Sumber : DPS-BI, 2005.
Gambar 4.5. Perkembangan FDR Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2001-2005
4.4.5. Laba Bank Umum Syariah
Laba BUS dapat dikategorikan sebagai indikator kinerja operasional dari BUS. Pada gambar 4.6 dapat dilihat bahwa sejak awal tahun 2001, BUS
mengalami kerugian. Hal ini dapat dilihat dari tingkat labanya yang negatif. Kerugian BUS pada masa awal beroperasi disebabkan oleh kinerjanya yang
masih belum optimal dan juga karena sosialisasi kepada masyarakat yang masih kurang.
Dalam perkembangannya, BUS mampu membalikkan kondisi kerugian pada masa awal operasinya tersebut menjadi kondisi perolehan laba yang selalu
meningkat. Hal ini membuktikan bahwa BUS senantiasa berupaya untuk meningkatkan kinerjanya sehingga masyarakat juga menunjukkan apresiasinya
terhadap BUS.
FDR
- 20.00
40.00 60.00
80.00 100.00
120.00 140.00
J an-
01 Ma
y -0
1 Sep
-01 J
an- 02
Ma y
-0 2
Sep -02
J an-
03 Ma
y -0
3 Sep
-03 J
an- 04
Ma y
-0 4
Sep -04
J an-
05 FDR
Sumber : DPS-BI, 2005.
Gambar 4.6. Perkembangan Laba Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2001-2005
4.4.6. Kinerja Finansial
Rasio ROA diperoleh dengan membagi pendapatan bersih dengan rata-rata asetnya. Rasio ini mencerminkan seberapa efisien manajemen bank mengelola
asetnya. ROA akan menjadi ukuran yang bernilai bila dilakukan perbandingan profitabilitas satu bank dengan bank yang lainnya.
Rasio ROE dihitung dengan membagi pendapatan bersih dengan rata-rata dari total equity yaitu saham umum dan preferensi common and preferred
stocks, surplus dan keuntungan yang tidak dibagikan, serta cadangan modal. Ukuran profitabilitas ini merupakan ukuran yang paing penting bagi pihak
pemegang saham bank. Karena memcerminkan seberapa besar yang bank hasilkan dari investasi dana yang telah mereka lakukan.
Dari segi profitabilitas, sampai pada triwulan 1 2005, bank syariah memiliki rata-rata Return on Asset ROA sebesar 1.5 persen. Sedangkan rata-rata
Return on Equity ROE sebesar 28.7 persen. setiap triwulan ROA dan ROE
LABA
-100000.00 -50000.00
0.00 50000.00
100000.00 150000.00
200000.00 250000.00
Jan- 01
Ma y
-0 1
S ep-
01 Jan-
02 Ma
y -0
2 S
ep- 02
Jan- 03
Ma y
-0 3
S ep-
03 Jan-
04 Ma
y -0
4 S
ep- 04
Jan- 05
LABA
perbankan syariah selalu mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan,walaupun ROA sempat mengalami stagnasi pada triwulan 3 tahun
2004. Pertumbuhan paling besar dari kedua indikator profitabilitas tersebut terjadi pada triwulan 1 tahun 2004 yaitu sekitar 0.2 persen untuk ROA dan 5.8 persen
untuk ROE. ROA perbankan syariah sempat mengalmi stagnasi pada triwulan 3 tahun 2004. untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel dan grafik di bawah ini.
Tabel 4.6. Pertumbuhan ROA dan ROE Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2003-2005
Trw 4-03
Trw 1-04
Trw 2-04 Trw 3-04
Trw 4-04 Trw 1-05
ROA 0.7
1.0 1.2
1.2 1.4
1.5
ROE
7.0 10.6
15.3 19.0
24.8 28.7
Sumber : DPS-BI, 2005.
Gambar 4.7. Pertumbuhan ROA Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2003-2005
0.0 0.3
0.6 0.9
1.2 1.5
Trw 4- 03
Trw 1- 04
Trw 2- 04
Trw 3- 04
Trw 4- 04
Trw 1- 05
ROA
Gambar 4.8. Pertumbuhan ROE Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2003-2005
4.4.7. Pembiayaan Bermasalah Non Performing FinancingNPF