besar di Indonesia, yaitu wilayah Sumatera yang terdiri dari 10 provinsi, wilayah Jawa-Bali terdiri dari 8 provinsi dan wilayah Timur Indonesia WTI yang
merupakan gabungan dari wilayah Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua yang secara keseluruhan yang terdiri dari 15 provinsi.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Wilayah
Setidaknya ada tiga konsep tentang wilayah yang sering dijumpai dalam literatur, yaitu wilayah homogen, wilayah nodal dan wilayah perencanaan atau
wilayah administratif Richardson, 1969. Konsep wilayah homogen didasarkan pada suatu pandangan bahwa unit-
unit spasial dapat dikelompokkan menjadi suatu tunggal jika mereka memiliki karakteristik yang sama. Karakteristik yang dimaksud dapat berupa karakteristik
ekonomi, geografi ataupun sosial-politik. Pendefinisian daerah akan menjadi sulit manakala daerah-daerah tersebut seragam dalam beberapa hal tetapi tidak seragam
dalam aspek lainnya. Konsep wilayah nodal, didefinisikan sebagai suatu daerah yang terdiri atas
satuan-satuan ruang yang berbeda yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya baik secara internal maupun secara eksternal. Secara internal keterkaitan
fungsional terjadi melalui perdagangan dan layanan jasa-jasa di dalam daerah yang bersangkutan. Secara eksternal jaringan produksi, perdagangan, angkutan,
komunikasi, imigrasi, aliran bahan baku dan komoditas mengaitkan suatu daerah dengan daerah yang lainnya, termasuk dengan luar negeri.
Konsep wilayah perencanaan atau administratif dipandang penting dalam kaitannya dengan perumusan kebijakan dan perencanaan serta analisis daerah.
Mengingat pelaksanaan kebijakan daerah membutuhkan legitimasi kekuasaan maka daerah ini perlu didefinisikan sebagai daerah administratif dengan legalitas
politik yang jelas pada berbagai tingkat.
Mengacu kepada konsep wilayah administratif, maka Indonesia dapat dibagi-bagi menjadi beberapa tingkat wilayah yaitu propinsi, kabupatenkota,
kecamatan dan desa. Memperhatikan aspek ini sangatlah penting dalam upaya mengelompokkan berbagai propinsi menjadi beberapa kesatuan daerah yang lebih
luas, misalnya kesatuan pulau. Indonesia yang terdiri dari puluhan ribu pulau, dengan adat-istiadat dan budaya yang berbeda-beda menjadi dasar terjadinya
perbedaan karakter sosial, politik dan ekonomi. Aspek ekonomi sangat dipengaruhi oleh karakter geografis, aspek sosial dan politik. Oleh karena itu di
samping mempertimbangkan aspek ekonomi, untuk mengelompokkan daerah- daerah menjadi beberapa kesatuan daerah yang lebih luas, misalnya pulau, juga
harus mempertimbangkan aspek geografis, sosial dan politik. Akibat dari penjelasan pada dua paragraf sebelumnya, maka penggabungan beberapa propinsi
menjadi daerah yang lebih besar harus mempertimbangkan kriteria daerah administratif dan daerah homogen.
2.2.
Migrasi di Indonesia
Migrasi merupakan fenomena sosial yang tidak dapat dilepaskan dari gerak langkah pembangunan ekonomi. Berbagai motif yang melatarbelakangi
individu untuk melakukan migrasi didominasi oleh adanya keinginan untuk mengubah hidup dan mutu kehidupan individu tersebut. Tirtosudarmo 1985,
menyatakan bahwa keputusan dan kemampuan merealisasikan keputusan tersebut sangat tergantung pada lingkungan sosial, ekonomi dan industri yang
bersangkutan. Artinya keputusan untuk melakukan migrasi tidak hanya semata- mata karena pertimbangan sendiri tetapi juga oleh perubahan-perubahan struktural
di dalam masyarakat dimana individu berdomisili Syafa’at, 1998.