diperoleh berdasarkan pengujian kointegrasi. Apabila rank kointegrasi dua r=2. Maka terdapat dua vektor kointegrasi yang terbentuk.
Kedua vektor tersebut just identified karena terdapat dua set restriksi untuk dua persamaan. Agar persamaan tersebut dapat diuji untuk diinterpretasikan
secara ekonomi maka dilakukan overidentifying restriksi untuk memperoleh model hubungan jangka panjang yang terestriksi sehingga bermakna secara
ekonomi, dan kemudian parameterparameter diestimasi dengan menggunakan Maximum Likelihood. Hasil estimasi model VECM digunakan untuk memperoleh
informasi jangka pendek dan jangka panjang dengan tingkat perubahan tertentu. Tetapi hasil estimasi ini sangat tergantung pada tujuan penelitian dan merupakan
hasil antara untuk memperoleh residual yang akan digunakan dalam innovation accounting yang meliputi analisis IRF dan FEVD.
Impulse Response Function IRF dapat dilakukan untuk melihat respon dinamis setiap variabel yang dianalisis terhadap adanya shock atau guncangan atas
variabel tertentu. Sementara itu, Forecast Error Variance Decompositon FEVD dilakukan untuk melihat berapa persen kontribusi guncangan masingmasing
variabel terhadap perubahan variabel tertentu.
2.3. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Analisis serta kajian mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi nilai tukar telah banyak dilakukan. Berikut ini akan dipaparkan beberapa penelitian
terdahulu mengenai faktor apa saja yang mempengaruhi nilai tukar, khususnya
apabila dilihat dari adanya aliran keuangan yang masuk dan ke luar dari suatu negara dengan memperhitungkan posisi dari neraca pembayaran.
Wibowo dan Amir 2005 melakukan penelitian terhadap faktorfaktor yang mempengaruhi nilai tukar dengan salah satu model penelitiannya dengan
memasukkan variabel neraca perdagangan sebagai variabel eksogen dalam mempengaruhi nilai tukar. Model yang dikembangkan oleh Wibowo dan Amir
2005 merupakan model yang didasarkan dari model penelitian yang dilakukan oleh Meese dan Rogoff 1983 yang telah membangun suatu uji langsung yang
sulit dalam tiga tahap. Pertama, mereka merumuskan suatu model yang menampung sebagian besar halhal yang dipercayai oleh pakar ekonomi sebagai
sesuatu yang menyebabkan perubahan nilai tukar. Dari persamaan gabungan paritas daya beli:
÷ ÷
ø ö
ç ç
è æ
÷ ÷
ø ö
ç ç
è æ
÷ ÷
ø ö
ç ç
è æ
= =
y y
k k
M M
P P
r
f f
f f
. .
……………………….................. 2.11
dimana M dan M
f
masingmasing adalah jumlah uang beredar dalam negeri dan luar negeri , P dan P
f
adalah tingkat harga, y dan y
f
adalah PDB riil, serta k dan k
f
adalah nisbah perilaku yang ditentukan oleh masingmasing persamaan tersebut Dalam model persamaan yang dibangun oleh Wibowo dan Amir 2005,
nilai k dari persamaanpersamaan di atas dimungkinkan untuk tergantung pada suku bunga di dalam dan luar negeri i dan i
f
, tingkat inflasi di dalam dan luar negeri π dan π
f
, dan neraca perdagangan TB di dalam negeri. Dengan demikian persamaan untuk memperkirakan harga valuta asing r menjadi:
, ,
. .
TB i
i K
y y
M M
r
f f
f f
p p -
- ÷
÷ ø
ö ç
ç è
æ ÷
÷ ø
ö ç
ç è
æ =
………………….............. 2.12
dimana K merupakan nisbah k
f
k. Berdasarkan hasil yang diteliti ternyata hanya varibel TB yang tidak mempengaruhi secara signifikan sedangkan variabel
lainnya sukup signifikan dalam mempengaruhi nilai tukar. Atmadja 2002 melakukan penelitian dengan judul analisa pergerakan
nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika setelah diterapkannya kebijakan sistim nilai tukar mengambang bebas di Indonesia. Dalam penelitiannya, Atmadja
memasukkan variabel besarnya surplus atau defisit neraca pembayaran sebagai salah satu variabel eksogen dalam melakukan penelitian. Berdasarkan hasil
penelitiannya dengan menggunakan metode OLS ternyata variabel surplus dan
defisitnya neraca pembayaran tidak signifikan mempengaruhi nilai tukar.
2.4. Kerangka Pemikiran Operasional