar. Untuk mengurangi pengangguran, dapat juga dilakukan dengan melakukan reformasi administrasi kependudukan dan memperketat masuknya penduduk ke wilayah Jawa- Bali sehingga tingkat dan jumlah pengangguran di wilayah Jawa-Bali dapat dikontrol dengan baik. Dampak kenaikan upah minimum regional terhadap wilayah lain Wilayah Sumatera dan Wilayah Timur Indonesia secara keseluruhan menurunkan PDRB, hal ini disebabkan karena jumlah penduduk migrasi keluar lebih tinggi sehingga faktor produksi di wilayah tersebut semakin rendah dan pada akhirnya akan mengakibatkan turunnya PDRB namun demikian tingkat kemiskinan di kedua wilayah mengalami kenaikan meskipun kenaikan relatif kecil yaitu masing-masing sebesar 0.045 persen dan 0.0023 persen. Seperti yang terjadi di wilayah Suamtera, skenario kebijakan penetapan peningkatan upah minimum regional di wilayah Jawa-Bali bali juga berdampak pada menurunnya tingkat ketimpangan antarwilayah, dimana tingkat ketimpangan antarwilayah menurun sebesar 5.476 persen. 149

6.2.3. Dampak Perubahan Kebijakan Upah Minimum Regional di Wilayah

Timur Indonesia Kebijakan meningkatkan upah minimum regional sebesar 10 persen di wilayah Timur Indonesia, akan berdampak pada kenaikan upah rata-rata yang diterima oleh para pekerja sebesar 8.687 persen di wilayah Timur Indonesia. Kenaikan upah menyebabkan permintaan akan tenaga kerja di Timur Indonesia menurun sebesar 1.281 persen dan pada akhirnya akan menurunkan PDRB wilayah Timur Indonesia sebesar 1.747 persen. Tabel 49. Dampak Peningkatan Upah Minimum Regional di Wilayah Timur Indonesia Sebesar 10 Persen terhadap Kinerja Perekonomian Wilayah Keterangan Satuan Nilai Dasar Nilai Δ PDRB Sumatera Rp Miliar 355150.3 355123.1 -0.0076 PDRB Jawa-Bali Rp Miliar 1001703.0 1001088 -0.0614 PDRB WTI Rp Miliar 278977.3 274101.3 -1.7478 Permintaan Tenaga Kerja Sumatera Ribu Orang 17775.48 17773.67 -0.0101 Permintaan Tenaga Kerja Jawa-Bali Ribu Orang 57595.73 57572.75 -0.0399 Permintaan Tenaga Kerja WTI Ribu Orang 17755.33 17527.85 -1.2812 Penawaran Tenaga Kerja Sumatera Ribu Orang 20184.82 20184.56 -0.0013 Penawaran Tenaga Kerja Jawa-Bali Ribu Orang 65105.91 64206.04 -1.3822 Penawaran Tenaga Kerja WTI Ribu Orang 18929.51 19386.45 2.4139 Upah Sumatera Rp Ribu 852.517 852.514 -0.0003 Upah Jawa-Bali Rp Ribu 837.839 837.8351 -0.0004 Upah WTI Rp Ribu 1016.55 1104.86 8.6874 Jumlah Penduduk Miskin Sumatera Ribu Orang 8200.26 8200.427 0.0020 Jumlah Penduduk Miskin Jawa-Bali Ribu Orang 20718.9 20720.87 0.0095 Jumlah Penduduk Miskin WTI Ribu Orang 8483.91 8187.771 -3.4906 Mig masuk Sumatera dari Jawa-Bali Ribu Orang 287.536 287.5371 0.0003 Mig masuk Sumatera dari WTI Ribu Orang 39.626 39.05487 -1.4412 Mig masuk Jawa-Bali dari Sumatera Ribu Orang 701.401 701.4001 -0.0001 Mig masuk Jawa-Bali dari WTI Ribu Orang 467.480 374.7004 -19.8467 Mig masuk WTI dari Sumatera Ribu Orang 15.930 17.49214 9.8080 Mig masuk WTI dari Jawa-Bali Ribu Orang 166.798 197.4968 18.4048 Mig keluar Sumatera ke Jawa-Bali Ribu Orang 664.967 664.9796 0.0019 Mig keluar Sumatera ke WTI Ribu Orang 15.892 17.49126 10.0609 Mig keluar Jawa-Bali ke Sumatera Ribu Orang 320.174 314.4741 -1.7801 Mig keluar Jawa-Bali ke WTI Ribu Orang 145.627 199.99 37.3307 Mig keluar WTI ke Sumatera Ribu Orang 40.854 40.47577 -0.9254 Mig keluar WTI ke Jawa-Bali Ribu Orang 424.385 225.5614 -46.8498 150 Tabel 49. Lanjutan Keterangan Satuan Nilai Dasar Nilai Δ Ekspor Sumatera ke Jawa-Bali Rp Miliar 2840.98 2839.649 -0.0467 Ekspor Sumatera ke WTI Rp Miliar 2275.90 2272.566 -0.1464 Ekspor Jawa-Bali ke Sumatera Rp Miliar 27304.3 27303.44 -0.0033 Ekspor Jawa-Bali ke WTI Rp Miliar 55140.3 54783.09 -0.6478 Ekspor WTI ke Sumatera Rp Miliar 826.273 826.266 -0.0009 Ekspor WTI ke Jawa-Bali Rp Miliar 1039.99 1039.781 -0.0198 Impor Sumatera dari Jawa-Bali Rp Miliar 577.331 577.3178 -0.0022 Impor Sumatera dari WTI Rp Miliar 688.345 688.3346 -0.0015 Impor Jawa-Bali dari Sumatera Rp Miliar 4622.23 4617.681 -0.0983 Impor Jawa-Bali dari WTI Rp Miliar 6246.40 6240.474 -0.0949 Impor WTI dari Sumatera Rp Miliar 177.306 175.715 -0.8975 Impor WTI dari Jawa-Bali Rp Miliar 91.295 91.22227 -0.0800 Jumlah Pengangguran Sumatera Ribu Orang 2409.34 2410.89 0.0643 Jumlah Pengangguran Jawa-Bali Ribu Orang 7510.18 6633.287 -11.6760 Jumlah Pengangguran WTI Ribu Orang 1174.19 1858.603 58.2887 Ekspor Bersih Sumatera Rp Miliar 3851.20 3846.563 -0.1203 Ekspor Bersih Jawa-Bali Rp Miliar 71576.0 71228.37 -0.4857 Ekspor Bersih WTI Rp Miliar 1597.659 1599.11 0.0908 Migrasi Bersih Sumatera Ribu Orang -353.697 -355.879 -0.6168 Migrasi Bersih Jawa-Bali Ribu Orang 703.080 561.6364 -20.1178 Migrasi Bersih WTI Ribu Orang -282.511 -51.0483 81.9305 Ketimpangan antarwilayah 9.0858 9.9345 9.3406 Peningkatan upah rata-rata di wilayah Timur Indonesia akan dibarengi oleh kenaikan migrasi bersih di wilayah Timur Indonesia, kenaikan upah sebesar 10 persen berdampak pada meningkatnya jumlah migrasi bersih di wilayah Timur Indonesia yang cukup signifkan, yaitu 81.93 persen. Ini menunjukkan bahwa upah di wilayah Timur Indonesia masih merupakan signal utama bagi para migran untuk masuk ke wilayah tersebut. Meningkatnya jumlah migrasi bersih tersebut make sense karena migrasi masuk akan semakin besar sementara migrasi keluar sendiri akan semakin menurun. Kenaikan upah tersebut akan berdampak pada penurunan PDRB wilayah Timur Indonesia, namun demikian jumlah penduduk miskin di wilayah Timur Indonesia masih mengalami penurunan sebesar 3.490 persen, hal ini antara lain 151 disebabkan karena kenaikan upah minimum regional tersebut searah dengan kenaikan upah rata-rata yang diterima oleh pekerja, yang akan mendorong kenaikan pendapatan masyarakat wilayah Timur Indonesia. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi yang diwakili oleh PDRB tidak serta merta dapat menurunkan tingkat kemiskinan, melainkan jumlah penduduk miskin secara langsung akan berpengaruh dengan tingkat upah yang diterima oleh para pekerja. Penurunan output wilayah Timur Indonesia yang diwakili oleh PDRB wilayah Timur Indonesia akan berdampak pada penurunan nilai ekspor ke setiap daerah tujuan dan nilai impor dari setiap wilayah asal. Namun demikian terlihat bahwa ekspor bersih Timur Indonesia masih mengalami kenaikan, hal ini disebabkan karena penurunan impor lebih besar dari penurunan ekspor itu sendiri. Secara keseluruhan ekspor bersih wilayah Timur Indonesia meningkat 0.090 persen. Simulasi kebijakan UMR di wilayah Timur Indonesia menunjukkan kepada kita bahwa bahwa faktor beaten path di wilayah Timur Indonesia tidak terbukti. Beaten path disini dapat diartikan bahwa para migran bermigrasi ke wilayah Timur Indonesia akan melihat dan memperhitungkan faktor apakah sanak saudara atau para pendahulunya telah memiliki tempat tinggal di WTI dengan tujuan untuk mengurangi biaya bermigrasi, dimana biaya hidup di WTI relatif tinggi dibanding dengan wilayah lainnya di Indonesia. Ketika kebijakan pemerintah berupa UMR berintegrasi dengan upah rata-rata yang diterima pekerja, maka kebijakan dengan menaikkan upah akan berdampak pada kenaikan upah rata-rata dan secara makro berdampak buruk bagi daerah yang 152 dituju, dimana jumlah pengangguran wilayah Timur Indonesia meningkat sebesar 58.28 persen. Berbeda halnya dengan wilayah Sumatera dan Jawa-Bali, dimana meningkatnya jumlah pengangguran di wilayah Timur Indonesia, bukan disebabkan karena tinggi arus migasi masuk, melainkan karena tingginya penurunan pertumbuhan ekonomi, yaitu sebesar 1.747 persen dan menurunkan permintaan akan tenaga kerja sebesar 1.281 persen. Penerapan peningkatan UMR perlu dievaluasi, karena akan mendorong pada buruknya kinerja ekonomi daerah yang digambarkan lewat turunnya permintaan tenaga kerja, menurunkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya jumlah pengangguran wilayah Timur Indonesia. Penerapan peningkatan upah minimum regional di wilayah Timur Indonesia belum dapat diterapkan mengingat bahwa upah yang diterima sekarang juga telah lebih besar dibanding dengan upah rata-rata yang diterima di wilayah lain di Indonesia. Dari hasil simulasi juga menunjukkan bahwa expektasi para migran untuk masuk ke wilayah Timur Indonesia juga signal upah masih faktor yang utama, bukan faktor beaten path seperti yang dikemukan oleh Blair, 1991. Untuk mengurangi pengangguran, dapat juga dilakukan dengan melakukan perbaikan dan pembangunan infrastruktur darat dan laut yang akhirnya juga untuk mengurangi biaya produksi dan mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya alam. Dampak kenaikan upah minimum regional terhadap wilayah lain Wilayah Sumatera dan Wilayah Jawa-Bali secara keseluruhan berdampak pada menurunnya PDRB dan menurunkan ekspor bersih kedua wilayah dan jumlah penduduk miskin kedua wilayah mengalami kenaikan meskipun relatif kecil. 153 Simulasi UMR di wilayah Timur Indonesia selainnya adalah meningkatkan pengangguran di wilayah Timur Indonesia itu sendiri, juga meningkatkan jumlah pengangguran di wilayah Sumatera sebesar 0.064 persen, sedangkan jumlah pengangguran di wilayah Jawa-Bali justru mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena jumlah penduduk yang bermigrasi keluar ke wilayah Timur Indonesia lebih besar dibanding dengan migrasi yang masuk ke wilayah Jawa-Bali yang berasal dari WTI dan Sumatera, sehingga migrasi bersih Jawa-Bali mengalami penurunan sebesar 11.676 persen. Skenario peningkatan UMR di wilayah Timur Indonesia akan berdampak pada miningkatnya tingkat ketimpangan wilayah, yaitu sebesar 9.34 persen. Hal ini berbeda dengan apa yang terjadi jika dilakukan di wilayah Sumatera ataupun di Jawa- Bali, karena pada dasarnya upah yang diterima oleh para pekerja secara historis jauh lebih besar dibandingkan dengan upah rata-rata yang diterima di wilayah lainnya, sehingga stimulus UMR tersebut lebih memperlebar ketimpangan pendapatan antarwilayah.

6.2.4. Dampak Perubahan Kebijakan Upah Minimum Regional di Wilayah

Sumatera, Jawa-Bali dan Wilayah Timur Indonesia Simulasi kebijakan dengan meningkatkan upah minimum regional sebesar 10 persen di Sumatera, Jawa-Bali dan wilayah Timur Indonesia, akan berdampak pada kenaikan upah rata-rata yang diterima oleh para pekerja yaitu sebesar 5.395 persen, 9.072 persen dan 8.679 persen secara berturut-turut. Kenaikan upah ini direspon oleh pekerja dengan menawarkan jumlah penawaran tenaga kerja yang lebih tinggi, namun demikian permintaan tenaga kerja menurun yang disebabkan karena tingginya sewa 154 tenaga kerja. Penurunan jumlah permintaan tenaga kerja akan berdampak pada menurunkan PDRB di setiap wilayah, dimana penurunan PDRB tertinggi terdapat di wilayah Timur Indonesia, yaitu sebesar 1.953 persen, sedangkan di wilayah Sumatera dan Jawa-Bali hanya menurun sebesar 0.557 persen dan 1.854 persen secara berturut- turut Tabel 50. Tabel 50. Dampak Peningkatan Upah Minimum Regional di Wilayah Sumatera, Wilayah Jawa-Bali dan Wilayah Timur Indonesia masing-masing sebesar 10 Persen terhadap Kinerja Perekonomian Wilayah Keterangan Satuan Nilai Dasar Nilai Δ PDRB Sumatera Rp Miliar 355150.3 353171.7 -0.5571 PDRB Jawa-Bali Rp Miliar 1001703.0 982132.2 -1.9537 PDRB WTI Rp Miliar 278977.3 273803.6 -1.8545 Permintaan Tenaga Kerja Sumatera Ribu Orang 17775.48 17644.18 -0.7387 Permintaan Tenaga Kerja Jawa-Bali Ribu Orang 57595.73 56865.08 -1.2686 Permintaan Tenaga Kerja WTI Ribu Orang 17755.33 17513.96 -1.3594 Penawaran Tenaga Kerja Sumatera Ribu Orang 20184.82 20245.13 0.2988 Penawaran Tenaga Kerja Jawa-Bali Ribu Orang 65105.91 66230.51 1.7273 Penawaran Tenaga Kerja WTI Ribu Orang 18929.51 19299.75 1.9559 Upah Sumatera Rp Ribu 852.517 898.5121 5.3953 Upah Jawa-Bali Rp Ribu 837.839 913.8516 9.0725 Upah WTI Rp Ribu 1016.55 1104.784 8.6799 Jumlah Penduduk Miskin Sumatera Ribu Orang 8200.26 8138.242 -0.7563 Jumlah Penduduk Miskin Jawa-Bali Ribu Orang 20718.9 19925.61 -3.8288 Jumlah Penduduk Miskin WTI Ribu Orang 8483.91 8189.781 -3.4669 Mig masuk Sumatera dari Jawa-Bali Ribu Orang 287.536 265.5483 -7.6471 Mig masuk Sumatera dari WTI Ribu Orang 39.626 39.38203 -0.6156 Mig masuk Jawa-Bali dari Sumatera Ribu Orang 701.401 722.6186 3.0251 Mig masuk Jawa-Bali dari WTI Ribu Orang 467.480 451.2872 -3.4638 Mig masuk WTI dari Sumatera Ribu Orang 15.930 16.75924 5.2072 Mig masuk WTI dari Jawa-Bali Ribu Orang 166.798 171.7563 2.9727 Mig keluar Sumatera ke Jawa-Bali Ribu Orang 664.967 668.0017 0.4563 Mig keluar Sumatera ke WTI Ribu Orang 15.892 16.74459 5.3626 Mig keluar Jawa-Bali ke Sumatera Ribu Orang 320.174 305.3102 -4.6423 Mig keluar Jawa-Bali ke WTI Ribu Orang 145.627 156.0471 7.1557 Mig keluar WTI ke Sumatera Ribu Orang 40.854 40.98781 0.3279 Mig keluar WTI ke Jawa-Bali Ribu Orang 424.385 414.6561 -2.2924 Ekspor Sumatera ke Jawa-Bali Rp Miliar 2840.98 2780.203 -2.1391 Ekspor Sumatera ke WTI Rp Miliar 2275.90 2272.363 -0.1553 Ekspor Jawa-Bali ke Sumatera Rp Miliar 27304.3 27234.53 -0.2557 Ekspor Jawa-Bali ke WTI Rp Miliar 55140.3 54761.54 -0.6869 Ekspor WTI ke Sumatera Rp Miliar 826.273 825.7112 -0.0680 155 Tabel 50. Lanjutan Keterangan Satuan Nilai Dasar Nilai Δ Ekspor WTI ke Jawa-Bali Rp Miliar 1039.99 1029.53 -1.0055 Impor Sumatera dari Jawa-Bali Rp Miliar 577.331 576.3654 -0.1672 Impor Sumatera dari WTI Rp Miliar 688.345 687.5419 -0.1167 Impor Jawa-Bali dari Sumatera Rp Miliar 4622.23 4425.498 -4.2561 Impor Jawa-Bali dari WTI Rp Miliar 6246.40 5996.882 -3.9946 Impor WTI dari Sumatera Rp Miliar 177.306 175.6181 -0.9522 Impor WTI dari Jawa-Bali Rp Miliar 91.295 91.21766 -0.0851 Jumlah Pengangguran Sumatera Ribu Orang 2409.34 2600.953 7.9529 Jumlah Pengangguran Jawa-Bali Ribu Orang 7510.18 9365.436 24.7033 Jumlah Pengangguran WTI Ribu Orang 1174.19 1785.789 52.0874 Ekspor Bersih Sumatera Rp Miliar 3851.20 3788.658 -1.6239 Ekspor Bersih Jawa-Bali Rp Miliar 71576.0 71573.7 -0.0032 Ekspor Bersih WTI Rp Miliar 1597.659 1588.406 -0.5792 Migrasi Bersih Sumatera Ribu Orang -353.697 -379.816 -7.3845 Migrasi Bersih Jawa-Bali Ribu Orang 703.080 712.5485 1.3467 Migrasi Bersih WTI Ribu Orang -282.511 -267.128 5.4450 Ketimpangan antarwilayah 9.0858 9.3878 3.3236 Penurunan PDRB tersebut berdampak pada meningkatnya jumlah pengangguran di setiap wilayah. Meskipun PDRB di setiap wilayah menurun, namun jumlah penduduk miskin masih mengalami penurunan hal ini disebabkan karena kenaikan upah lebih tinggi dibandingkan dengan penurunan PDRB. Dari simulasi dapat diketahui bahwa ekspor bersih disetiap wilayah mengalami penurunan dan secara ekonomi hal ini make sense karena nilai output di setiap wilayah mengalami penurunan. Kebijakan dengan meningkatkan upah minimun regional di setiap wilayah berdampak pada meningkatnya migrasi bersih di wilayah Sumatera dan Jawa-Bali, namun sebaliknya terhadap wilayah Timur Indonesia dimana migrasi bersih menurun sebesar 7.384 persen. Menurunnya jumlah migrasi bersih ini antara disebabkan karena prosentase migrasi keluar wilayah Timur Indonesia ke wilayah Jawa-Bali 156 lebih besar bandingkan dengan migrasi yang masuk ke wilayah Timur Indonesia dari kedua wilayah asal. Hal ini mengindikasikan bahwa para migran dari wilayah Timur Indonesia, faktor upah di daerah yang dituju merupakan faktor utama untuk bermigrasi ke daerah tersebut. Ketika kebijakan pemerintah berupa UMR berintegrasi dengan upah rata-rata yang diterima pekerja, maka kebijakan dengan menaikkan upah akan berdampak pada kenaikan upah rata-rata sehingga permintaan tenaga kerja akan menurun yang diikuti dengan kenaikan jumlah pengangguran disetiap wilayah. Meningkatnya jumlah pengangguran di wilayah Sumatera dan Jawa-Bali disebabkan karena kenaikan migrasi bersih dan menurunnya PDRB, sedangkan meningkatnya pengangguran di wilayah Timur Indonesia, bukan disebabkan karena tinggi arus migasi masuk, melainkan karena tingginya penurunan pertumbuhan ekonomi dan tingginya faktor produksi yang bermigrasi ke luar wilayah timur Indonesia. Penerapan peningkatan UMR perlu dievaluasi, karena akan mendorong pada buruknya kinerja ekonomi daerah yang digambarkan lewat turunnya permintaan tenaga kerja, menurunkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya jumlah pengangguran. Dari hasil simulasi di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa ekspektasi para migran untuk masuk ke WTI faktor upah masih faktor yang dominan dan ketersediaan infrastruktur bukan karena faktor beaten path begitu juga halnya untuk wilayah Sumatera dan Jawa-Bali, dimana para migran masuk ke dalam wilayah tersebut signal upah merupakan faktor utama. 157 Kebijakan peningkatan UMR berdampak pada menurunnya PDRB, namun demikian secara keseluruhan kebijakan tersebut masih dapat menurunkan jumlah penduduk miskin meskipun penurunannya relatif kecil. Simulasi kombinasi kebijakan dengan menaikkan UMR di seluruh wilayah sebesar 10 persen, berdampak pada meningkatnya tingkat ketimpangan antarwilayah, artinya bahwa jika stimulus UMR yang dijadikan sebagai instrumen untuk menurunkan ketimpangan, haruslah hanya dilakukan di wilayah Sumatera atau Jawa-Bali, atau jika ingin dilakukan diseluruh daerah kebijakan peningkatan UMR tersebut harus lebih besar di wilayah Sumatera dan Jawa-Bali dibandingkan dengan WTI.

6.2.5. Dampak Perubahan Kebijakan Belanja Pelayanan Publik di Wilayah

Sumatera Simulasi kebijakan dengan meningkatkan belanja pelayanan publik sebesar 10 persen di wilayah Sumatera, berdampak langsung pada menurunnya tingkat kemiskinan di setiap wilayah dan meningkatnya permintaan akan tenaga kerja di wilayah Sumatera dan lainnya. Meningkatnya permintaan akan tenaga kerja akan mendorong pada peningkatan upah, kecuali wilayah Jawa-Bali tidak mengalami perubahan. Meningkatnya upah di masing-masing wilayah akan direspon oleh tenaga kerja dengan menawarkan jasanya lebih besar, dimana kenaikan penawaran tenaga kerja di wilayah Sumatera adalah 0.0006 persen dan di Wilayah Timur Indonesia tidak mengalami perubahan, sedangkan di wilayah Jawa-Bali mengalami penurunan sebesar 0.0003 persen. Penurunan jumlah penawaran di Jawa-Bali disebabkan karena migrasi bersih Jawa-Bali mengalami penurunan Tabel 51. 158 Tabel 51. Dampak Peningkatan Belanja Pelayanan Publik di Wilayah Sumatera, sebesar 10 Persen terhadap Kinerja Perekonomian Wilayah Keterangan Satuan Nilai Dasar Nilai Δ PDRB Sumatera Rp Miliar 355150.3 355573.16 0.1191 PDRB Jawa-Bali Rp Miliar 1001703.0 1001726.3 0.0023 PDRB WTI Rp Miliar 278977.3 278979.73 0.0009 Permintaan Tenaga Kerja Sumatera Ribu Orang 17775.48 17803.541 0.1579 Permintaan Tenaga Kerja Jawa-Bali Ribu Orang 57595.73 57596.603 0.0015 Permintaan Tenaga Kerja WTI Ribu Orang 17755.33 17755.439 0.0006 Penawaran Tenaga Kerja Sumatera Ribu Orang 20184.82 20184.931 0.0006 Penawaran Tenaga Kerja Jawa-Bali Ribu Orang 65105.91 65105.73 -0.0003 Penawaran Tenaga Kerja WTI Ribu Orang 18929.51 18929.515 0.0000 Upah Sumatera Rp Ribu 852.517 852.55963 0.0050 Upah Jawa-Bali Rp Ribu 837.839 837.83868 0.0000 Upah WTI Rp Ribu 1016.55 1016.5491 0.0001 Jumlah Penduduk Miskin Sumatera Ribu Orang 8200.26 8119.6447 -0.9831 Jumlah Penduduk Miskin Jawa-Bali Ribu Orang 20718.9 20718.832 -0.0003 Jumlah Penduduk Miskin WTI Ribu Orang 8483.91 8483.8985 -0.0002 Mig masuk Sumatera dari Jawa-Bali Ribu Orang 287.536 287.55701 0.0072 Mig masuk Sumatera dari WTI Ribu Orang 39.626 39.626272 0.0008 Mig masuk Jawa-Bali dari Sumatera Ribu Orang 701.401 701.38497 -0.0023 Mig masuk Jawa-Bali dari WTI Ribu Orang 467.480 467.47952 -0.0001 Mig masuk WTI dari Sumatera Ribu Orang 15.930 15.929164 -0.0037 Mig masuk WTI dari Jawa-Bali Ribu Orang 166.798 166.79808 0.0001 Mig keluar Sumatera ke Jawa-Bali Ribu Orang 664.967 664.70248 -0.0398 Mig keluar Sumatera ke WTI Ribu Orang 15.892 15.891747 -0.0037 Mig keluar Jawa-Bali ke Sumatera Ribu Orang 320.174 320.18977 0.0050 Mig keluar Jawa-Bali ke WTI Ribu Orang 145.627 145.62646 -0.0001 Mig keluar WTI ke Sumatera Ribu Orang 40.854 40.85429 0.0011 Mig keluar WTI ke Jawa-Bali Ribu Orang 424.385 424.38415 -0.0002 Ekspor Sumatera ke Jawa-Bali Rp Miliar 2840.98 2841.0226 0.0017 Ekspor Sumatera ke WTI Rp Miliar 2275.90 2275.899 0.0001 Ekspor Jawa-Bali ke Sumatera Rp Miliar 27304.3 27319.144 0.0542 Ekspor Jawa-Bali ke WTI Rp Miliar 55140.3 55140.432 0.0003 Ekspor WTI ke Sumatera Rp Miliar 826.273 826.392 0.0144 Ekspor WTI ke Jawa-Bali Rp Miliar 1039.99 1039.9948 0.0007 Impor Sumatera dari Jawa-Bali Rp Miliar 577.331 577.53598 0.0356 Impor Sumatera dari WTI Rp Miliar 688.345 688.51599 0.0248 Impor Jawa-Bali dari Sumatera Rp Miliar 4622.23 4622.3892 0.0035 Impor Jawa-Bali dari WTI Rp Miliar 6246.40 6246.614 0.0034 Impor WTI dari Sumatera Rp Miliar 177.306 177.30706 0.0004 Impor WTI dari Jawa-Bali Rp Miliar 91.295 91.295386 0.0000 Jumlah Pengangguran Sumatera Ribu Orang 2409.34 2381.3901 -1.1601 Jumlah Pengangguran Jawa-Bali Ribu Orang 7510.18 7509.1277 -0.0140 Jumlah Pengangguran WTI Ribu Orang 1174.19 1174.0764 -0.0093 Ekspor Bersih Sumatera Rp Miliar 3851.20 3850.8696 -0.0085 Ekspor Bersih Jawa-Bali Rp Miliar 71576.0 71590.573 0.0203 159 Tabel 51. Lanjutan Keterangan Satuan Nilai Dasar Nilai Δ Ekspor Bersih WTI Rp Miliar 1597.659 1597.7844 0.0078 Migrasi Bersih Sumatera Rp Miliar -353.697 -353.41095 0.0809 Migrasi Bersih Jawa-Bali Rp Miliar 703.080 703.04825 -0.0046 Migrasi Bersih WTI Rp Miliar -282.511 -282.51119 -0.0001 Ketimpangan antarwilayah 9.0858 9.0986 0.1407 Dilihat secara makro dampak kenaikan belanja pelayanan publik di wilayah Sumatera akan berdampak pada kenaikan PDRB, yang akan searah dengan kenaikan ekspor bersih di wilayah Sumatera dan wilayah lainnya di Indonesia. Kenaikan ekspor berdampak pada meningkatnya permintaan akan tenaga kerja yang sejalan dengan menurunnya tingka pengangguran. Jumlah pengangguran terbesar menurun di wilayah Sumatera, hal ini disebabkan karena stimulus tersebut berlaku di wilayah Sumatera, sedangkan wilayah lainnya Jawa-Bali dan Wilayah Timur Indonesia juga mengalami penurunan sebesar 0.014 persen dan 0.009 persen secara berturut-turut. Dillihat dari aspek ketimpangan antarwilayah, ternyata dampak peningkatan belanja publik di Sumatera akan memperlebar tingkat ketimpangan antarwilayah. 6.2.6. Dampak Perubahan Kebijakan Belanja Pelayanan Publik di Wilayah Jawa-Bali Simulasi kebijakan dengan meningkatkan belanja pelayanan publik sebesar 10 persen di wilayah Jawa-Bali, juga berdampak langsung pada menurunnya jumlah penduduk miskin dan meningkatnya jumlah permintaan akan tenaga kerja di masing- masing. Meningkatnya permintaan tenaga kerja akan mendorong pada kenaikan upah di seluruh wilayah masing-masing sebesar 0.001 persen, 0.003 persen dan 0.001 persen secara berturut-turut. 160 Meningkatnya upah di masing-masing wilayah akan direspon oleh para pekerja dengan menawarkan jasanya lebih besar, dimana kenaikan penawaran tenaga kerja di wilayah Sumatera meningkat sebesar 0.0002 persen, di wilayah Jawa-Bali meningkat sebesar 0.001 persen dan wilayah Timur Indonesia naik sebesar 0.0002 persen. Kenaikan belanja pelayanan publik di Jawa-Bali berdampak pada kenaikan ekspor Sumatera dan Wilayah Timur Indonesia, sebaliknya eskpor bersih di wilayah Jawa-Bali itu sendiri mengalami penurunan sebesar 0.198 persen. Hal ini disebabkan karena kenaikan ekspor lebih rendah dari pada kenaikan permintaan impor wilayah Jawa-Bali sehingga secara agregat ekspor bersih wilayah Jawa-Bali menurun. Stimulus belanja pelayanan publik di wilayah Jawa-Bali terlihat memberikan dampak positif bagi kinerja perekonomian, dimana selain PDRB meningkat, permintaan akan tenaga kerja juga mengalami peningkatan. Dimana permintaan tenaga kerja yang paling besar mengalami peningkatan adalah di wilayah Jawa- Bali. Tabel 52. Dampak Peningkatan Belanja Pelayanan Publik di Wilayah Jawa-Bali sebesar 10 Persen terhadap Kinerja Perekonomian Wilayah Keterangan Satuan Nilai Dasar Nilai Δ PDRB Sumatera Rp Miliar 355150.3 355280.7 0.0367 PDRB Jawa-Bali Rp Miliar 1001703.0 1009097 0.7381 PDRB WTI Rp Miliar 278977.3 279052.2 0.0269 Permintaan Tenaga Kerja Sumatera Ribu Orang 17775.48 17784.13 0.0487 Permintaan Tenaga Kerja Jawa-Bali Ribu Orang 57595.73 57871.77 0.4793 Permintaan Tenaga Kerja WTI Ribu Orang 17755.33 17758.82 0.0197 Penawaran Tenaga Kerja Sumatera Ribu Orang 20184.82 20184.85 0.0002 Penawaran Tenaga Kerja Jawa-Bali Ribu Orang 65105.91 65106.75 0.0013 Penawaran Tenaga Kerja WTI Ribu Orang 18929.51 18929.56 0.0002 Upah Sumatera Rp Ribu 852.517 852.5295 0.0015 Upah Jawa-Bali Rp Ribu 837.839 837.8633 0.0030 Upah WTI Rp Ribu 1016.55 1016.568 0.0019 Jumlah Penduduk Miskin Sumatera Ribu Orang 8200.26 8199.42 -0.0103 161 Tabel 52. Lanjutan Keterangan Satuan Nilai Dasar Nilai Δ Jumlah Penduduk Miskin Jawa-Bali Ribu Orang 20718.9 20443.82 -1.3277 Jumlah Penduduk Miskin WTI Ribu Orang 8483.91 8483.433 -0.0057 Mig masuk Sumatera dari Jawa-Bali Ribu Orang 287.536 287.5205 -0.0055 Mig masuk Sumatera dari WTI Ribu Orang 39.626 39.62594 -0.0001 Mig masuk Jawa-Bali dari Sumatera Ribu Orang 701.401 701.4198 0.0027 Mig masuk Jawa-Bali dari WTI Ribu Orang 467.480 467.5 0.0043 Mig masuk WTI dari Sumatera Ribu Orang 15.930 15.92985 0.0006 Mig masuk WTI dari Jawa-Bali Ribu Orang 166.798 166.7926 -0.0032 Mig keluar Sumatera ke Jawa-Bali Ribu Orang 664.967 664.8891 -0.0118 Mig keluar Sumatera ke WTI Ribu Orang 15.892 15.89244 0.0006 Mig keluar Jawa-Bali ke Sumatera Ribu Orang 320.174 320.1612 -0.0039 Mig keluar Jawa-Bali ke WTI Ribu Orang 145.627 145.6249 -0.0011 Mig keluar WTI ke Sumatera Ribu Orang 40.854 40.85385 0.0000 Mig keluar WTI ke Jawa-Bali Ribu Orang 424.385 424.4401 0.0130 Ekspor Sumatera ke Jawa-Bali Rp Miliar 2840.98 2860.933 0.7025 Ekspor Sumatera ke WTI Rp Miliar 2275.90 2275.947 0.0022 Ekspor Jawa-Bali ke Sumatera Rp Miliar 27304.3 27308.85 0.0165 Ekspor Jawa-Bali ke WTI Rp Miliar 55140.3 55145.07 0.0087 Ekspor WTI ke Sumatera Rp Miliar 826.273 826.3092 0.0044 Ekspor WTI ke Jawa-Bali Rp Miliar 1039.99 1043.262 0.3149 Impor Sumatera dari Jawa-Bali Rp Miliar 577.331 577.3934 0.0109 Impor Sumatera dari WTI Rp Miliar 688.345 688.3974 0.0076 Impor Jawa-Bali dari Sumatera Rp Miliar 4622.23 4688.538 1.4347 Impor Jawa-Bali dari WTI Rp Miliar 6246.40 6331.55 1.3632 Impor WTI dari Sumatera Rp Miliar 177.306 177.3293 0.0129 Impor WTI dari Jawa-Bali Rp Miliar 91.295 91.29663 0.0014 Jumlah Pengangguran Sumatera Ribu orang 2409.34 2400.721 -0.3578 Jumlah Pengangguran Jawa-Bali Ribu orang 7510.18 7234.978 -3.6643 Jumlah Pengangguran WTI Ribu orang 1174.19 1170.736 -0.2938 Ekspor Bersih Sumatera Rp Miliar 3851.20 3871.089 0.5165 Ekspor Bersih Jawa-Bali Rp Miliar 71576.0 71433.83 -0.1986 Ekspor Bersih WTI Rp Miliar 1597.659 1600.945 0.2057 Migrasi Bersih Sumatera Ribu orang -353.697 -353.635 0.0176 Migrasi Bersih Jawa-Bali Ribu orang 703.080 703.1338 0.0076 Migrasi Bersih WTI Ribu orang -282.511 -282.572 -0.0215 Ketimpangan antarwilayah 9.0858 9.3490 2.8972 Stimulus belanja pelayanan publik di wilayah Jawa-Bali berdampak pada meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang mendorong para migran untuk masuk ke wilayah Sumatera dan khususnya wilayah Jawa-Bali, terlihat dari migrasi bersih Jawa-Bali meningkat sebesar 0.54 persen. Migrasi masuk tersebut diindikasikan 162 berasal dari wilayah Timur Indonesia, dimana migrasi bersih wilayah Timur Indonesia menurun sebesar 0.021 persen. Stimulus peningkatan belanja pelayanan publik di wilayah Jawa-Bali juga menyebabkan tingkat ketimpangan antarwilayah menjadi meningkat, hal ini diduga karena akumulasi kapital lebih terkonsentrasi di Jawa-Bali, sehingga stimulus yang diberikan juga akan mendorong meningkatnya tingkat ketimpangan antarwilayah. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Todaro 2000 dimana ketimpangan distribusi pendapatan merupakan sesuatu yang harus dikorbankan demi memacu laju pertumbuhan ekonomi secara cepat.

