Laporan Laba Rugi Bank Syariah

ketiga DPK yang dihimpun BUS. Peningkatan DPK akan memperbesar peluang BUS untuk dapat meningkatkan penyaluran pembiayaannya, dan peningkatan pembiayan diduga akan meningkatkan jumlah laba yang akan diperoleh BUS.

2.2.6. Laporan Laba Rugi Bank Syariah

Terdapat empat unsur laba rugi dalam laporan laba rugi bank syariah Harahap at al., 2005. 1 Pendapatan Operasi utama Unsur ini merupakan kelompok pendapatan operasi utama bank syariah atas penyaluran yang dilakukan sesuai prinsip syariah, yaitu : 1 pendapatan penyaluran yang mempergunakan prinsip bagi hasil, yaitu pendapatan bagi hasil mudharabah dan musyarakah, 2 pendapatan penyaluran yang mempergunakan prinsip jual beli, yaitu pendapatan margin murabahah, pendapatan bersih salam paralel dan ishtishna paralel dan 3 pendapatan bersih ijarah. Pendapatan operasi utama ini dipisahkan agar dapat memberikan informasi kepada pemakai laporan keuangan, atas pendapatan utama operasional bank syariah dan akan dikaitkan dengan bagi hasil yang telah diberikan oleh bank syariah. 2 Hak Pihak Ketiga atas Bagi Hasil Investasi tidak Terikat Unsur ini merupakan jumlah bagi hasil yang diberikan oleh bank syariah kepada pemilik dana sesuai nisbah yang disepakati. Hak pihak ketiga atas bagi hasil investasi tidak terikat ini tidak dapat dikategorikan sebagai pendapatan dan beban bank syariah, tetapi merupakan alokasi pendapatan dari bank syariah. Hak pihak ketiga atas bagi hasil investasi tidak terikat juga tidak dikategorikan sebagai beban bank syariah karena besarnya sangat tergantung pada pendapatan operasi utama bank syariah, besarnya sebanding dengan pendapatan operasi utama, besarnya tidak tetap. 3 Pendapatan Operasi lainnya Unsur ini menampung pendapatan operasi utama lainnya yang merupakan milik bank syariah sepenuhnya tidak dibagihasilkan, meliputi pendapatan atas fee mudharabah muqayyadah, fee wakalah, fee kafalah dan pendapatan atas layanan berdasarkan imbalan lainnya. 4 Beban-beban Beban-beban ini merupakan semua beban yang menjadi tanggungan bank sebagai mudharib sebagaimana layaknya bank. Beban-beban bank syariah meliputi beban tenaga kerja, beban umum dan administrasi dan beban operasi lainnya. Laporan laba rugi bank syariah yang mempergunakan metode bagi hasil revenue sharing berbeda dengan yang mempergunakan metode profit sharing. Bank yang mempergunakan metode profit sharing harus membuat laporan laba rugi atas pengelolaan dana mudharabah yang terpisah dengan laporan laba rugi bank. Laporan laba rugi pengelolaan dana mudharabah inilah yang akan dipergunakan sebagai dasar pembagian bagi hasil dengan pemilik dana. Jika pengeloaan dana tersebut mengalami kerugian yang bukan disebabkan oleh kesalahan mudharib, maka sesuai dengan prinsipnya kerugian tersebut akan menjadi tanggungan pemilik dana. Hal yang perlu diperhatikan dalam membuat laporan laba rugi pengelolaan dana mudharabah, khususnya yang berkaitan dengan beban, harus ada kriteria yang jelas tentang beban yang menjadi tanggungan dana mudharabah, baik beban tenaga kerjanya, beban umum dan administrasi maupun beban operasi lainnya. Beban yang menjadi tanggungan bank tidak dibebankan pada laba rugi pengeolaan dana mudharabah.

2.2.7. Kajian Penelitian Terdahulu