Maksimisasi Laba Konsep Marjinal Aturan Penerimaan Marjinal dan Biaya Marjinal

perusahaan. Perusahaan akan memperoleh keuntungan apabila penghasilan yang diperoleh lebih besar dari beban yang dikeluarkan dan dikatakan rugi apabila sebaliknya. Konsep laba yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah laba perusahaan yang dikonversikan kedalam konteks pendapatan bersih atau laba bank. Laba tersebut diperoleh dari selisih pendapatan atau penerimaan total dengan biaya ekonomi total.

2.2.2. Maksimisasi Laba

Perusahaan adalah setiap institusi yang mengubah input menjadi output Nicholson, 2002. Jika perusahaan memiliki tujuan untuk mencapai laba ekonomi sebesar mungkin, maka secara definisi mereka berusaha membuat perbedaan sebesar mungkin antara penerimaan total dengan biaya ekonomi total. Laba ekonomi didefinisikan sebagai berikut : π = TR - TC [2.1] dimana : π : laba profit, TR : total penerimaan revenue, TC : total biaya cost. Sebagai perantara keuangan, bank akan memperoleh laba dalam bentuk spread based, yaitu selisih bunga yang diberikan kepada penyimpan bunga simpanan dan bunga yang berasal dari peminjam bunga kredit. Selain dari spread based, bank juga memperoleh laba dari kegiatan jasa yang dilakukannya misalnya dalam bentuk penerimaan biaya kirim, biaya tagih, biaya administrasi, biaya provisi dan komisi, biaya sewa dan biaya-biaya lainnya. Biaya dari kegiatan-kegiatan tersebuat dikenal dengan istilah fee based. Sedangkan dalam bank syariah laba diperoleh dalam bentuk bagi hasil Profit Sharing dari pembiayaan yang diberikannya kepada nasabah dan juga dari kegiatan simpanan, jual beli, sewa dan jasa yang diberikannya.

2.2.3. Konsep Marjinal

Jika sebuah perusahaan adalah pencari laba maksimum, maka Ia akan membuat keputusan berdasarkan konsep marjinal. Manajer-pemilik akan menyesuaikan segala sesuatu yang dapat diatur sampai tidak mungkin lagi terjadi peningkatan laba. Sepanjang penambahan laba ini positif, manager akan memutuskan untuk memproduksi tambahan output atau mempekerjakan tambahan tenaga kerja. Ketika tambahan laba dari aktivitas produksi menjadi nol, manajer akan mempertahankan aktivitasnya jika menambah produksi sudah tidak bisa lagi menguntungkan Nicholson, 2002.

2.2.4. Aturan Penerimaan Marjinal dan Biaya Marjinal

Untuk memaksimumkan laba, perusahaan seharusnya menghasilkan tingkat output dimana penerimaan marjinal dari hasil tambahan penjualan satu unit outputnya adalah tepat sama dengan biaya marjinal untuk menghasilkan unit output tersebut. Secara ringkas dapat dituliskan sebagai berikut. MR = MC [2.2] dimana : MR : penerimaan marjinal, MC : biaya marjinal. Perusahaan seharusnya terus meningkatkan outputnya, Sepanjang penerimaan marjinal melebihi biaya marjinal. Pada saat itu, setiap tambahan unit yang diproduksi akan memberikan suatu tambahan pada laba totalnya. Jika biaya marjinal sama dengan penerimaan marjinal, maka perusahaan tidak perlu lagi melakukan penambahan produksi. Kenaikan output selanjutnya akan mengurangi laba karena biaya untuk menghasilkan lebih banyak output akan melebihi jumlah penerimaan yang dihasilkan. Laba ekonomi didefinisikan sebagai penerimaan total dikurangi biaya ekonomi total, maka laba mencapai maksimum saat slope fungsi penerimaan penerimaan marjinal sama dengan slope fungsi biaya biaya marjinal. Pada gambar 1.1, peristiwa ini terjadi pada titik q . Laba adalah nol pada titik produksi q 1 dan q 2 . Biaya Penerimaan Biaya TC Penerimaan R Output per minggu Output per minggu q 1 q q 2 a b Laba Laba Sumber : Nicholson, 2002. Gambar 2.3. Grafik Laba Perusahaan Jika persamaan Maksimisasi Laba π = TR - TC tadi dikonversikan ke dalam bank, maka total penerimaan adalah berasal dari total pendapatan bank dan total biaya berasal dari total beban bank. Laba bank adalah total pendapatan bank dikurangi total beban bank. Hal mendasar yang membedakan antara bank syariah dengan bank konvensional adalah terletak pada sumber penerimaan bank. Sumber penerimaan bank konvensional berasal dari bunga, sedangkan bank syariah, tidak menjadikan bunga sebagai salah satu sumber penerimaannya. Bank syariah menggantinya dengan sistem bagi hasil profit sharing.

2.2.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penawaran