6.2.7. Dampak Perubahan Kebijakan Belanja Pelayanan Publik di Wilayah

Timur Indonesia Alternatif kebijakan kebijakan meningkatkan belanja pelayanan publik sebesar 10 persen di wilayah Timur Indonesia WTI, secara langsung dapat menurunkan jumlah penduduk miskin dan meningkatnya jumlah permintaan akan tenaga kerja di masing-masing wilayah Timur Indonesia. Meningkatnya permintaan tenaga kerja di wilayah Timur Indonesia akan mendorong pada kenaikan upah sebesar 0.066. Kenaikan upah tersebut merupakan daya tarik untuk masuk ke daerah tersebut semakin tinggi, terlihat dari kenaikan migrasi masuk ke WTI dari wilayah Sumatera dan Jawa-Bali. Meningkatnya upah di WTI direspon oleh para pekerja dengan menawarkan jasanya lebih besar, dimana kenaikan penawaran tenaga kerja di WTI meningkat sebesar 0.017 persen, dan di wilayah Sumatera mengalami kenaikan sebesar 0.0001 persen. Sebaliknya di wialyah Jawa-Bali terjadi penurunan sebesar 0.008 persen. 163 Menurunnya penawaran jumlah tenaga kerja di Jawa-Bali disebabkan karena migrasi keluar dari wilayah Jawa-Bali ke wilayah Sumatera dan WTI lebih besar dibanding dengan migrasi masuk wilayah Jawa-Bali dari Suamtera dan WTI yang secara keseluruhan migrasi bersih wilayah Jawa-Bali menurun sebesar 0.134 persen. Tabel 53. Dampak Peningkatan Belanja Pelayanan Publik di Wilayah Timur Indonesia sebesar 10 Persen terhadap Kinerja Perekonomian Wilayah Keterangan Satuan Nilai Dasar Nilai Δ PDRB Sumatera Rp Miliar 355150.3 355162.7 0.0035 PDRB Jawa-Bali Rp Miliar 1001703.0 1001981 0.0277 PDRB WTI Rp Miliar 278977.3 281636.6 0.9532 Permintaan Tenaga Kerja Sumatera Ribu Orang 17775.48 17776.3 0.0046 Permintaan Tenaga Kerja Jawa-Bali Ribu Orang 57595.73 57606.09 0.0180 Permintaan Tenaga Kerja WTI Ribu Orang 17755.33 17879.39 0.6987 Penawaran Tenaga Kerja Sumatera Ribu Orang 20184.82 20184.82 0.0000 Penawaran Tenaga Kerja Jawa-Bali Ribu Orang 65105.91 65100.52 -0.0083 Penawaran Tenaga Kerja WTI Ribu Orang 18929.51 18932.85 0.0177 Upah Sumatera Rp Ribu 852.517 852.5177 0.0001 Upah Jawa-Bali Rp Ribu 837.839 837.8402 0.0002 Upah WTI Rp Ribu 1016.55 1017.226 0.0667 Jumlah Penduduk Miskin Sumatera Ribu Orang 8200.26 8200.191 -0.0009 Jumlah Penduduk Miskin Jawa-Bali Ribu Orang 20718.9 20718.05 -0.0041 Jumlah Penduduk Miskin WTI Ribu Orang 8483.91 8466.54 -0.2048 Mig masuk Sumatera dari Jawa-Bali Ribu Orang 287.536 287.536 -0.0001 Mig masuk Sumatera dari WTI Ribu Orang 39.626 39.62176 -0.0106 Mig masuk Jawa-Bali dari Sumatera Ribu Orang 701.401 701.4011 0.0000 Mig masuk Jawa-Bali dari WTI Ribu Orang 467.480 466.9257 -0.1185 Mig masuk WTI dari Sumatera Ribu Orang 15.930 15.93978 0.0630 Mig masuk WTI dari Jawa-Bali Ribu Orang 166.798 166.9963 0.1189 Mig keluar Sumatera ke Jawa-Bali Ribu Orang 664.967 664.9606 -0.0010 Mig keluar Sumatera ke WTI Ribu Orang 15.892 15.90258 0.0644 Mig keluar Jawa-Bali ke Sumatera Ribu Orang 320.174 320.1454 -0.0088 Mig keluar Jawa-Bali ke WTI Ribu Orang 145.627 146.0462 0.2882 Mig keluar WTI ke Sumatera Ribu Orang 40.854 40.85224 -0.0039 Mig keluar WTI ke Jawa-Bali Ribu Orang 424.385 423.207 -0.2775 Ekspor Sumatera ke Jawa-Bali Rp Miliar 2840.98 2841.538 0.0198 Ekspor Sumatera ke WTI Rp Miliar 2275.90 2277.672 0.0780 Ekspor Jawa-Bali ke Sumatera Rp Miliar 27304.3 27304.74 0.0015 Ekspor Jawa-Bali ke WTI Rp Miliar 55140.3 55317.61 0.3216 Ekspor WTI ke Sumatera Rp Miliar 826.273 826.2763 0.0004 Ekspor WTI ke Jawa-Bali Rp Miliar 1039.99 1040.074 0.0083 164 Tabel 53. Lanjutan Keterangan Satuan Nilai Dasar Nilai Δ Impor Sumatera dari Jawa-Bali Rp Miliar 577.331 577.3363 0.0010 Impor Sumatera dari WTI Rp Miliar 688.345 688.3499 0.0007 Impor Jawa-Bali dari Sumatera Rp Miliar 4622.23 4624.168 0.0420 Impor Jawa-Bali dari WTI Rp Miliar 6246.40 6248.941 0.0407 Impor WTI dari Sumatera Rp Miliar 177.306 178.1391 0.4697 Impor WTI dari Jawa-Bali Rp Miliar 91.295 91.33871 0.0475 Jumlah Pengangguran Sumatera Ribu orang 2409.34 2408.521 -0.0341 Jumlah Pengangguran Jawa-Bali Ribu orang 7510.18 7494.426 -0.2097 Jumlah Pengangguran WTI Ribu orang 1174.19 1053.468 -10.2810 Ekspor Bersih Sumatera Rp Miliar 3851.20 3853.524 0.0604 Ekspor Bersih Jawa-Bali Rp Miliar 71576.0 71749.25 0.2420 Ekspor Bersih WTI Rp Miliar 1597.659 1596.873 -0.0492 Migrasi Bersih Sumatera Ribu orang -353.697 -353.705 -0.0023 Migrasi Bersih Jawa-Bali Ribu orang 703.080 702.1351 -0.1344 Migrasi Bersih WTI Ribu orang -282.511 -281.123 0.4912 Ketimpangan antarwilayah 9.0858 8.6477 -4.8218 Stimulus belanja pelayanan publik di WTI sebesar 10 persen, ternyata belum mampu memberikan neraca perdagangan yang positif bagi WTI, dimana ekspor bersih WTI menurun sebesar 0.049 persen, sebaliknya wilayah lainny memiliki neraca perdagangan yang positif. Dampak peningkatan belanja pelayanan publik di wilayah Timur Indonesia berdampak pada penurunan jumlah penduduk miskin terutama di wilayah Timur Indonesia itu sendiri, sedangkan wilayah Sumatera dan Jawa-Bali jumlah penduduk miskin mengalami peningkatan. Solusi peningkatan belanja pelayanan publik secara umum hanya dapat menurunkan tingkat ketimpangan antarwilayah, yaitu sebesar 4.821 persen. Jika dilihat berdasarkan aspek tingkat ketimpangan antarwilayah, stimulus peningkatan belanja pelayanan publik di WTI merupakan stimulus belanja pelayanan publik di WTI merupakan solusi yang tepat karena selain meningkatkan pertumbuhan, ketimpangan antarwilayah juga dapat diperkecil. 165

6.2.8. Dampak Perubahan Kebijakan Belanja Pelayanan Publik di Wilayah

Sumatera, Jawa-Bali dan Wilayah Timur Indonesia Simulasi kebijakan dengan meningkatkan belanja pelayanan publik di Sumatera, Jawa-Bali dan wilayah Timur Indonesia masing-masing sebesar 10 persen, secara umum berdampak pada kenaikan permintaan tenaga kerja di masing-masing wilayah yang pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah. Peningkatan PDRB wilayah terbesar terdapat di wilayah WTI, Jawa-Bali dan Sumatera. Terlihat bahwa untuk mendorong peningkatan PDRB belanja pelayanan publik di WTI memiliki peranan yang besar dibandingkan dengan wilayah lainnya. Belanja pelayan publik juga berdampak langsung pada penurunan jumlah penduduk miskin di seluruh wilayah. Peningkatan permintaan tenaga kerja di setiap wilayah, berdampak kenaikan penawaran tenaga kerja, kecuali untuk wilayah Jawa-Bali yaitu menurun, disebabkan karena adanya kenaikan upah sebesar 0.003 persen. Beberapa faktor yang yeng menyebabkan menurunnya jumlah penawaran tenaga kerja tersebut antara lain karena migrasi keluar wilayah Jawa-Bali lebih besar dibandingkan migrasi masuk wilayah Jawa-Bali dimana secara agregat migrasi bersih wilayah Jawa-Bali menurun sebesar 0.131 persen. Alternatif simulasi kombinasi kebijakan belanja pelayanan publik untuk seluruh wilayah secara umum berdampak positif bagi kinerja perekonomian wilayah yang digambarkan dengan kenaikan PDRB, jumlah penduduk miskin turun, dan jumlah pengangguran juga mengalami penurunan untuk seluruh wilayah. Dilihat dari neraca perdagangan juga menunjukkan baik ekspor bersih di setiap wilayah 166 mengalami peningkatan, ekspor bersih terbesar meningkat adalah di wilayah Sumatera dan di wilayah Timur Indonesia Tabel 54. Tabel 54. Dampak Peningkatan Belanja Pelayanan Publik di Wilayah Sumatera, Jawa-Bali dan Wilayah Timur Indonesia masing-masign sebesar 10 Persen terhadap Kinerja Perekonomian Wilayah Keterangan Satuan Nilai Dasar Nilai Δ PDRB Sumatera Rp Miliar 355150.3 355715.9 0.1593 PDRB Jawa-Bali Rp Miliar 1001703.0 1009397.7 0.7682 PDRB WTI Rp Miliar 278977.3 281713.9 0.9809 Permintaan Tenaga Kerja Sumatera Ribu Orang 17775.48 17813.01 0.2112 Permintaan Tenaga Kerja Jawa-Bali Ribu Orang 57595.73 57883.00 0.4988 Permintaan Tenaga Kerja WTI Ribu Orang 17755.33 17882.99 0.7190 Penawaran Tenaga Kerja Sumatera Ribu Orang 20184.82 20184.96 0.0007 Penawaran Tenaga Kerja Jawa-Bali Ribu Orang 65105.91 65101.18 -0.0073 Penawaran Tenaga Kerja WTI Ribu Orang 18929.51 18932.90 0.0179 Upah Sumatera Rp Ribu 852.517 852.57 0.0067 Upah Jawa-Bali Rp Ribu 837.839 837.87 0.0032 Upah WTI Rp Ribu 1016.55 1017.25 0.0686 Jumlah Penduduk Miskin Sumatera Ribu Orang 8200.26 8118.73 -0.9942 Jumlah Penduduk Miskin Jawa-Bali Ribu Orang 20718.9 20442.9 -1.3322 Jumlah Penduduk Miskin WTI Ribu Orang 8483.91 8466.04 -0.2106 Mig masuk Sumatera dari Jawa-Bali Ribu Orang 287.536 287.541 0.0015 Mig masuk Sumatera dari WTI Ribu Orang 39.626 39.622 -0.0099 Mig masuk Jawa-Bali dari Sumatera Ribu Orang 701.401 701.404 0.0005 Mig masuk Jawa-Bali dari WTI Ribu Orang 467.480 466.946 -0.1143 Mig masuk WTI dari Sumatera Ribu Orang 15.930 15.939 0.0599 Mig masuk WTI dari Jawa-Bali Ribu Orang 166.798 166.991 0.1158 Mig keluar Sumatera ke Jawa-Bali Ribu Orang 664.967 664.618 -0.0526 Mig keluar Sumatera ke WTI Ribu Orang 15.892 15.902 0.0613 Mig keluar Jawa-Bali ke Sumatera Ribu Orang 320.174 320.149 -0.0077 Mig keluar Jawa-Bali ke WTI Ribu Orang 145.627 146.044 0.2870 Mig keluar WTI ke Sumatera Ribu Orang 40.854 40.853 -0.0028 Mig keluar WTI ke Jawa-Bali Ribu Orang 424.385 423.262 -0.2647 Ekspor Sumatera ke Jawa-Bali Rp Miliar 2840.98 2861.54 0.7240 Ekspor Sumatera ke WTI Rp Miliar 2275.90 2277.72 0.0802 Ekspor Jawa-Bali ke Sumatera Rp Miliar 27304.3 27324.0 0.0721 Ekspor Jawa-Bali ke WTI Rp Miliar 55140.3 55322.5 0.3305 Ekspor WTI ke Sumatera Rp Miliar 826.273 826.431 0.0191 Ekspor WTI ke Jawa-Bali Rp Miliar 1039.99 1043.356 0.3239 Impor Sumatera dari Jawa-Bali Rp Miliar 577.331 577.604 0.0474 Impor Sumatera dari WTI Rp Miliar 688.345 688.573 0.0331 Impor Jawa-Bali dari Sumatera Rp Miliar 4622.23 4690.645 1.4802 167 Tabel 54. Lanjutan Keterangan Satuan Nilai Dasar Nilai Δ Impor Jawa-Bali dari WTI Rp Miliar 6246.40 6334.306 1.4073 Impor WTI dari Sumatera Rp Miliar 177.306 178.163 0.4830 Impor WTI dari Jawa-Bali Rp Miliar 91.295 91.340 0.0489 Jumlah Pengangguran Sumatera Ribu orang 2409.34 2371.95 -1.5520 Jumlah Pengangguran Jawa-Bali Ribu orang 7510.18 7218.18 -3.8881 Jumlah Pengangguran WTI Ribu orang 1174.19 1049.91 -10.5842 Ekspor Bersih Sumatera Rp Miliar 3851.20 3873.09 0.5685 Ekspor Bersih Jawa-Bali Rp Miliar 71576.0 71621.6 0.0637 Ekspor Bersih WTI Rp Miliar 1597.659 1600.284 0.1643 Migrasi Bersih Sumatera Ribu orang -353.697 -353.357 0.0962 Migrasi Bersih Jawa-Bali Ribu orang 703.080 702.156 -0.1314 Migrasi Bersih WTI Ribu orang -282.511 -281.184 0.4697 Ketimpangan antarwilayah 9.0858 8.9254 -1.7654 Skenario simulasi yang dilakukan dengan menaikkan belanja pelayanan publik untuk seluruh wilayah, berdampak pada penurunan jumlah kemiskinan di wilayah Jawa-Bali dan wilayah Timur Indonesia sedangkan tingkat ketimpangan di wilayah Sumatera terlihat mengalami peningkatan. Stimulus kebijakan dengan meningkatkan belanja pelayanan publik dapat dijadikan sebagai instrument kebijakan untuk mengurangi tingkat ketimpangan antarwilayah. Skenario tersebut dilakukan dengan cara meningkatkan belanja pelayanan publik di WTI atau meningkatkan belanja pelayanan publik di seluruh wilayah.

6.2.9. Dampak Perubahan Kebijakan Investasi Swasta di Wilayah Sumatera

Simulasi kebijakan dengan meningkatkan investasi swasta di wilayah Sumatera berdampak positif bagi perbaikan ekonom di wilayah Sumatera itu sendiri dan wilayah lainnya. PDRB wilayah Sumatera meningkat sebesar 1.007 persen. Kenaikan PDRB tersebut menyebabkan permintaan tenaga kerja akan naik sehingga upah juga ikut mengalami kenaikan. 168 Dilihat di pasar tenaga kerja, penawaran tenaga kerja di wilayah Sumatera mengalami peningkatan, hal ini disebabkan karena upah yang meningkat, disamping kenaikan upah tersebut peningkatan penawaran tenaga kerja juga disebabkan karena migrasi masuk ke Sumatera lebih besar dibanding dengan migrasi yang keluar dari Sumatera, yang digambarkan oleh kenaikan migrasi bersih di wilayah Sumatera sebesar 0.159 persen. Namun demikian ekspor bersih Sumatera mengalami defisit, karena nilai impor Sumatera lebih besar dibandingkan nilai ekspornya sendiri, hal ini disebabkan karena meningkatnya jumlah populasi di wilayah Sumatera Tabel 55. Tabel 55. Dampak Peningkatan Investasi Swasta di Wilayah Sumatera sebesar 10 Persen terhadap Kinerja Perekonomian Wilayah Keterangan Satuan Nilai Dasar Nilai Δ PDRB Sumatera Rp Miliar 355150.3 358727.7 1.0073 PDRB Jawa-Bali Rp Miliar 1001703.0 1002017. 3 0.0314 PDRB WTI Rp Miliar 278977.3 279013.8 0.0131 Permintaan Tenaga Kerja Sumatera Ribu Orang 17775.48 17796.36 0.1175 Permintaan Tenaga Kerja Jawa-Bali Ribu Orang 57595.73 57607.47 0.0204 Permintaan Tenaga Kerja WTI Ribu Orang 17755.33 17757.03 0.0096 Penawaran Tenaga Kerja Sumatera Ribu Orang 20184.82 20185.54 0.0036 Penawaran Tenaga Kerja Jawa-Bali Ribu Orang 65105.91 65102.47 -0.0053 Penawaran Tenaga Kerja WTI Ribu Orang 18929.51 18929.55 0.0002 Upah Sumatera Rp Ribu 852.517 853.025 0.0596 Upah Jawa-Bali Rp Ribu 837.839 837.840 0.0002 Upah WTI Rp Ribu 1016.55 1016.56 0.0009 Jumlah Penduduk Miskin Sumatera Ribu Orang 8200.26 8166.29 -0.4143 Jumlah Penduduk Miskin Jawa-Bali Ribu Orang 20718.9 20717.8 -0.0054 Jumlah Penduduk Miskin WTI Ribu Orang 8483.91 8483.67 -0.0029 Mig masuk Sumatera dari Jawa-Bali Ribu Orang 287.536 287.850 0.1092 Mig masuk Sumatera dari WTI Ribu Orang 39.626 39.630 0.0102 Mig masuk Jawa-Bali dari Sumatera Ribu Orang 701.401 701.122 -0.0397 Mig masuk Jawa-Bali dari WTI Ribu Orang 467.480 467.473 -0.0014 Mig masuk WTI dari Sumatera Ribu Orang 15.930 15.921 -0.0527 Mig masuk WTI dari Jawa-Bali Ribu Orang 166.798 166.800 0.0014 Mig keluar Sumatera ke Jawa-Bali Ribu Orang 664.967 664.729 -0.0358 Mig keluar Sumatera ke WTI Ribu Orang 15.892 15.884 -0.0539 Mig keluar Jawa-Bali ke Sumatera Ribu Orang 320.174 320.446 0.0851 Mig keluar Jawa-Bali ke WTI Ribu Orang 145.627 145.624 -0.0020 Mig keluar WTI ke Sumatera Ribu Orang 40.854 40.861 0.0184 Mig keluar WTI ke Jawa-Bali Ribu Orang 424.385 424.371 -0.0033 Ekspor Sumatera ke Jawa-Bali Rp Miliar 2840.98 2841.77 0.0280 169 Tabel 55. Lanjutan Keterangan Satuan Nilai Dasar Nilai Δ Ekspor Sumatera ke WTI Rp Miliar 2275.90 2275.92 0.0011 Ekspor Jawa-Bali ke Sumatera Rp Miliar 27304.3 27452.9 0.5440 Ekspor Jawa-Bali ke WTI Rp Miliar 55140.3 55142.9 0.0047 Ekspor WTI ke Sumatera Rp Miliar 826.273 827.532 0.1524 Ekspor WTI ke Jawa-Bali Rp Miliar 1039.99 1040.12 0.0124 Impor Sumatera dari Jawa-Bali Rp Miliar 577.331 579.269 0.3357 Impor Sumatera dari WTI Rp Miliar 688.345 689.974 0.2366 Impor Jawa-Bali dari Sumatera Rp Miliar 4622.23 4624.89 0.0577 Impor Jawa-Bali dari WTI Rp Miliar 6246.40 6249.84 0.0550 Impor WTI dari Sumatera Rp Miliar 177.306 177.318 0.0066 Impor WTI dari Jawa-Bali Rp Miliar 91.295 91.296 0.0006 Jumlah Pengangguran Sumatera Ribu orang 2409.34 2389.18 -0.8367 Jumlah Pengangguran Jawa-Bali Ribu orang 7510.18 7495.00 -0.2021 Jumlah Pengangguran WTI Ribu orang 1174.19 1172.52 -0.1418 Ekspor Bersih Sumatera Rp Miliar 3851.20 3848.45 -0.0713 Ekspor Bersih Jawa-Bali Rp Miliar 71576.0 71721.1 0.2026 Ekspor Bersih WTI Rp Miliar 1597.659 1599.034 0.0861 Migrasi Bersih Sumatera Ribu orang -353.697 -353.132 0.1597 Migrasi Bersih Jawa-Bali Ribu orang 703.080 702.525 -0.0789 Migrasi Bersih WTI Ribu orang -282.511 -282.510 0.0002 Ketimpangan antarwilayah 9.0858 9.3197 2.5740 Dapat diketahui dampak peningkatan investasi swasta di wilayah Sumatera selain menurunkan jumlah penduduk miskin, jumlah pengangguran juga mengalami penurunan yaitu sebesar 0.836 persen. Hal ini menunjukkan bahwa wilayah Sumatera lebih mampu menyediakan dan menyerap tenaga kerja, hal ini make sense karena meskipun migrasi bersih di wilayah Sumatera mengalami peningkatan, jumlah jumlah pengangguran di wilayah Sumatera masih dapat ditekan dengan penurunan sebesar 0.836 persen. Alokasi investasi di wilayah Sumatera juga berperan penting dalam menurunkan indeks ketimpangan wilayah Sumatera, tetapi menjadi sebuah dilema, kerena indeks ketimpangan di wilayah Jawa-Bali dan wilayah Timur Indonesia mengalami peningkatan. Dari simulasi ini sangat beralasan jika kita menyebutkan 170 bahwa investasi swasta di wilayah Sumatera efektif untuk meningkatkan kinerja ekonomi wilayah Sumatera. Dilihat secara makro, dampak simulasi kebijakan dengan meningkatkan investasi swasta di wilayah Sumatera terhadap wilayah Jawa-Bali dan WTI berdampak positif bagi perekonomian ke dua wilayah. Hal ini ditunjukkan dari jumlah penduduk miskin dan jumlah pengangguran di kedua wilayah mengalami penurunan. Dengan kata lain bahwa keterkaitan wilayah Sumatera dengan wilayah Jawa-Bali dan WTI memiliki keterkaitan yang relatif cukup kuat, digambarkan dari tingginya ekspor Jawa-Bali ke Sumatera dan secara keseluruhan ekspor bersih Jawa- Bali dan WTI memiliki neraca perdagangan yang positif. Untuk mendukung peningkatan investasi swasta tersebut, pemerintah daerah diharapkan dapat memotivasi para investor dengan kemudahan dalam sistem perijanan dan peraturan dan beli perlu memberikan insentif. Tinggi akumulasi kapital di wilayah Sumatera akan mempercepat laju pertumbuhan ekonomi wilayah, apalagi jika di support denga stimulus investasi swasta lebih besar dari rata-rata sebelumnya, namun demikian sekali lagi ditunjukkan bahwa ketimpangan antarwilayah semakin lebar.

6.2.10. Dampak Perubahan Kebijakan Investasi Swasta di Wilayah Jawa-Bali

Simulasi kebijakan dengan meningkatkan investasi swasta di wilayah Jawa- Bali berdampak positif bagi kinerja ekonom di wilayah Jawa-Bali tersebut dan juga wilayah lainnya. Hal ini terlihat dari PDRB wilayah Jawa-Bali meningkat sebesar 3.074 persen. Kenaikan PDRB tersebut menyebabkan permintaan tenaga kerja. 171 Meningkatnya permintaan tenaga kerja akan direspon dengan kenaikan upah di wilayah Jawa-Bali sebesar 0.01 persen Tabel 56. Tabel 56. Dampak Peningkatan Investasi Swasta di Wilayah Jawa-Bali sebesar 10 Persen terhadap Kinerja Perekonomian Wilayah Keterangan Satuan Nilai Dasar Nilai Δ PDRB Sumatera Rp Miliar 355150.3 355810.1 0.1858 PDRB Jawa-Bali Rp Miliar 1001703.0 1032498.4 3.0743 PDRB WTI Rp Miliar 278977.3 279359.2 0.1369 Permintaan Tenaga Kerja Sumatera Ribu Orang 17775.48 17819.26 0.2463 Permintaan Tenaga Kerja Jawa-Bali Ribu Orang 57595.73 57923.29 0.5687 Permintaan Tenaga Kerja WTI Ribu Orang 17755.33 17773.14 0.1004 Penawaran Tenaga Kerja Sumatera Ribu Orang 20184.82 20184.99 0.0008 Penawaran Tenaga Kerja Jawa-Bali Ribu Orang 65105.91 65109.01 0.0048 Penawaran Tenaga Kerja WTI Ribu Orang 18929.51 18929.76 0.0013 Upah Sumatera Rp Ribu 852.517 852.587 0.0083 Upah Jawa-Bali Rp Ribu 837.839 837.925 0.0103 Upah WTI Rp Ribu 1016.55 1016.65 0.0096 Jumlah Penduduk Miskin Sumatera Ribu Orang 8200.26 8195.65 -0.0562 Jumlah Penduduk Miskin Jawa-Bali Ribu Orang 20718.9 20600.8 -0.5699 Jumlah Penduduk Miskin WTI Ribu Orang 8483.91 8481.39 -0.0297 Mig masuk Sumatera dari Jawa-Bali Ribu Orang 287.536 287.484 -0.0184 Mig masuk Sumatera dari WTI Ribu Orang 39.626 39.626 -0.0003 Mig masuk Jawa-Bali dari Sumatera Ribu Orang 701.401 701.483 0.0117 Mig masuk Jawa-Bali dari WTI Ribu Orang 467.480 467.540 0.0128 Mig masuk WTI dari Sumatera Ribu Orang 15.930 15.930 0.0030 Mig masuk WTI dari Jawa-Bali Ribu Orang 166.798 166.786 -0.0069 Mig keluar Sumatera ke Jawa-Bali Ribu Orang 664.967 664.540 -0.0642 Mig keluar Sumatera ke WTI Ribu Orang 15.892 15.893 0.0031 Mig keluar Jawa-Bali ke Sumatera Ribu Orang 320.174 320.123 -0.0158 Mig keluar Jawa-Bali ke WTI Ribu Orang 145.627 145.641 0.0099 Mig keluar WTI ke Sumatera Ribu Orang 40.854 40.854 0.0003 Mig keluar WTI ke Jawa-Bali Ribu Orang 424.385 424.562 0.0418 Ekspor Sumatera ke Jawa-Bali Rp Miliar 2840.98 2930.07 3.1361 Ekspor Sumatera ke WTI Rp Miliar 2275.90 2276.15 0.0113 Ekspor Jawa-Bali ke Sumatera Rp Miliar 27304.3 27328.1 0.0870 Ekspor Jawa-Bali ke WTI Rp Miliar 55140.3 55166.4 0.0474 Ekspor WTI ke Sumatera Rp Miliar 826.273 826.465 0.0232 Ekspor WTI ke Jawa-Bali Rp Miliar 1039.99 1054.96 1.4401 Impor Sumatera dari Jawa-Bali Rp Miliar 577.331 577.657 0.0566 Impor Sumatera dari WTI Rp Miliar 688.345 688.617 0.0395 Impor Jawa-Bali dari Sumatera Rp Miliar 4622.23 4914.36 6.3202 Impor Jawa-Bali dari WTI Rp Miliar 6246.40 6619.18 5.9679 172 Tabel 56. Lanjutan Keterangan Satuan Nilai Dasar Nilai Δ Impor WTI dari Sumatera Rp Miliar 177.306 177.427 0.0683 Impor WTI dari Jawa-Bali Rp Miliar 91.295 91.301 0.0067 Jumlah Pengangguran Sumatera Ribu orang 2409.34 2365.73 -1.8102 Jumlah Pengangguran Jawa-Bali Ribu orang 7510.18 7185.72 -4.3202 Jumlah Pengangguran WTI Ribu orang 1174.19 1156.62 -1.4964 Ekspor Bersih Sumatera Rp Miliar 3851.20 3939.95 2.3046 Ekspor Bersih Jawa-Bali Rp Miliar 71576.0 70961.0 -0.8592 Ekspor Bersih WTI Rp Miliar 1597.659 1612.701 0.9415 Migrasi Bersih Sumatera Ribu orang -353.697 -353.324 0.1055 Migrasi Bersih Jawa-Bali Ribu orang 703.080 703.259 0.0253 Migrasi Bersih WTI Ribu orang -282.511 -282.700 -0.0668 Ketimpangan antarwilayah 9.0858 10.1706 11.9393 Pada pasar tenaga kerja, penawaran tenaga kerja di wilayah Jawa-Bali terlihat mengalami peningkatan yang disebabkan oleh kenaikan upah yang mengalami peningkatan, disamping kenaikan upah tersebut peningkatan penawaran tenaga kerja juga disebabkan karena migrasi bersih Jawa-Bali mengalami kenaikan sebesar 0.025 persen. Namun demikian neraca perdagangan wilayah Jawa-Bali mengalami defisit sebesar 0.859 persen. Hal ini diduga bahwa kenaikan PDRB di wilayah Jawa-Bali tidak mampu menutupi permintaan domestik sehingga impor wilayah Jawa-Bali dari wilayah Sumatera dan WTI mengalami kenaikan yang relatif besar masing-masing sebesar 6.320 persen dan 5.967 persen secara berturut-turut. Secara keseluruhan terlihat bahwa dampak peningkatan investasi swasta di wilayah Jawa-Bali selain menurunkan jumlah penduduk miskin meskipun relatif kecil, juga menurunkan jumlah pengangguran yang relatif besar yaitu 4.32 persen. Hal ini menunjukkan bahwa di wilayah Jawa-Bali peningkatan investasi dapat menciptakan dan menyerap tenaga kerja, hal ini beralasan karena meskipun migrasi bersih di wilayah Jawa-Bali meningkat, wilayah Jawa-Bali masih mampu menekan 173 jumlah pengangguran yang lebih besar. Dari simulasi ini dapat disebutkan bahwa investasi swasta di wilayah Jawa-Bali efektif untuk meningkatkan kinerja ekonomi wilayah meskipun neraca perdagangannya negatif. Simulasi kebijakan dengan meningkatkan investasi swasta di wilayah Jawa- Bali terhadap wilayah Sumatera dan WTI berdampak positif bagi kinerja perekonomian ke dua wilayah tersebut. Hal ini ditunjukkan dari jumlah penduduk miskin dan jumlah pengangguran di kedua wilayah tersebut mengalami penurunan. Dengan kata lain bahwa keterkaitan wilayah Jawa-Bali dengan Wilayah Sumatera dan WTI memiliki keterkaitan yang relatif cukup kuat dilihat dari arus migrasi dan arus perdagangannya. Selain penurunan jumlah penduduk miskin dan penduduk yang menganggur, wilayah Sumatera dan WTI memiliki neraca perdagangan yang positif. Dari simulasi ini, temuan yang menarik perhatian adalah investasi swasta di wilayah Sumatera atau di wilayah Jawa-Bali ternyata tidak dapat meningkatkan kinerja perdagangan tersebut, ditandai dengan neraca perdagangan kedua wilayah tersebut adalah negatif. Hal ini dapat dijelaskan karena investasi secara keseluruhan akan meningkatkan PDRB wilayah, yang akan mendorong pada peningkatan permintaan tenaga kerja dan upah di setiap wilayah. Kenaikan upah merupakan faktor pendorong para migran untuk masuk ke wilayah tersebut, sehingga jumlah penduduk akan meningkat. Meningkatnya jumlah penduduk karena arus migrasi akan mendorong pada meningkatnya kebutuhanan akan wilayah, sehingga kenaikan PDRB yang relatif kecil tersebut tidak cukup untuk menutupi kekurangan permintaan, sehingga pada akhirnya akan meningkat permintaan impor yang cukup tinggi disetiap 174 wilayah. Alokasi investasi di wilayah Jawa-Bali juga dapat menyebabkan tingkat ketimpangan antarwilayah menjadi semakin meningkat. Hal ini sangat beralasan karena seperti kita ketahui bahwa Jawa-Bali tersebut memiliki akumulasi kapital yang relatif besar dibandingkan dengan wilayah lainnya di Indonesia. 6.2.11. Dampak Perubahan Kebijakan Investasi Swasta di Wilayah Timur Indonesia Kebijakan dengan meningkatkan investasi swasta di wilayah Timur Indonesia berdampak positif terhadap kinerja ekonomi di wilayah Timur Indonesia tersebut dan juga wilayah lainnya. Hal ini terlihat dari PDRB wilayah Timur Indonesia meningkat sebesar 3.8383 persen. Kenaikan PDRB berdampak akan mendorong meningkatnya permintaan akan tenaga kerja. Meningkatnya permintaan tenaga tersebut secara langsung direspon oleh dengan kenaikan upah di wilayah Timur Indonesia sebesar 0.125 persen. Di pasar tenaga kerja terlihat bahwa penawaran tenaga kerja di wilayah Timur Indonesia terlihat mengalami peningkatan yang disebabkan oleh karena kenaikan upah yang mengalami peningkatan sehingga tenaga kerja akan menawarkan jasanya lebih besar, dimana penawaran tenaga kerja di wilayah Timur Indonesia meningkat sebesar 0.034 persen dan di Sumatera meningkat sebesar 0.00001 persen, sedangkan penawaran tenaga kerja di wilayah Jawa-Bali mengalami penurunan meskipun penurunannya relatif kecil Tabel 57. Menurunnya jumlah penawaran tenaga kerja di wilayah Jawa-Bali antara lain disebabkan karena tingginya migrasi keluar dibandingkan dengan migrasi masuk di 175 wilayah Jawa-Bali, yang digambarkan dari migrasi bersih menurun sebesar 0.280 persen. Namun demikian neraca perdagangan WTI mengalami defisit sebesar 0.094 persen. Hal ini diduga bahwa kenaikan PDRB di WTI tidak cukup untuk menutupi permintaan domestik sehingga impor wilayah WTI dari wilayah Sumatera mengalami peningkatan sebesar yaitu 0.965 persen. Tabel 57. Dampak Peningkatan Investasi Swasta di Wilayah Timur Indonesia sebesar 10 Persen terhadap Kinerja Perekonomian Wilayah Keterangan Satuan Nilai Dasar Nilai Δ PDRB Sumatera Rp Miliar 355150.3 355182.8 0.0092 PDRB Jawa-Bali Rp Miliar 1001703.0 1002448.3 0.0744 PDRB WTI Rp Miliar 278977.3 283966.8 1.7885 Permintaan Tenaga Kerja Sumatera Ribu Orang 17775.48 17777.63 0.0121 Permintaan Tenaga Kerja Jawa-Bali Ribu Orang 57595.73 57623.56 0.0483 Permintaan Tenaga Kerja WTI Ribu Orang 17755.33 17813.66 0.3285 Penawaran Tenaga Kerja Sumatera Ribu Orang 20184.82 20184.82 0.0000 Penawaran Tenaga Kerja Jawa-Bali Ribu Orang 65105.91 65093.69 -0.0188 Penawaran Tenaga Kerja WTI Ribu Orang 18929.51 18935.98 0.0342 Upah Sumatera Rp Ribu 852.517 852.520 0.0004 Upah Jawa-Bali Rp Ribu 837.839 837.842 0.0005 Upah WTI Rp Ribu 1016.55 1017.82 0.1251 Jumlah Penduduk Miskin Sumatera Ribu Orang 8200.26 8200.06 -0.0025 Jumlah Penduduk Miskin Jawa-Bali Ribu Orang 20718.9 20716.5 -0.0118 Jumlah Penduduk Miskin WTI Ribu Orang 8483.91 8448.70 -0.4150 Mig masuk Sumatera dari Jawa-Bali Ribu Orang 287.536 287.536 -0.0003 Mig masuk Sumatera dari WTI Ribu Orang 39.626 39.617 -0.0215 Mig masuk Jawa-Bali dari Sumatera Ribu Orang 701.401 701.402 0.0001 Mig masuk Jawa-Bali dari WTI Ribu Orang 467.480 466.218 -0.2700 Mig masuk WTI dari Sumatera Ribu Orang 15.930 15.951 0.1365 Mig masuk WTI dari Jawa-Bali Ribu Orang 166.798 167.226 0.2565 Mig keluar Sumatera ke Jawa-Bali Ribu Orang 664.967 664.948 -0.0029 Mig keluar Sumatera ke WTI Ribu Orang 15.892 15.915 0.1399 Mig keluar Jawa-Bali ke Sumatera Ribu Orang 320.174 320.100 -0.0230 Mig keluar Jawa-Bali ke WTI Ribu Orang 145.627 146.409 0.5370 Mig keluar WTI ke Sumatera Ribu Orang 40.854 40.849 -0.0113 Mig keluar WTI ke Jawa-Bali Ribu Orang 424.385 421.687 -0.6358 Ekspor Sumatera ke Jawa-Bali Rp Miliar 2840.98 2842.63 0.0583 Ekspor Sumatera ke WTI Rp Miliar 2275.90 2279.41 0.1545 Ekspor Jawa-Bali ke Sumatera Rp Miliar 27304.3 27305.5 0.0041 Ekspor Jawa-Bali ke WTI Rp Miliar 55140.3 55541.7 0.7279 Ekspor WTI ke Sumatera Rp Miliar 826.273 826.282 0.0011 Ekspor WTI ke Jawa-Bali Rp Miliar 1039.99 1040.25 0.0249 176 Tabel 57. Lanjutan Keterangan Satuan Nilai Dasar Nilai Δ Impor Sumatera dari Jawa-Bali Rp Miliar 577.331 577.346 0.0027 Impor Sumatera dari WTI Rp Miliar 688.345 688.358 0.0019 Impor Jawa-Bali dari Sumatera Rp Miliar 4622.23 4627.89 0.1225 Impor Jawa-Bali dari WTI Rp Miliar 6246.40 6253.77 0.1180 Impor WTI dari Sumatera Rp Miliar 177.306 179.017 0.9650 Impor WTI dari Jawa-Bali Rp Miliar 91.295 91.366 0.0776 Jumlah Pengangguran Sumatera Ribu orang 2409.34 2407.19 -0.0893 Jumlah Pengangguran Jawa-Bali Ribu orang 7510.18 7470.14 -0.5331 Jumlah Pengangguran WTI Ribu orang 1174.19 1122.32 -4.4171 Ekspor Bersih Sumatera Rp Miliar 3851.20 3856.34 0.1336 Ekspor Bersih Jawa-Bali Rp Miliar 71576.0 71965.5 0.5441 Ekspor Bersih WTI Rp Miliar 1597.659 1596.145 -0.0948 Migrasi Bersih Sumatera Ribu orang -353.697 -353.709 -0.0034 Migrasi Bersih Jawa-Bali Ribu orang 703.080 701.110 -0.2802 Migrasi Bersih WTI Ribu orang -282.511 -279.359 1.1158 Ketimpangan antarwilayah 9.0858 8.2405 -9.3037 Secara keseluruhan terlihat bahwa dampak peningkatan investasi swasta di WTI selain menurunkan jumlah penduduk miskin meskipun relatif kecil, juga menurunkan jumlah pengangguran yang relatif besar yaitu 4.417 persen. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan investasi swasta di WTI mampu menyerap tenaga kerja karena meskipun migrasi bersih di WTI meningkat jumlah penduduk yang menganggur dapat diturunkan. Dari simulasi ini dapat disebutkan bahwa investasi swasta di WTI juga cukup efektif untuk meningkatkan kinerja ekonomi WTI meskipun neraca perdagangannya negatif, namun tingkat ketimpangan antra-wilayah menurun sebesar 9.303 persen. Alternatif simulasi kebijakan dengan meningkatkan investasi swasta di WTI memiliki dampak positif terhadap kinerja wilayah Sumatera dan Jawa-Bali yang ditunjukkan oleh penurunan jumlah penduduk miskin dan jumlah pengangguran. Dengan kata lain bahwa keterkaitan wilayah WTI dengan Wilayah Sumatera dan Jawa-Bali memiliki keterkaitan yang relatif cukup kuat dilihat dari arus 177 migrasi dan arus perdagangannya. Selain penurunan jumlah penduduk miskin dan penduduk yang menganggur di kedua wilayah, wilayah Sumatera dan Jawa-Bali juga memiliki neraca perdagangan yang positif, dimana neraca perdagangan Sumatera meningkat sebesar 0.133 persen dan Jawa-Bali meningkat sebesar 0.544 persen. Dari simulasi ini juga menunjukkan bahwa peningkatan investasi swasta di wilayah Sumatera, wilayah Jawa-Bali dan WTI ternyata berdampak pada neraca perdagangan yang defisit. Hal ini dapat dijelaskan karena investasi secara keseluruhan akan meningkatkan PDRB wilayah, yang akan mendorong pada peningkatan permintaan tenaga kerja dan upah di setiap wilayah. Kenaikan upah yang merupakan faktor pendorong para migran untuk masuk ke wilayah tersebut, sehingga jumlah migrasi bersih di setiap wilayah akan meningkat dan tentu saja hal ini akan menambah jumlah penduduk. Meningkatnya jumlah penduduk karena arus migrasi akan mendorong pada meningkatnya kebutuhanan wilayah, sehingga kenaikan PDRB yang relatif kecil tersebut tidak cukup untuk menutupi kekurangan permintaan dan pada akhirnya akan meningkatkan permintaan impor yang cukup tinggi disetiap wilayah. Simulasi investasi swasta tersebut secara umum memberikan dampak yang positif untuk setiap wilayah, kecuali neraca perdagangan menjadi defisit karena tingginya permintaan domestik karena tinggi arus migrasi yang masuk ke wilayah tersebut, disisi lain tingkat ketimpangan antarwilayah juga dapat diperkecil. Hal ini mengindikasikan sekali bahwa akumulasi kapital di WTI masih perlu ditingkatkan dalam menunjang pembangunan ekonomi WTI. 178

6.2.12. Dampak Perubahan Kebijakan Investasi Swasta di Wilayah Sumatera,

Jawa-Bali dan Wilayah Timur Indonesia Peningkatan investasi di wilayah Sumatera, Jawa-Bali dan wilayah Timur Indonesia secara umum berdampak pada peningkatan PDRB wilayah, kenaikan PDRB yang paling besar terdapat di wilayah Jawa-Bali dan Sumatera dan terkecil adalah WTI. Kenaikan PDRB di setiap wilayah berdampak pada meningkatnya permintaan akan tenaga kerja, dan ketika permintaan tenaga kerja meningkat maka upah di setiap wilayah juga mengalami peningkatan. Peningkatan upah akan direspon oleh para pekerja dengan menawarkan jasanya lebih besar terutama di wilayah Sumatera dan WTI, sedangkan di wilayah Jawa-Bali penawaran tenaga kerja mengalami penurunan sebesar 0.019 persen yang disebabkan karena migrasi bersih di wilayah Jawa-Bali mengalami penurunan. Dapat diketahui dampak peningkatan investasi di setiap wilayah dapat menurunkan jumlah penduduk miskin, juga dapat menurunkan jumlah penduduk yang mengangur yang relatif besar untuk setiap wilayah. Tabel 58. Dampak Peningkatan Investasi Swasta di Wilayah Sumatera, Jawa-Bali dan Wilayah Timur Indonesia masing-masing sebesar 10 Persen terhadap Kinerja Perekonomian Wilayah Keterangan satuan Nilai Dasar Nilai Δ PDRB Sumatera Rp Miliar 355150.3 359420.0 1.2022 PDRB Jawa-Bali Rp Miliar 1001703.0 1033558.1 3.1801 PDRB WTI Rp Miliar 278977.3 284385.2 1.9385 Permintaan Tenaga Kerja Sumatera Ribu Orang 17775.48 17842.30 0.3759 Permintaan Tenaga Kerja Jawa-Bali Ribu Orang 57595.73 57962.85 0.6374 Permintaan Tenaga Kerja WTI Ribu Orang 17755.33 17833.18 0.4385 Penawaran Tenaga Kerja Sumatera Ribu Orang 20184.82 20185.72 0.0045 Penawaran Tenaga Kerja Jawa-Bali Ribu Orang 65105.91 65093.35 -0.0193 Penawaran Tenaga Kerja WTI Ribu Orang 18929.51 18936.26 0.0357 Upah Sumatera Rp Ribu 852.517 853.098 0.0682 Upah Jawa-Bali Rp Ribu 837.839 837.930 0.0109 Upah WTI Rp Ribu 1016.55 1017.93 0.1356 179 Tabel 58. Lanjutan Keterangan satuan Nilai Dasar Nilai Δ Jumlah Penduduk Miskin Sumatera Ribu Orang 8200.26 8161.48 -0.4730 Jumlah Penduduk Miskin Jawa-Bali Ribu Orang 20718.9 20597.3 -0.5870 Jumlah Penduduk Miskin WTI Ribu Orang 8483.91 8445.94 -0.4476 Mig masuk Sumatera dari Jawa-Bali Ribu Orang 287.536 287.797 0.0906 Mig masuk Sumatera dari WTI Ribu Orang 39.626 39.621 -0.0116 Mig masuk Jawa-Bali dari Sumatera Ribu Orang 701.401 701.205 -0.0279 Mig masuk Jawa-Bali dari WTI Ribu Orang 467.480 466.271 -0.2587 Mig masuk WTI dari Sumatera Ribu Orang 15.930 15.944 0.0868 Mig masuk WTI dari Jawa-Bali Ribu Orang 166.798 167.217 0.2510 Mig keluar Sumatera ke Jawa-Bali Ribu Orang 664.967 664.283 -0.1029 Mig keluar Sumatera ke WTI Ribu Orang 15.892 15.907 0.0892 Mig keluar Jawa-Bali ke Sumatera Ribu Orang 320.174 320.322 0.0463 Mig keluar Jawa-Bali ke WTI Ribu Orang 145.627 146.420 0.5450 Mig keluar WTI ke Sumatera Ribu Orang 40.854 40.857 0.0075 Mig keluar WTI ke Jawa-Bali Ribu Orang 424.385 421.850 -0.5974 Ekspor Sumatera ke Jawa-Bali Rp Miliar 2840.98 2932.52 3.2224 Ekspor Sumatera ke WTI Rp Miliar 2275.90 2279.69 0.1669 Ekspor Jawa-Bali ke Sumatera Rp Miliar 27304.3 27477.8 0.6351 Ekspor Jawa-Bali ke WTI Rp Miliar 55140.3 55570.4 0.7801 Ekspor WTI ke Sumatera Rp Miliar 826.273 827.733 0.1767 Ekspor WTI ke Jawa-Bali Rp Miliar 1039.99 1055.35 1.4774 Impor Sumatera dari Jawa-Bali Rp Miliar 577.331 579.611 0.3949 Impor Sumatera dari WTI Rp Miliar 688.345 690.259 0.2780 Impor Jawa-Bali dari Sumatera Rp Miliar 4622.23 4922.68 6.5003 Impor Jawa-Bali dari WTI Rp Miliar 6246.40 6629.98 6.1409 Impor WTI dari Sumatera Rp Miliar 177.306 179.150 1.0399 Impor WTI dari Jawa-Bali Rp Miliar 91.295 91.373 0.0847 Jumlah Pengangguran Sumatera Ribu orang 2409.34 2343.42 -2.7362 Jumlah Pengangguran Jawa-Bali Ribu orang 7510.18 7130.50 -5.0555 Jumlah Pengangguran WTI Ribu orang 1174.19 1103.09 -6.0552 Ekspor Bersih Sumatera Rp Miliar 3851.20 3942.35 2.3668 Ekspor Bersih Jawa-Bali Rp Miliar 71576.0 71495.5 -0.1125 Ekspor Bersih WTI Rp Miliar 1597.659 1612.56 2 0.9328 Migrasi Bersih Sumatera Ribu orang -353.697 -352.771 0.2618 Migrasi Bersih Jawa-Bali Ribu orang 703.080 700.733 -0.3338 Migrasi Bersih WTI Ribu orang -282.511 -279.546 1.0494 Ketimpangan antarwilayah 9.0858 9.5038 4.6010 Alternatif simulasi kombinasi kebijakan tersebut memiliki dampak positif terhadap kinerja wilayah Sumatera, Jawa-Bali dan WTI yang ditunjukkan oleh peningkatan PDRB, penurunan jumlah penduduk miskin dan jumlah pengangguran. 180 Selain penurunan jumlah penduduk miskin dan penduduk yang menganggur, wilayah Sumatera, Jawa-Bali dan WTI juga memiliki neraca perdagangan yang positif. Dari simulasi ini juga menunjukkan bahwa ketimpangan wilayah Jawa-Bali dapat diturunkan sedangkan indeks ketimpangan wilayah Sumatera dan wilayah Timur Indonesia masih terlihat mengalami peningkatan. Stimulus kebijakan investasi swasta di seluruh wilayah ternyata tidak cukup untuk menurunkan ketimpangan, meskipun pertumbuhan ekonomi dapat ditingkatkan. Jika hal ini dijadikan sebagai instrument kebijakan, maka sebaiknya investasi harus dialokasi di wilayah WTI atau diseluruh wilayah tetapi prosentasenya lebih besar di WTI.

6.2.13. Dampak Perubahan Kebijakan Investasi Pemerintah di Wilayah

Sumatera Simulasi kebijakan dengan meningkatkan investasi pemerintah di wilayah Sumatera berdampak positif bagi perbaikan ekonomi di wilayah Sumatera itu sendiri dan wilayah lainnya. PDRB wilayah Sumatera meningkat sebesar 4.727 persen. Kenaikan PDRB tersebut menyebabkan permintaan tenaga kerja akan naik dan akan searah dengan kenaikan upah di wilayah tersebut. Dilihat di pasar tenaga kerja, penawaran tenaga kerja di wilayah Sumatera mengalami peningkatan, hal ini disebabkan karena upah yang meningkat, disamping kenaikan upah tersebut peningkatan penawaran tenaga kerja juga disebabkan karena migrasi masuk ke Sumatera lebih besar dibanding dengan migrasi yang keluar dari Sumatera, yang digambarkan oleh kenaikan migrasi bersih di wilayah Sumatera. Namun demikian ekspor bersih Sumatera mengalami defisit sebesar 0.337 karena nilai impor Sumatera 181 lebih besar dibandingkan nilai ekspornya sendiri. Defisit perdagangan ini antara lain disebabkan karena meningkatnya kebutuhan akan wilayah Sumatera karena meningkat jumlah penduduk atau populasi di wilayah Sumatera melalui migrasi masuk yang tinggi dan secara keseluruh migrasi bersih wilayah Sumatera meningkat sebesar 0.7172 persen Tabel 59. Tabel 59. Dampak Peningkatan Investasi Pemerintah di Wilayah Sumatera sebesar 10 Persen terhadap Kinerja Perekonomian Wilayah Keterangan satuan Nilai Dasar Nilai Δ PDRB Sumatera Rp Miliar 355150.3 371940.7 4.7277 PDRB Jawa-Bali Rp Miliar 1001703.0 1003169. 7 0.1464 PDRB WTI Rp Miliar 278977.3 279142.0 0.0590 Permintaan Tenaga Kerja Sumatera Ribu Orang 17775.48 17871.49 0.5402 Permintaan Tenaga Kerja Jawa-Bali Ribu Orang 57595.73 57650.49 0.0951 Permintaan Tenaga Kerja WTI Ribu Orang 17755.33 17763.01 0.0433 Penawaran Tenaga Kerja Sumatera Ribu Orang 20184.82 20188.24 0.0170 Penawaran Tenaga Kerja Jawa-Bali Ribu Orang 65105.91 65090.91 -0.0230 Penawaran Tenaga Kerja WTI Ribu Orang 18929.51 18929.68 0.0009 Upah Sumatera Rp Ribu 852.517 854.869 0.2760 Upah Jawa-Bali Rp Ribu 837.839 837.845 0.0007 Upah WTI Rp Ribu 1016.55 1016.59 0.0041 Jumlah Penduduk Miskin Sumatera Ribu Orang 8200.26 8043.44 -1.9123 Jumlah Penduduk Miskin Jawa-Bali Ribu Orang 20718.9 20713.8 -0.0248 Jumlah Penduduk Miskin WTI Ribu Orang 8483.91 8482.82 -0.0129 Mig masuk Sumatera dari Jawa-Bali Ribu Orang 287.536 288.954 0.4930 Mig masuk Sumatera dari WTI Ribu Orang 39.626 39.644 0.0462 Mig masuk Jawa-Bali dari Sumatera Ribu Orang 701.401 700.172 -0.1752 Mig masuk Jawa-Bali dari WTI Ribu Orang 467.480 467.451 -0.0061 Mig masuk WTI dari Sumatera Ribu Orang 15.930 15.891 -0.2403 Mig masuk WTI dari Jawa-Bali Ribu Orang 166.798 166.808 0.0062 Mig keluar Sumatera ke Jawa-Bali Ribu Orang 664.967 663.905 -0.1597 Mig keluar Sumatera ke WTI Ribu Orang 15.892 15.853 -0.2454 Mig keluar Jawa-Bali ke Sumatera Ribu Orang 320.174 321.385 0.3783 Mig keluar Jawa-Bali ke WTI Ribu Orang 145.627 145.615 -0.0082 Mig keluar WTI ke Sumatera Ribu Orang 40.854 40.887 0.0820 Mig keluar WTI ke Jawa-Bali Ribu Orang 424.385 424.325 -0.0141 Ekspor Sumatera ke Jawa-Bali Rp Miliar 2840.98 2844.60 0.1277 Ekspor Sumatera ke WTI Rp Miliar 2275.90 2276.01 0.0049 Ekspor Jawa-Bali ke Sumatera Rp Miliar 27304.3 28000.7 2.5504 Ekspor Jawa-Bali ke WTI Rp Miliar 55140.3 55151.7 0.0206 Ekspor WTI ke Sumatera Rp Miliar 826.273 832.158 0.7123 Ekspor WTI ke Jawa-Bali Rp Miliar 1039.99 1040.57 0.0559 182 Tabel 59. Lanjutan Keterangan Satuan Nilai Dasar Nilai Δ Impor Sumatera dari Jawa-Bali Rp Miliar 577.331 586.430 1.5761 Impor Sumatera dari WTI Rp Miliar 688.345 695.992 1.1109 Impor Jawa-Bali dari Sumatera Rp Miliar 4622.23 4634.44 0.2643 Impor Jawa-Bali dari WTI Rp Miliar 6246.40 6262.19 0.2527 Impor WTI dari Sumatera Rp Miliar 177.306 177.359 0.0296 Impor WTI dari Jawa-Bali Rp Miliar 91.295 91.298 0.0029 Jumlah Pengangguran Sumatera Ribu orang 2409.34 2316.75 -3.8430 Jumlah Pengangguran Jawa-Bali Ribu orang 7510.18 7440.42 -0.9289 Jumlah Pengangguran WTI Ribu orang 1174.19 1166.67 -0.6397 Ekspor Bersih Sumatera Rp Miliar 3851.20 3838.19 -0.3377 Ekspor Bersih Jawa-Bali Rp Miliar 71576.0 72255.8 0.9497 Ekspor Bersih WTI Rp Miliar 1597.659 1604.070 0.4013 Migrasi Bersih Sumatera Ribu orang -353.697 -351.160 0.7172 Migrasi Bersih Jawa-Bali Ribu orang 703.080 700.624 -0.3494 Migrasi Bersih WTI Ribu orang -282.511 -282.512 -0.0005 Ketimpangan antarwilayah 9.0858 10.2999 13.3622 Secara umum dapat diketahui bahwa dampak peningkatan investasi pemerintah di wilayah Sumatera selain menurunkan jumlah penduduk miskin, juga dapat menurunkan jumlah pengangguran sebesar 3.843 persen. Hal ini menunjukkan investasi pemerintah di wilayah Sumatera mampu menyediakan lapangan kerja dan menyerap tenaga kerja yang tersedia, hal ini sangat beralasan karena meskipun migrasi bersih di wilayah Sumatera mengalami peningkatan, wilayah Sumatera masih dapat menurunkan jumlah pengangguran. Dengan kata lain bahwa investasi pemerintah di wilayah Sumatera efektif untuk meningkatkan kinerja ekonomi wilayah Sumatera. Selain berdampak baik bagi kinerja perekonomian wilayah Sumatera sendiri, dampak dari kebijakan peningkatan investasi pemerintah tersebut memberikan pengaruh yang positif bagi kinerja di wilayah Jawa-Bali dan WTI. Hal ini ditunjukkan dari jumlah penduduk miskin dan jumlah pengangguran di kedua 183 wilayah mengalami penurunan, dan neraca perdagangan kedua wilayah juga mengalami surplus, masing-masing sebesar 0.949 persen dan 0.401 persen. Simulasi kebijakan investasi pemerintah di wilayah Sumatera berdampak pada meningkatnya tingkat ketimpangan antarwilayah, penjelasan ini sama dengan apa yang terjadi ketika investasi swasta di shock di wilayah yang sama.

