Metode pengoperasian bubu Unit Penangkapan Bubu

10

2.2.3 Metode pengoperasian bubu

Prinsip pengoperasian bubu yaitu dipasang secara pasif menghadang dan memerangkap ikan. Hal-hal yang membuat ikan tertarik pada bubu khususnya pada bubu yang tidak menggunakan umpan antara lain Fern Ö et al. 1994: 1 Pergerakan acak ikan, 2 Menganggap bubu sebagai tempat istirahat dan berlindung, 3 Tingkah laku sosial interspesies, 4 Pemangsaan, 5 Mencari pasangan reproduksi. Martasuganda 2003 menambahkan bahwa secara umum ikan masuk ke dalam bubu karena faktor- faktor berikut: 1 Mencari makan, 2 Mencari tempat berlindung, 3 Mencari tempat beristirahat, 4 Sifat thigmotaxis ikan. Dalam pengoperasiannya bubu ada yang menggunakan umpan ataupun tanpa umpan. Penggunaan umpan pada bubu bertujuan untuk menarik perhatian ikan sehingga ikan terangsang memasuki bubu untuk mencari makan. Umpan yang baik bersifat: efektif menarik perhatian ikan warna, bentuk, bau atau aspek lainnya, mudah dipasang di dalam bubu, tahan lama di dalam air, harganya terjangkau, dan mudah diperoleh. Metode pengoperasian bubu ada dua cara yaitu sistem tunggal dan sistem rawai Gambar 2. Masing- masing cara disesuaikan dengan kedalaman pemasangan, jarak pemasangan, dan lokasi pemasangan Sainsbury, 1996. Pada metode pengoperasian bubu sistem tunggal pada tali utama main line hanya dipasang satu bubu, sedangkan pada sistem rawai, satu tali utama dapat dipasang dua atau lebih bubu. 11 Gambar 2 Metode pengoperasian bubu a sistem tunggal dan b sistem rawai Adapun tahapan dalam pengoperasian bubu secara umum ada 4 tahap yaitu sebagai berikut Sainsbury, 1996: 1 Pemasangan umpan Pada perikanan bubu yang menggunakan umpan, sebelum bubu dipasang ke dalam perairan fishing ground umpan harus dipasang terlebih dahulu dalam bubu. Posisi umpan harus didesain sedemikian rupa sehingga mampu menarik perhatian ikan baik dari bau maupun bentuknya. Biasanya umpan dipasang di tengah-tengah bubu, digantungkan dengan tali atau tempat umpan. 2 Pemasangan bubu setting Bubu yang telah siap diturunkan satu demi satu sesuai dengan metode yang digunakan sistem rawai atau tunggal, baik dengan tangan maupun alat bantu berupa mechanical line hauler. Sebagai penanda posisi pemasangan pada bubu dilengkapi dengan pelampung. Hal ini akan memudahkan nelayan dalam menemukan kembali bubunya. 3 Perendaman bubu soaking Lama perendaman bubu bervariasi tergantung dari jenis dan tingkah laku dari ikan yang akan ditangkap. Lama perendaman bubu berkisar antara beberapa jam sampai beberapa hari. 12 4 Pengangkatan bubu hauling Proses hauling pada bubu dapat dilakukan dengan tangan atau alat bantu disesuaikan dengan ukuran bubu dan kedalaman pemasangan. Penggunaan alat bantu akan mempercepat dan mengefisienkan tenaga selama proses hauling. Setelah bubu sampai di atas kapal, ikan dikeluarkan dan dilakukan penanganan, misalnya disimpan di tempat penyimpanan. 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian