4.4. Perkembangan Kinerja Bank Umum Syariah
Dalam perkembangannya sampai Maret 2005, perbankan syariah telah menunjukkan kinerja yang menggembirakan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa
indikator berikut ini yang diperjelas dengan tabel dan gambar yang menggunakan data triwulanan tahun 2003 sampai tahun 2005.
4.4.1. Total Aset
Total aset BUS sampai Maret 2005,telah mencapai Rp 15,567 Miliar. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Tabel 4.3. berikut.
Tabel 4.3. Pertumbuhan Aset Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2003-2005
Trw 4-03
Trw 1-04
Trw 2-04 Trw 3-04
Trw 4-04 Trw 1-05
Aset Miliar 7,858.9 9,498.8
11,023.3 12,719.6 15,326.0
15,567.0
Pertumb. 94.3
100.5 107.9
93.9 95.0
68.9 Sumber : DPS-BI, 2005.
Grafik 4.2. Pertumbuhan Aset Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2003-2005
- 2,500
5,000 7,500
10,000 12,500
15,000 17,500
Trw 4- 03
Trw 1- 04
Trw 2- 04
Trw 3- 04
Trw 4- 04
Trw 1- 05
Milliar Rp
20 40
60 80
100 120
Aset Pertumb.yoy
Aset perbankan syariah setiap triwulan secara nominal selalu mengalami peningkatan yang cukup signifikan, walaupun secara persentase sejak triwulan 3
tahun 2004 berada di bawah 100 persen. Pertumbuhan paling besar terjadi pada triwulan 2 tahun 2004 yaitu sekitar 107.9 persen. Sedangkan pertumbuhan paling
kecil terjadi pada triwulan 1 tahun 2005 yaitu sebesar 68.9 persen.
4.4.2. Dana Pihak Ketiga DPK
Dana pihak ketiga DPK sampai Maret 2005 telah mencapai 12.258 Triliun. DPK diperoleh dari Giro Wadiah, Tabungan Mudharabah, dan Deposito
Mudharabah. Pada umumnya bank syariah masih mengalami kesulitan untuk menyalurkan dana yang telah dihimpunnya. Salah satunya adalah karena sulitnya
mencari debitor yang dianggap layak dan aman untuk menerima pembiayaan tersebut. Karena di satu sisi bank syariah harus percaya kepada pengusaha
debitor, namun disisi lain bank juga harus berati-hati karena mempunyai tanggung jawab kepada nasabah yang telah menitipkan dananya.
Tabel 4.4. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga DPK Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2003-2005
Trw 4-03
Trw 1-04
Trw 2-04 Trw 3-04
Trw 4-04 Trw 1-05
DPK Miliar 5,724.9 7,022.8
8,315.9 9,675.7 11,862.1
12,258.8
Pertumb. 96.2
109.4 119.9
108.3 107.2
74.6 Sumber : DPS-BI, 2005.
Gambar 4.3. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga DPK Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2003-2005
Pada setiap triwulan DPK perbankan syariah secara nominal senantiasa mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Namun, secara persentase di 6
triwulan terakhir pada data diatas pertumbuhannya bersifat turun naik. Pertumbuhan paling besar terjadi pada triwulan 2 tahun 2004 yaitu sekitar 119.9
persen. Sedangkan pertumbuhan paling kecil terjadi pada triwulan 1 tahun 2005 yaitu sebesar 74.6 persen. Peningkatan DPK ini adalah salah satu efek dari fatwa
MUI pada akhir Desember 2003. Pasca fatwa MUI tersebut, banyak dari kalangan nasabah emosional yang segera menitipkan dananya ke bank syariah.
Selain iu, terdapat pula nasabah rasional yang mengalihkan dananya ke bank syariah karena melihat bahwa tingkat imbal hasil bank syariah lebih besar
daripada suku bunga tabungan termasuk deposito dan giro. Bahkan pada masa itu perbankan syariah mengalami kelebihan likuiditas.
- 2,500
5,000 7,500
10,000 12,500
15,000
Trw 4-03Trw 1-04Trw 2-04Trw 3-04Trw 4-04Trw 1-05
Milliar Rp
20 40
60 80
100 120
140
Dana Pihak KetigaDPK Pertumb.yoy
4.4.3. Pembiayaan