6.2.14. Dampak Kebijakan Perubahan Meningkatkan Investasi Pemerintah di

Wilayah Jawa-Bali Simulasi kebijakan dengan meningkatkan investasi pemerintah di wilayah Jawa-Bali berdampak positif bagi kinerja ekonomi wilayah Jawa-Bali. Hal ini terlihat dari PDRB wilayah Jawa-Bali meningkat sebesar 3.243 persen. Kenaikan PDRB tersebut menyebabkan permintaan tenaga kerja meningkat. Meningkatnya permintaan tenaga kerja akan direspon dengan kenaikan upah di wilayah Jawa-Bali sebesar 0.010 persen. Pada pasar tenaga kerja, penawaran tenaga kerja di wilayah Jawa-Bali terlihat mengalami peningkatan yang disebabkan oleh kenaikan upah, disamping karena kenaikan upah tersebut, peningkatan penawaran tenaga kerja juga disebabkan karena migrasi bersih Jawa-Bali mengalami kenaikan sebesar 0.026 persen. Namun demikian neraca perdagangan wilayah Jawa-Bali mengalami defisit sebesar 0.902 persen. Hal ini diduga bahwa kenaikan PDRB di wilayah Jawa-Bali tidak cukup menutupi permintaan domestik sehingga impor wilayah Jawa-Bali dari wilayah Sumatera dan WTI mengalami kenaikan yang relatif besar masing-masing sebesar 6.624 persen dan 6.624 persen secara berturut-turut Tabel 60. 184 Tabel 60. Dampak Peningkatan Investasi Pemerintah di Wilayah Jawa-Bali sebesar 10 Persen terhadap Kinerja Perekonomian Wilayah Keterangan satuan Nilai Dasar Nilai Δ PDRB Sumatera Rp Miliar 355150.3 355833.0 0.1922 PDRB Jawa-Bali Rp Miliar 1001703.0 1034188.0 3.2430 PDRB WTI Rp Miliar 278977.3 279372.3 0.1416 Permintaan Tenaga Kerja Sumatera Ribu Orang 17775.48 17820.79 0.2549 Permintaan Tenaga Kerja Jawa-Bali Ribu Orang 57595.73 57941.14 0.5997 Permintaan Tenaga Kerja WTI Ribu Orang 17755.33 17773.75 0.1038 Penawaran Tenaga Kerja Sumatera Ribu Orang 20184.82 20184.99 0.0009 Penawaran Tenaga Kerja Jawa-Bali Ribu Orang 65105.91 65109.12 0.0049 Penawaran Tenaga Kerja WTI Ribu Orang 18929.51 18929.77 0.0014 Upah Sumatera Rp Ribu 852.517 852.589 0.0085 Upah Jawa-Bali Rp Ribu 837.839 837.929 0.0107 Upah WTI Rp Ribu 1016.55 1016.65 0.0099 Jumlah Penduduk Miskin Sumatera Ribu Orang 8200.26 8195.52 -0.0578 Jumlah Penduduk Miskin Jawa-Bali Ribu Orang 20718.9 20594.9 -0.5984 Jumlah Penduduk Miskin WTI Ribu Orang 8483.91 8481.31 -0.0307 Mig masuk Sumatera dari Jawa-Bali Ribu Orang 287.536 287.481 -0.0191 Mig masuk Sumatera dari WTI Ribu Orang 39.626 39.626 -0.0003 Mig masuk Jawa-Bali dari Sumatera Ribu Orang 701.401 701.485 0.0120 Mig masuk Jawa-Bali dari WTI Ribu Orang 467.480 467.542 0.0133 Mig masuk WTI dari Sumatera Ribu Orang 15.930 15.930 0.0031 Mig masuk WTI dari Jawa-Bali Ribu Orang 166.798 166.786 -0.0073 Mig keluar Sumatera ke Jawa-Bali Ribu Orang 664.967 664.528 -0.0661 Mig keluar Sumatera ke WTI Ribu Orang 15.892 15.893 0.0032 Mig keluar Jawa-Bali ke Sumatera Ribu Orang 320.174 320.122 -0.0162 Mig keluar Jawa-Bali ke WTI Ribu Orang 145.627 145.641 0.0098 Mig keluar WTI ke Sumatera Ribu Orang 40.854 40.854 0.0003 Mig keluar WTI ke Jawa-Bali Ribu Orang 424.385 424.569 0.0434 Ekspor Sumatera ke Jawa-Bali Rp Miliar 2840.98 2934.23 3.2824 Ekspor Sumatera ke WTI Rp Miliar 2275.90 2276.16 0.0116 Ekspor Jawa-Bali ke Sumatera Rp Miliar 27304.3 27328.8 0.0897 Ekspor Jawa-Bali ke WTI Rp Miliar 55140.3 55167.2 0.0488 Ekspor WTI ke Sumatera Rp Miliar 826.273 826.471 0.0240 Ekspor WTI ke Jawa-Bali Rp Miliar 1039.99 1055.63 1.5037 Impor Sumatera dari Jawa-Bali Rp Miliar 577.331 577.668 0.0584 Impor Sumatera dari WTI Rp Miliar 688.345 688.626 0.0408 Impor Jawa-Bali dari Sumatera Rp Miliar 4622.23 4928.41 6.6242 Impor Jawa-Bali dari WTI Rp Miliar 6246.40 6637.37 6.2591 Impor WTI dari Sumatera Rp Miliar 177.306 177.431 0.0704 Impor WTI dari Jawa-Bali Rp Miliar 91.295 91.302 0.0070 Jumlah Pengangguran Sumatera Ribu orang 2409.34 2364.21 -1.8732 Jumlah Pengangguran Jawa-Bali Ribu orang 7510.18 7167.98 -4.5564 Jumlah Pengangguran WTI Ribu orang 1174.19 1156.02 -1.5473 Ekspor Bersih Sumatera Rp Miliar 3851.20 3944.10 2.4122 Ekspor Bersih Jawa-Bali Rp Miliar 71576.0 70930.3 -0.9022 Ekspor Bersih WTI Rp Miliar 1597.659 1613.364 0.9830 185 Tabel 60. Lanjutan Keterangan Satuan Nilai Dasar Nilai Δ Migrasi Bersih Sumatera Ribu orang -353.697 -353.314 0.1085 Migrasi Bersih Jawa-Bali Ribu orang 703.080 703.264 0.0261 Migrasi Bersih WTI Ribu orang -282.511 -282.707 -0.0694 Ketimpangan antarwilayah 9.0858 10.2210 12.4948 Secara keseluruhan terlihat bahwa dampak peningkatan investasi swasta di wilayah Jawa-Bali selain menurunkan jumlah penduduk miskin meskipun relatif kecil, juga menurunkan jumlah pengangguran yang relatif besar yaitu 0.598 persen. Hal ini menunjukkan bahwa di wilayah Jawa-Bali peningkatan investasi pemerintah dapat menciptakan dan menyerap tenaga kerja, hal ini beralasan karena meskipun migrasi bersih di wilayah Jawa-Bali meningkat, wilayah tersebut masih mampu menurunkan jumlah pengangguran yang lebih besar. Dari simulasi ini dapat disebutkan bahwa investasi pemerintah di wilayah Jawa-Bali efektif untuk meningkatkan kinerja ekonomi wilayah meskipun neraca perdagangannya negatif. Simulasi kebijakan dengan meningkatkan investasi pemerintah di wilayah Jawa-Bali terhadap wilayah Sumatera dan WTI berdampak positif bagi kinerja perekonomian ke dua wilayah tersebut. Hal ini ditunjukkan dari jumlah penduduk miskin dan jumlah pengangguran di kedua wilayah tersebut mengalami penurunan. Dengan kata lain bahwa keterkaitan wilayah Jawa-Bali dengan Wilayah Sumatera dan WTI memiliki keterkaitan yang relatif cukup kuat dilihat dari arus migrasi dan arus perdagangannya. Selain penurunan jumlah penduduk miskin dan penduduk yang menganggur, wilayah Sumatera dan WTI memiliki neraca perdagangan yang positif. Dari simulasi ini, temuan yang menarik perhatian adalah investasi pemerintah di wilayah Sumatera atau di wilayah Jawa-Bali ternyata tidak dapat meningkatkan 186 kinerja perdagangan wilayah terrebut, ditandai dengan neraca perdagangan kedua wilayah tersebut adalah negatif. Hal ini dapat dijelaskan karena investasi pemerintah secara keseluruhan memang mampu meningkatkan PDRB wilayah, yang akan mendorong pada peningkatan permintaan tenaga kerja dan upah di setiap wilayah. Kenaikan upah yang merupakan salah satu faktor pendorong para migran masuk ke wilayah tersebut, sehingga jumlah penduduk akan meningkat karena arus migrasi masuk tinggi sehingga kebutuhanan wilayah juga semakin tinggi. Kekurangan kebutuhan wilayah Jawa-Bali akan diimpor dari wilayah patner dagangnya dalam hal ini adalah wilayah Sumatera dan wilayah Timur Indonesia. Simulasi kebijakan peningkatan investasi pemerintah di wilayah Jawa-Bali juga memberikan dampak pada meningkatnya tingkat ketimpangan antarwilayah sebesar 12.49 persen. Sekali lagi ini menjelaskan kepada kita bahwa akumulasi kapital sebaiknya dialokasi di wilayah-wilayah yang akumulasi kapitalnya lebih rendah.

