Unit Penangkapan Bubu Percobaan pengoperasian bubu pada zona fotik dan apotik di teluk Palabuhanratu

5 PEMBAHASAN

5.1 Unit Penangkapan Bubu

Selama penelitian bubu menunjukkan kinerja yang baik. Namun bentuk bubu yang permanen dan berukuran besar mengakibatkan terbatasnya jumlah bubu yang dapat dioperasikan oleh nelayan. Masih dimungkinkan dilakukan modifikasi bubu yaitu dengan memperkecil ukurannya mengingat sebagian besar hasil tangkapannya adalah jenis udang dan kepiting. Jenis ini tidak memerlukan ukuran badan bubu body yang besar untuk menampung hasil tangkapan tersebut. Pengurangan ukuran bubu memungkinkan penambahan jumlah bubu pada setiap rangkaian atau sistem rawai sehingga dapat menjangkau daerah penangkapan yang lebih luas. Selain itu dapat meningkatkan efisiensi biaya pembuatan. Biaya dapat ditekan dengan berkurangnya kebutuhan material pembuat bubu. Pada saat hauling tali cabang terbelit pada tali utama. Hal ini disebabkan adanya beban yang besar berasal dari bubu dan pengaruh arus air. Kondisi demikian memungkinkan putusnya tali cabang atau tali utama. Kecepatan tarikan harus disesuaikan dengan kondisi tegangan tali utama sehingga peluang putusnya tali dapat dikurangi. Penggunaan umpan sangat efektif dalam memikat ikan atau udang memasuki bubu. Pengoperasian bubu tanpa umpan memberikan hasil tangkapan yang sangat sedikit atau bahkan tidak ada ikan ya ng tertangkap. Kandungan zat kimia yang terdapat dalam umpan baik ikan pari Trygone sephen maupun cucut Carcharhinus limbatus yang diduga memikat ikan yaitu lemak atau protein. Selama perendaman terjadi proses penguraian oleh bakteri sehingga menimbulkan zat kimia yang mampu terlarut dan menyebar di dalam air. Penggunaan umpan lebih efektif dengan adanya pengaruh arus air. Daya sebar zat kimia tersebut dapat menjangkau wilayah yang lebih luas dengan bantuan arus. Berdasarkan Gambar 9 terjadi perubahan kecepatan tarikan oleh mechanical line hauler. Kecepatan tarikan bertambah seiring dengan berkurangnya beban tarikan. Selain beban dari bubu, arus juga memberikan pengaruh terhadap kecepatan tarikan. 38 Kecepatan arus yang lebih besar memberikan penambahan beban pada pengangkatan bubu. Hal ini dapat dilihat bahwa kecepatan tarikan bubu yang dioperasikan di zona afotik tidak menunjukkan perbedaan pada setiap urutan penarikan bubu. Alat ini memiliki kelebihan dimana kecepatan putaran mesin dapat diatur untuk selanjutnya direduksi oleh bagian pereduksi. Perubahan kecepatan tersebut disesuaikan dengan kondisi tegangan tali utama. Pada saat beban bertambah akibat pengaruh arus putaran dikurangi untuk meminimalisasi putusnya tali utama. Kendala yang terjadi dapat ditanggulangi dengan melakukan perawatan rutin baik bagian mesin penggerak maupun pereduksi putaran. Perawatan mesin penggerak dapat dilakukan seperti halnya perawatan pada mesin berbahan bakar bensin lainnya seperti pengecekan karburator, sistem perapian, dan penggantian oli mesin. Pemberian pelumas pada bagian pereduksi putaran terutama gear akan mengurangi gesekan, memperlancar putaran gear dan memperlambat proses keausan.

5.2 Komposisi Hasil Tangkapan