6.2.15. Dampak Perubahan Kebijakan Investasi Pemerintah di Wilayah Timur

Indonesia Kebijakan dengan meningkatkan investasi swasta di wilayah Timur Indonesia berdampak positif terhadap kinerja ekonomi khusunya di wilayah Timur Indonesia dan juga wilayah lainnya. Hal ini terlihat dari PDRB wilayah Timur Indonesia meningkat sebesar 0.020 persen. Kenaikan PDRB tersebut seterusnya akan berdampak pada meningkatnya permintaan tenaga kerja, sehingga upah juga meningkat sebesar 0.229 persen Tabel 61. 187 Tabel 61. Dampak Peningkatan Investasi Pemerintah di Wilayah Timur Indonesia sebesar 10 Persen terhadap Kinerja Perekonomian Wilayah Keterangan satuan Nilai Dasar Nilai Δ PDRB Sumatera Rp Miliar 355150.3 355221.5 0.0201 PDRB Jawa-Bali Rp Miliar 1001703.0 1003287.0 0.1581 PDRB WTI Rp Miliar 278977.3 288139.0 3.2840 Permintaan Tenaga Kerja Sumatera Ribu Orang 17775.48 17780.21 0.0266 Permintaan Tenaga Kerja Jawa-Bali Ribu Orang 57595.73 57654.87 0.1027 Permintaan Tenaga Kerja WTI Ribu Orang 17755.33 17871.33 0.6533 Penawaran Tenaga Kerja Sumatera Ribu Orang 20184.82 20184.83 0.0001 Penawaran Tenaga Kerja Jawa-Bali Ribu Orang 65105.91 65081.57 -0.0374 Penawaran Tenaga Kerja WTI Ribu Orang 18929.51 18941.65 0.0641 Upah Sumatera Rp Ribu 852.517 852.524 0.0009 Upah Jawa-Bali Rp Ribu 837.839 837.846 0.0009 Upah WTI Rp Ribu 1016.55 1018.88 0.2297 Jumlah Penduduk Miskin Sumatera Ribu Orang 8200.26 8199.78 -0.0059 Jumlah Penduduk Miskin Jawa-Bali Ribu Orang 20718.9 20713.5 -0.0261 Jumlah Penduduk Miskin WTI Ribu Orang 8483.91 8417.63 -0.7812 Mig masuk Sumatera dari Jawa-Bali Ribu Orang 287.536 287.535 -0.0004 Mig masuk Sumatera dari WTI Ribu Orang 39.626 39.609 -0.0417 Mig masuk Jawa-Bali dari Sumatera Ribu Orang 701.401 701.402 0.0002 Mig masuk Jawa-Bali dari WTI Ribu Orang 467.480 464.956 -0.5399 Mig masuk WTI dari Sumatera Ribu Orang 15.930 15.972 0.2652 Mig masuk WTI dari Jawa-Bali Ribu Orang 166.798 167.627 0.4969 Mig keluar Sumatera ke Jawa-Bali Ribu Orang 664.967 664.922 -0.0068 Mig keluar Sumatera ke WTI Ribu Orang 15.892 15.936 0.2721 Mig keluar Jawa-Bali ke Sumatera Ribu Orang 320.174 320.015 -0.0494 Mig keluar Jawa-Bali ke WTI Ribu Orang 145.627 147.058 0.9829 Mig keluar WTI ke Sumatera Ribu Orang 40.854 40.843 -0.0257 Mig keluar WTI ke Jawa-Bali Ribu Orang 424.385 418.974 -1.2749 Ekspor Sumatera ke Jawa-Bali Rp Miliar 2840.98 2844.74 0.1325 Ekspor Sumatera ke WTI Rp Miliar 2275.90 2282.46 0.2884 Ekspor Jawa-Bali ke Sumatera Rp Miliar 27304.3 27306.9 0.0092 Ekspor Jawa-Bali ke WTI Rp Miliar 55140.3 55939.7 1.4498 Ekspor WTI ke Sumatera Rp Miliar 826.273 826.293 0.0025 Ekspor WTI ke Jawa-Bali Rp Miliar 1039.99 1040.59 0.0575 Impor Sumatera dari Jawa-Bali Rp Miliar 577.331 577.365 0.0060 Impor Sumatera dari WTI Rp Miliar 688.345 688.374 0.0042 Impor Jawa-Bali dari Sumatera Rp Miliar 4622.23 4634.97 0.2757 Impor Jawa-Bali dari WTI Rp Miliar 6246.40 6262.91 0.2643 Impor WTI dari Sumatera Rp Miliar 177.306 180.545 1.8267 Impor WTI dari Jawa-Bali Rp Miliar 91.295 91.395 0.1096 Jumlah Pengangguran Sumatera Ribu orang 2409.34 2404.63 -0.1957 Jumlah Pengangguran Jawa-Bali Ribu orang 7510.18 7426.70 -1.1115 Jumlah Pengangguran WTI Ribu orang 1174.19 1070.33 -8.8452 Ekspor Bersih Sumatera Rp Miliar 3851.20 3861.46 0.2665 Ekspor Bersih Jawa-Bali Rp Miliar 71576.0 72348.7 1.0795 Ekspor Bersih WTI Rp Miliar 1597.659 1594.938 -0.1703 188 Tabel 61. Lanjutan Keterangan Satuan Nilai Dasar Nilai Δ Migrasi Bersih Sumatera Ribu orang -353.697 -353.713 -0.0044 Migrasi Bersih Jawa-Bali Ribu orang 703.080 699.285 -0.5398 Migrasi Bersih WTI Ribu orang -282.511 -276.219 2.2271 Ketimpangan antarwilayah 9.0858 7.5129 -17.3112 Di pasar tenaga kerja terlihat bahwa penawaran tenaga kerja di wilayah Timur Indonesia mengalami peningkatan yang disebabkan oleh karena kenaikan upah sehingga tenaga kerja akan menawarkan jasanya lebih besar, dimana penawaran tenaga kerja di wilayah Timur Indonesia meningkat sebesar 0.064 persen dan di Sumatera meningkat sebesar 0.0001 persen, sedangkan penawaran tenaga kerja di wilayah Jawa-Bali mengalami penurunan meskipun penurunannya relatif kecil, yaitu sebesar 0.037 persen. Menurunnya jumlah penawaran tenaga kerja di wilayah Jawa- Bali antara lain disebabkan karena tinggi migrasi keluar dibandingkan dengan migrasi masuk di wilayah Jawa-Bali, yang digambarkan dari migrasi bersih menurun sebesar -0.539 persen. Dilihat dari neraca perdagangan, wilayah Timur Indonesia mengalami defisit sebesar 0.170 persen. Hal ini diduga bahwa kenaikan PDRB di WTI tidak cukup untuk menutupi permintaan domestik sehingga impor wilayah WTI dari wilayah Sumatera mengalami peningkatan yang relatif besar yaitu 1.826 persen. Secara keseluruhan terlihat bahwa dampak peningkatan investasi pemerintah di WTI selain menurunkan jumlah penduduk miskin meskipun relatif kecil, juga menurunkan jumlah pengangguran yang relatif besar yaitu 8.845 persen. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan investasi pemerintah di WTI dapat menyerap tenaga kerja karena meskipun migrasi bersih di WTI itu sendiri mengalami peningkatan. Dari skenario simulasi ini dapat disebutkan bahwa investasi pemerintah 189 di WTI cukup efektif untuk meningkatkan kinerja ekonomi WTI meskipun neraca perdagangannya masih defisit. Dampak kebijakan dengan meningkatkan investasi pemerintah di WTI adalah positif terhadap kinerja wilayah Sumatera dan Jawa-Bali yang ditunjukkan oleh penurunan jumlah penduduk miskin dan jumlah pengangguran di kedua wilayah tersebut. Dengan kata lain bahwa keterkaitan wilayah WTI dengan Wilayah Sumatera dan Jawa-Bali memiliki keterkaitan yang relatif cukup kuat dilihat dari arus migrasi dan arus perdagangannya. Selain penurunan jumlah penduduk miskin dan penduduk yang menganggur di kedua wilayah, wilayah Sumatera dan Jawa-Bali juga memiliki neraca perdagangan yang positif, dimana neraca perdagangan Sumatera meningkat sebesar 0.266 persen dan Jawa-Bali meningkat sebesar 1.079 persen. Simulasi ini menunjukkan bahwa peningkatan investasi pemerintah di wilayah Sumatera, Jawa-Bali dan WTI berdampak pada neraca perdagangan yang defisit. Hal ini dapat dijelaskan karena meningkatnya PDRB wilayah karena investasi pemerintah akan mendorong pada peningkatan permintaan tenaga kerja dan upah di setiap wilayah. Meningkatnya upah akan merespon para migran untuk masuk ke wilayah tersebut, sehingga jumlah migrasi bersih di setiap wilayah meningkat dan tentu saja hal ini akan menambah jumlah penduduk. Meningkatnya jumlah penduduk karena arus migrasi akan mendorong pada meningkatnya kebutuhanan wilayah, dan untuk menutupi kekurangan kebutuhan akan permintaan domestik, maka diperlukan impor yang cukup tinggi. Peningkatan investas pemerintah di wilayah Timur Indonesia dapat dijadikan sebagai suatu instrumen kebijakan dalam menunjang pertumbuhan 190 ekonomi wilayah. Karena selain memberikan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi di seluruh wilayah, juga dapat memperkecil tingkat ketimpangan antarwilayah yang relatif besar, yaitu 17.31 persen. 6.2.16. Dampak Perubahan Kebijakan Investasi Pemerintah di Wilayah Sumatera, Jawa-Bali dan Wilayah Timur Indonesia Masing-masing Peningkatan investasi pemerintah di wilayah Sumatera, Jawa-Bali dan wilayah Timur Indonesia sebesar 10 persen dari rata-rata sebelumnya, secara umum berdampak pada peningkatan PDRB wilayah, kenaikan PDRB yang paling besar terdapat di wilayah Sumatera dan wilayah Timur Indonesia sedangkan yang terkecil terdapat di wilayah Jawa-Bali Tabel 62. Tabel 62. Dampak Peningkatan Investasi Pemerintah di Wilayah Sumatera, Jawa- Bali dan Wilayah Timur Indonesia masing-masing sebesar 10 Persen terhadap Kinerja Perekonomian Wilayah Keterangan satuan Nilai Dasar Nilai Δ PDRB Sumatera Rp Miliar 355150.3 372694.6 4.9400 PDRB Jawa-Bali Rp Miliar 1001703.0 1037238.7 3.5475 PDRB WTI Rp Miliar 278977.3 288698.6 3.4846 Permintaan Tenaga Kerja Sumatera Ribu Orang 17775.48 17921.53 0.8217 Permintaan Tenaga Kerja Jawa-Bali Ribu Orang 57595.73 58055.04 0.7975 Permintaan Tenaga Kerja WTI Ribu Orang 17755.33 17897.44 0.8004 Penawaran Tenaga Kerja Sumatera Ribu Orang 20184.82 20188.43 0.0179 Penawaran Tenaga Kerja Jawa-Bali Ribu Orang 65105.91 65069.76 -0.0555 Penawaran Tenaga Kerja WTI Ribu Orang 18929.51 18942.08 0.0664 Upah Sumatera Rp Ribu 852.517 854.949 0.2853 Upah Jawa-Bali Rp Ribu 837.839 837.942 0.0123 Upah WTI Rp Ribu 1016.55 1019.03 0.2437 Jumlah Penduduk Miskin Sumatera Ribu Orang 8200.26 8038.22 -1.9761 Jumlah Penduduk Miskin Jawa-Bali Ribu Orang 20718.9 20584.4 -0.6493 Jumlah Penduduk Miskin WTI Ribu Orang 8483.91 8413.94 -0.8248 Mig masuk Sumatera dari Jawa-Bali Ribu Orang 287.536 288.898 0.4735 Mig masuk Sumatera dari WTI Ribu Orang 39.626 39.628 0.0041 Mig masuk Jawa-Bali dari Sumatera Ribu Orang 701.401 700.257 -0.1630 Mig masuk Jawa-Bali dari WTI Ribu Orang 467.480 464.989 -0.5328 Mig masuk WTI dari Sumatera Ribu Orang 15.930 15.934 0.0280 Mig masuk WTI dari Jawa-Bali Ribu Orang 166.798 167.625 0.4958 191 Tabel 62. Lanjutan Keterangan Satuan Nilai Dasar Nilai Δ Mig keluar Sumatera ke Jawa-Bali Ribu Orang 664.967 663.421 -0.2326 Mig keluar Sumatera ke WTI Ribu Orang 15.892 15.897 0.0299 Mig keluar Jawa-Bali ke Sumatera Ribu Orang 320.174 321.175 0.3127 Mig keluar Jawa-Bali ke WTI Ribu Orang 145.627 147.061 0.9847 Mig keluar WTI ke Sumatera Ribu Orang 40.854 40.877 0.0568 Mig keluar WTI ke Jawa-Bali Ribu Orang 424.385 419.097 -1.2459 Ekspor Sumatera ke Jawa-Bali Rp Miliar 2840.98 2941.62 3.5427 Ekspor Sumatera ke WTI Rp Miliar 2275.90 2282.84 0.3049 Ekspor Jawa-Bali ke Sumatera Rp Miliar 27304.3 28027.7 2.6494 Ekspor Jawa-Bali ke WTI Rp Miliar 55140.3 55978.0 1.5192 Ekspor WTI ke Sumatera Rp Miliar 826.273 832.377 0.7387 Ekspor WTI ke Jawa-Bali Rp Miliar 1039.99 1056.80 1.6171 Impor Sumatera dari Jawa-Bali Rp Miliar 577.331 586.802 1.6405 Impor Sumatera dari WTI Rp Miliar 688.345 696.302 1.1559 Impor Jawa-Bali dari Sumatera Rp Miliar 4622.23 4953.37 7.1642 Impor Jawa-Bali dari WTI Rp Miliar 6246.40 6669.67 6.7762 Impor WTI dari Sumatera Rp Miliar 177.306 180.722 1.9267 Impor WTI dari Jawa-Bali Rp Miliar 91.295 91.404 0.1192 Jumlah Pengangguran Sumatera Ribu orang 2409.34 2266.90 -5.9120 Jumlah Pengangguran Jawa-Bali Ribu orang 7510.18 7014.73 -6.5971 Jumlah Pengangguran WTI Ribu orang 1174.19 1044.65 -11.0322 Ekspor Bersih Sumatera Rp Miliar 3851.20 3941.36 2.3411 Ekspor Bersih Jawa-Bali Rp Miliar 71576.0 72382.7 1.1271 Ekspor Bersih WTI Rp Miliar 1597.659 1617.055 1.2140 Migrasi Bersih Sumatera Ribu orang -353.697 -350.792 0.8213 Migrasi Bersih Jawa-Bali Ribu orang 703.080 697.011 -0.8632 Migrasi Bersih WTI Ribu orang -282.511 -276.415 2.1576 Ketimpangan antarwilayah 9.0858 9.3780 3.2160 Kenaikan PDRB di setiap wilayah berdampak pada meningkatnya permintaan akan tenaga kerja, dan ketika permintaan tenaga kerja meningkat maka upah di setiap wilayah juga mengalami peningkatan. Peningkatan upah akan direspon oleh para pekerja dengan menawarkan jasanya lebih besar terutama di wilayah Sumatera dan WTI, sedangkan di wilayah Jawa-Bali penawaran tenaga kerja mengalami penurunan sebesar 0.037 persen yang disebabkan karena migrasi bersih di wilayah Jawa-Bali mengalami penurunan. Dari simulasi ini dapat diketahui bahwa dampak peningkatan investasi pemerintah di masing-masing wilayah, disamping dapat menurunkan jumlah 192 penduduk miskin wilayah itu sendiri dan wilayah lainnya, juga dapat menurunkan jumlah penduduk yang mengangur yang relatif besar di setiap wilayah. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan investasi pemerintah cukup efektif untuk meningkatkan kinerja ekonomi wilayah. Alternatif simulasi kombinasi kebijakan tersebut memiliki dampak positif terhadap kinerja wilayah Sumatera, Jawa-Bali dan WTI yang ditunjukkan oleh peningkatan PDRB, penurunan jumlah penduduk miskin dan jumlah pengangguran. Selain penurunan jumlah penduduk miskin dan penduduk yang menganggur, wilayah Sumatera, Jawa-Bali dan WTI juga memiliki neraca perdagangan yang positif. Kombinasi kebijakan tersebut meskipun dapat mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi, tetapi tingkat ketimpangan antarwilayah mengalami peningkatan.

6.3. Rekapitulasi Hasil Simulasi

Pada Tabel 63 dirangkum seluruh hasil simulasi kebijakan yang telah dijelaskan satu persatu pada bagian sub bab sebelumnya. Bagian dijelaskan secara umum alternatif kebijakan yang dilakukan. Sim1 – Sim4 merupakan kebijakan peningkatan upah minimum regional dimasing-masing wilayah dan di seluruh wilayah secara bersamaan. Dapat diketahui bahwa kebijakan UMR berdampak pada menurunkan PDRB di seluruh wilayah, dan cenderung menurunkan tingkat ketimpangan antara-wilayah, kecuali jika di berikan stimulus tersebut dilakukan di wilayah WTI atau stimulus UMR akan dilakukan di seluruh wilayah, maka ketimpangan akan semakin meningkat. 193